Ikuti Kami

Muslimah Talk

Aleta Baun, Aktivis Ekofeminisme dari Timur Indonesia

Aleta Baun Aktivis Ekofeminisme
sumber gambar: indonesiatimur.co

BincangMuslimah.Com – Salah satu cabang dari gerakan feminisme ialah ekofeminisme, yakni gerakan yang dipelopori oleh sekelompok golongan perempuan atau aktivis perempuan karena meyakini bahwa terdapat kesamaan antara perempuan dan alam sekitar dalam mengalami penindasan, ketidakadilan perlakuan, ketidakberdayaan, serta eksploitasi. Salah satu aktivis yang menggaungkan narasi ekofeminisme ini adalah Aleta Baun.

Sebelum membahas jauh sosok Aleta Baun, perlu diketahui terlebih dahulu definisi ekofeminisme menurut Karen J. Warren. Ia berpendapat bahwa ekofeminisme merupakan prinsip dasar, kaidah, dan penerapannya dalam isu sosial oleh golongan perempuan terhadap beragam problematika lingkungan, alam, dan manusia, serta memperhatikan adanya keadilan gender maupun kelestarian alam. Ekofeminisme juga hadir sebagai gerakan sosial yang berkaitan dengan etika lingkungan dan penyelamatan lingkungan dengan berlandaskan asas perempuan.

Dalam agama Islam sendiri, perintah menjaga lingkungan dan untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi datang langsung dari Allah Swt. melalui firman-Nya, sebagaimana disebutkan dalam ayat Alquran:

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya: “dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.

Aleta Baun adalah seorang aktivis ekofeminisme, perempuan pejuang lingkungan. Perempuan kelahiran Desa Lelobatan, Mollo, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, 16 Maret 1963 ini dikenal dunia karena kegigihannya dalam mempertahankan tanah kelahiran atas dorongan keinginan sederhana yang muncul dari jiwanya. Cita-citanya yakni berharap masyarakat setempat tidak kehilangan sumber pangan dan budaya daerah.

Gerakannya dalam memperjuangkan wilayah Mollo berakar saat kegalauannya muncul akibat melihat gunung batu Anjaf dan Nausus mulai dirambah industri tambang dan industri kehutanan. Batu Anjaf (dibelah) untuk dikeruk dan diolah menjadi batu marmer. Akibat kegiatan pengerukan batu tersebut membawa dampak buruk, eksistensi masyarakat adat yang terancam punah bahkan harus kehilangan ”nama” mereka. 

Baca Juga:  Raden Ajeng Sutartinah dan Perannya dalam Perjuangkan Hak Pendidikan Perempuan

Dikutip dari lifemosaic.net, terdapat empat hal mendasar yang menjadi filosofi masyarakat Mollo: nasi fani on nafum—yang berarti ”rambut atau pori-pori adalah hutan”, fatu fani on nuif—”batu adalah tulang”, eol fani on na —”air adalah darah”, afu fani on nesa —”tanah adalah daging”.

Sebagai seorang aktivis lingkungan, Aleta menjelaskan, makna bumi bagi masyarakat Timor. “Mama kita itu siapa? Mama kita adalah tanah. Tanah adalah ibu yang menyusui. Bagaimana bisa kita menyangkal mama? Kita tak bisa dipisahkan dari sumber daya alam karena kita tak bisa dipisahkan dari tanah, kita hidup dari situ. Orang meninggal kembali ke tanah,” ucapnya.

Perjuangan Aleta di tanah kelahirannya sendiri tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pada mulanya, ia mendapat pertentangan dari komunitas adat karena mempermasalahkan kaum perempuan yang maju dan bergerak sebagai pemimpin. Tidak sedikit golongan laki-laki yang menolak pemimpin perempuan karena stereotip yang kental dan meyakini perempuan hanya bisa bekerja di ranah domestik dan tidak berhak menjadi pelopor ataupun pemimpin gerakan yang ada kala itu. Tapi pernyatan tersebut dibantah kembali oleh Aleta dengan mengatakan:

“Bagaimana perempuan harus meyakinkan bahwa perempuan bisa, itu menjadi tantangan yang besar karena awalnya saya tidak diterima oleh tokoh adat, tapi saya menunjukkan bahwa perempuan bisa dan hebat,” ungkapnya.

