Ikuti Kami

Muslimah Talk

Pro Kontra Feminisme dalam Islam

Pro Kontra Feminisme dalam Islam

BincangMuslimah.Com – Kata keadilan gender secara umum kini telah bebas disuarakan oleh masyarakat kita. Seiring berjalannya waktu, meski lambat namun pasti, ‘perempuan’ mulai mempunyai literasi yang mumpuni terkait hak apa saja yang harus didapatkan. 

Selain itu, perempuan kini mulai tahu tindakan apa yang sebenarnya bisa menyakiti nilai-nilai kemanusiaan pada diri mereka. Sehingga kejadian buruk dapat terhindarkan.

Ini tentunya menjadi kabar baik. Dengan adanya kesadaran akan hak-hak mereka, perempuan kini dapat menjalankan kehidupan secara baik. Selain itu mereka pun dapat terhindar dari segala bentuk kekerasan dengan adanya literasi tadi. 

Kesadaran ini pula lah yang membangunkan feminisme dalam setiap kesadaran setiap orang. Feminisme sendiri merupakan sebuah gerakan sosial, politik atau ideologi yang dimiliki oleh seorang individu untuk membangun kesetaraan gender. 

Namun sayangnya, situasi ini tidak semua dapat dirasakan oleh perempuan di tanah air. Sebagian budaya dan sosial kita masih membenamkan patriarki di dalam realitas berkehidupan. Di mana peran laki-laki amat ditentukan, sedangkan perempuan dalam posisi pelengkap.   

Di sisi lain, masyarakat kita masih berada dalam pro dan kontra terkait adanya gerakan feminisme terutama dalam literasi Islam. Berbagai alasan menjadi penyebab sebagian masyarakat kita menentang. 

Di antaranya seperti gerakan feminisme dapat mengubah fitrah perempuan. Selain itu pandangan ini dianggap tidak sesuai dengan syariat. Alias melanggar hukum-hukum Islam. 

Tidak hanya sampai di sana, ditentangnya gagasan feminisme kerap dikaitkan dengan produk-produk barat. Sehingga memunculkan tudingan jika dibiarkan akan merusak agama. 

Benarkah demikian? Menurut K.H Husein Muhammad dalam bukunya yang berjudul Fiqh dan Perempuan, terkait pesoalan gender, Al-Quran pada prinsipnya  memunculkan pandangan egaliter atau setiap orang harus diperlakukan secara sama. 

Baca Juga:  Mahsati Ganjavi: Perempuan Cemerlang yang Membangkitkan Muslim Azerbaijan

Surah Al-Hujarat ayat 13 petunjuk jika pedoman umat muslim yaitu Al-Quran menunjukkan prinsip itu. 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ 

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

Jika merujuk pada tafsir as-Sa’di oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di abad 14 H, ayat di atas menunjukkan ukuran kemulian seseorang adalah takwa. Selain itu orang yang punya posisi paling mulia adalah melakukan ketaaatan dan menjauhi kemaksiatan. 

Bukan dari keberadaan sosial, nasab, asal-usul apalagi jenis kelamin. Di sisi lain, Rasulullah pun pernah mengungkapkan terkait kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. 

“Kaum perempuan adalah saudara kandung kaum laki-laki” (H.R Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud Juz 1 hlm 16). 

Masih dalam buku “Fiqih Perempuan”, K.H Husein Muhammad menyebutkan jika keberadaan Al-Quran serta ucapan Rasulullah merupakan bentuk revolusi. Menghancurkan kebudayaan yang kala itu masih bersifat tidak adil dan misoginis. 

Perempuan di zaman sebelum Keislaman diposisikan sebagai makhluk yang hina dina. Tidak punya harga diri dan dianggap sebagai pembawa aib. Bahkan untuk menghilangkan rasa malu, tidak sedikit anak perempuan yang dikubur hidup-hidup. 

Sayangnya, revolusi ini terkadang musti terbentur dengan beberapa justifikasi yang dianggap bersumber dari agama. Hal ini mungkin saja dikarenakan tradisi dan budaya patriarki yang mengakar begitu lama. 