Ucapan Aleta itu akhirnya berhasil dibuktikan setelah ia sukses mengawal bahkan menjadi pemimpin sebuah gerakan yang meminta penutupan praktik tambang di desanya. Keberhasilannya tersebut juga menjadi alasan bagi golongan laki-laki dan masyarakat setempat mulai mengakui bahwa perempuan ternyata bisa berada di barisan terdepan sebagai pemimpin dan dapat membuktikan kemampuan golongan perempuan.

Baca Juga:  Perempuan Sufi dalam Literatur Islam Klasik

Selanjutnya, karena upaya Aleta dalam memperjuangkan lingkungan dengan tulus ternyata mengantar sosok pejuang lingkungan oleh golongan perempuan dari NTT tersebut pada tahun 2013 lalu mendapatkan penghargaan Goldman Environment Prize dan penghargaan Yap Thiam Hien Award pada tahun 2016.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Alumni Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Pegiat Sastra Arab, dan Gender Islam.

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

syarat bayi anak susuan syarat bayi anak susuan

Balasan Bagi Ibu yang Enggan Menyusui Anaknya

Kajian

Female Breadwinner : Fenomena Perempuan Menjadi Pencari Nafkah Utama Female Breadwinner : Fenomena Perempuan Menjadi Pencari Nafkah Utama

Female Breadwinner : Fenomena Perempuan Menjadi Pencari Nafkah Utama

Muslimah Talk

Izin Poligami ASN Jakarta: Ketika Negara Memperkuat Diskriminasi terhadap Perempuan Izin Poligami ASN Jakarta: Ketika Negara Memperkuat Diskriminasi terhadap Perempuan

Izin Poligami ASN Jakarta: Ketika Negara Memperkuat Diskriminasi terhadap Perempuan

Diari

Syariat Di balik Rasulullah Pernah dibuat "Lupa" Syariat Di balik Rasulullah Pernah dibuat "Lupa"

Syariat Di balik Rasulullah Pernah dibuat “Lupa”

Kajian

Perempuan Memakai Anting-anting, Sunnah Siapakah Awalnya?

Muslimah Daily

Body Positivity dalam Al-Quran: Menerima dan Menghargai Tubuh Sebagai Amanah Allah Body Positivity dalam Al-Quran: Menerima dan Menghargai Tubuh Sebagai Amanah Allah

Body Positivity dalam Al-Quran: Menerima dan Menghargai Tubuh Sebagai Amanah Allah

Diari

Ayat tentang keluarga sakinah Anak Bisa Menjadi Fitnah bagi Orangtua Ayat tentang keluarga sakinah Anak Bisa Menjadi Fitnah bagi Orangtua

Konsep Sakinah Mawaddah Wa Rohmah menurut Dr. Nur Rofiah

Kajian

Surah At-Taubah ayat 36: Mengungkap Keistimewaan dan Kemuliaan Bulan Rajab Surah At-Taubah ayat 36: Mengungkap Keistimewaan dan Kemuliaan Bulan Rajab

Surah At-Taubah ayat 36: Mengungkap Keistimewaan dan Kemuliaan Bulan Rajab

Kajian

Trending

Perempuan Memakai Anting-anting, Sunnah Siapakah Awalnya?

Muslimah Daily

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Lima Keutamaan Asiyah Istri Firaun yang Disebut Dalam Hadis dan al-Qur’an

Kajian

Penyakit hati Penyakit hati

Hati-Hati, Ini Ciri Kalau Kamu Punya Penyakit Hati

Kajian

https://www.idntimes.com/ https://www.idntimes.com/

Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Memiliki Pasukan Armada Laut Terbesar di Nusantara

Muslimah Talk

Tata Cara Mengurus Bayi yang Meninggal

Kajian

Mengenal Hamnah Binti Jahsy, Perawat Perempuan di Masa Rasul

Muslimah Talk

ummu salamah penyebutan perempuan ummu salamah penyebutan perempuan

Menelaah Tafsir Ummu Salamah: Menyambung Sanad Partisipasi Perempuan dalam Sejarah Tafsir al-Qur’an

Kajian

Sufi Perempuan Indonesia dalam Teks-teks Kuno  

Muslimah Talk

Connect