Padahal sudah jelas jika keberadaan Islam menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Bisa dilihat dari munculnya Al-Quran sebagai penyempurna dari kitab terdahulu dan mengajarkan banyak prinsip kemanusiaan di dalamnya.

Baca Juga:  Islam Mengajarkan Pentingnya Mencintai Diri Sendiri

Sedangkan, untuk mengarah pada prinsip kemanusiaan, diperlukan perwujudan keadilan, kebebasan, kesetaraan dan saling menghargai. Tanpa memandang status sosial, kedudukan hingga jenis kelamin. 

Penulis sendiri menyimpulkan bahwa mereka yang kontra terhadap feminisme karena adanya prasangka bahwa gerakan dan gagasan ini berasal dari dunia barat. Dan dunia barat, selalu diidentikkan dengan nilai-nilai yang berseberangan dengan agama Islam. 

Padahal, seperti yang dijelaskan di atas, feminisme adalah gerakan atau gagasan yang muncul karena ada hal yang tidak beres dengan ketidakadilan. Adanya ketimpangan perempuan dengan laki-laki yang berakhir dalam pembatasan kebebasan. 

Karenanya, penulis merasa masih ada perbedaan dari akar masalah ketidakadilan gender. Sehingga sampai saat ini masih menimbulkan pro dan kontra. Entah masih terjebak pada terminologi dan bahasa. 

Atau mereka yang kontra, masih belum sepakat jika segala bentuk diskriminasi pada perempuan merupakan sesuatu yang juga diperjuangkan dalam nilai-nilai Keislaman.

 

Rekomendasi

muslimah posthuman Pascamanusia Pascaperempuan perspektif feminis muslimah posthuman Pascamanusia Pascaperempuan perspektif feminis

Menjadi Cyberfeminis dengan Memaksimalkan Media Sosial

Kisah Annemerie Schimmel Kisah Annemerie Schimmel

Kisah Annemerie Schimmel, Orientalis yang Terpesona dengan Islam

fomo media sosial islam fomo media sosial islam

Upaya Menghindari Fomo dalam Kacamata Islam

Resensi Buku Feminisme Muslim di Indonesia

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

Pelaku Pemerkosaan Dibela Ayahnya Pelaku Pemerkosaan Dibela Ayahnya

Sulitnya Menjegal Pelaku Pelecehan Seksual

Diari

Mengapa Menyebarkan Kesadaran Tentang Penyandang Disabilitas itu Penting? Mengapa Menyebarkan Kesadaran Tentang Penyandang Disabilitas itu Penting?

Mengapa Menyebarkan Kesadaran Tentang Penyandang Disabilitas itu Penting?

Khazanah

Kiat Syariat Islam dalam Menghapus Perbudakan Kiat Syariat Islam dalam Menghapus Perbudakan

Kiat Syariat Islam dalam Menghapus Perbudakan

Tak Berkategori

Meutya Hafid, Menkomdigi Perempuan Pertama, dan Kebijakan dalam Penangangan KBGO Meutya Hafid, Menkomdigi Perempuan Pertama, dan Kebijakan dalam Penangangan KBGO

Meutya Hafid, Menkomdigi Perempuan Pertama, dan Kebijakan dalam Penangangan KBGO

Muslimah Talk

Konsep 'Frugal Living' Sebagai Manifestasi Nilai-nilai Al-Quran Konsep 'Frugal Living' Sebagai Manifestasi Nilai-nilai Al-Quran

Konsep ‘Frugal Living’ Sebagai Manifestasi Nilai-nilai Al-Quran

Muslimah Daily

menghilangkan Stigma Negatif Janda menghilangkan Stigma Negatif Janda

Tiga Alasan Kita Wajib Memuliakan Perempuan

Kajian

Hukum Menjual Barang Orang Lain Hukum Menjual Barang Orang Lain

Hukum Menjual Barang Orang Lain

Kajian

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

ratu bilqis ratu bilqis

Tafsir Q.S An-Naml Ayat 23: Meneladani Kepemimpinan Ratu Balqis dalam Politik

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Bolehkah Akikah Anak Kembar dengan Satu Kambing?

Ibadah

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

Connect