Ikuti Kami

Kajian

Hukum Menalak Istri saat Mabuk

BincangMuslimah.Com – Mabuk merupakan kebiasaan yang tidak baik, mungkin ada istri yang tidak suka melihat suaminya mabuk-mabukan lalu meminta cerai dan langsung diiyakan oleh sang suami, misalnya langsung dengan talak tiga. Tapi begitu sadar, suami lupa dan tidak menghendaki perceraian. Nah, kira-kira bagaimana menganggapi kasus yang seperti ini?

Mabuk dilarang dalam Islam, sebab mabuk dapat menghilangkan akal seseorang. Saat mabuk seseorang tidak bisa mengingat apa yang dilakukan dan diucapkan. Allah berfirman dalam surat An-Nisa [3]’ 43 berikut ini

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.” (QS. anNisa: 43)

Mengenai talaknya suami yang sedang mabuk terdapat beberapa pendapat.

Pertama, Talak seseorang yang sengaja mabuk tidak sah dan ini pendapat mayoritas ulama. Salah satunya qaul jadid Imam Syafi’i. Imam Baihaqi menuliskan dalam Ma’rifatus Sunan wal Atsar, Imam Syafi’i berpendapat talaknya seseorang yang sengaja mabuk sah, begitu juga jika ia membebaskan budaknya saat mabuk. Imam Syafi’i mengatakan;

أكثر ما لقيت من المفتين على أن طلاقه يجوز

“Kebanyakan mufti yang aku temui (menyatakan) sesungguhnya talaknya (orang mabuk) boleh.”

Sebab menurutnya mabuk bukanlah termasuk dalam tiga keadaan yang dimaafkan sebagaimana dalam hadis berikut

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم رفع القلم عن الصبي حتى يبلغ، والمجنون حتى يفيق والنائم حتى يستيقظ

Rasulullah Saw bersabda, “Pena pencatat amal dan dosa itu diangkat dari tiga golongan; orang yang tidur hingga terbangun, orang gila hingga ia waras, dan anak kecil hingga ia balig.” (H.R. Abu Daud)

Baca Juga:  Dua Syarat Seorang Bayi Dihukumi Anak Susuan

Berpijak dengan hadis tersebut menurut Imam Syafi’i, mabuk bukan termasuk dari yang dimaafkan, baik secara bahasa atau secara makna. Tiga hal di atas merupakan keadaan yang terjadi di luar keinginan manusia, sedangkan sebelum meminum minuman keras seseorang bisa memilih untuk tidak meminumnya.

Apalagi minuman keras merupakan sesuatu yang haram diminum karena itu talaknya orang yang sengaja mabuk -meski talak diucapkan tanpa sadar- tetap terjadi. Kecuali jika ia mabuk bukan karena benda yang tidak dilarang seperti terlalu banyak makan buah durian atau minuman buah-buahan yang belum menjadi minuman keras.

Pendapat kedua mengatakan talak tidak sah jika ia dipaksa mabuk kemudian dalam keadaan tersebut ia menalak istrinya. Talak orang tersebut tidak sah menurut kesepakatan ulama.

Pendapat ketiga, talak tidak sah meski mabuk disengaja atau tidak. Di antaranya pendapat lama dari Imam Asy Syafi’i, pendapat yang dipilih oleh AlMuzani (murid Imam Syafi’i), pendapat Ath Thahawi (salah seorang ulama besar Hanafiyah)dan pendapat lain dari Imam Ahmad. Pendapat terakhir ini menjadi pendapat Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah. Mereka berpendapat talak seseorang yang mabuk tidak sah baik sengaja atau tidak sebab pada saat itu mereka tidak sadar. Hal ini sebagaimana dalam hadis berikut

كُلُّ الطَّلاَقِ جَائِزٌ إِلاَّ طَلاَقُ النَّشْوَانِ وَ طَلاَقُ المجْنُوْنَ

“Setiap talak itu boleh (sah) selain talak yang dilakukan oleh orang yang mabuk atau orang yang gila” (HR. Thabrani)

Jadi, bagi seorang muslim agar menjauhkan diri dari minum minuman keras sebab hal itu dilarang dalam Islam. Selain itu talak bukan sesuatu yang main-main karenanya agar tidak asal mengatakan talak. Meski ada ulama yang berpendapat talak orang yang mabuk tidak sah, tapi itu hanya sebagian pendapat ulama saja. Sementara mayoritas ulama berpendapat talaknya orang yang mabuk tetap sah, kecuali orang tersebut dipaksa untuk mabuk.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Peneliti el-Bukhari Institute

Komentari

Komentari

Terbaru

Metode Nabi Muhammad Metode Nabi Muhammad

Tiga Langkah Membina Generasi Berkualitas bagi Perempuan Karir

Keluarga

Tiga Hal Ini Perlu Ditekankan agar Pernikahan Menjadi Sakinah

Keluarga

makmum fardhu orang sunnah makmum fardhu orang sunnah

Hukum Menjadi Makmum Shalat Fardhu kepada Orang yang Shalat Sunnah

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

panduan melaksanakan puasa syawal panduan melaksanakan puasa syawal

Panduan Melaksanakan Puasa Syawal

Ibadah

beberapa ibadah bulan syawal beberapa ibadah bulan syawal

Berikut Beberapa Ibadah yang Bisa Dilakukan di Bulan Syawal

Ibadah

kartini sikap kritis beragama kartini sikap kritis beragama

Raden Ajeng Kartini dan Sikap Kritis dalam Beragama

Khazanah

jiwa kartini setiap perempuan jiwa kartini setiap perempuan

Jiwa Kartini Ada di Setiap Diri Perempuan

Muslimah Talk

Trending

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa yang Diajarkan Rasulullah kepada Aisyah agar Terhindar Keburukan

Ibadah

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Hukum Sulam Alis dalam Islam

Muslimah Daily

Doa Setelah Shalat Witir

Ibadah

kisah yahudi maulid nabi kisah yahudi maulid nabi

Enam Hal Penting yang Perlu Digarisbawahi tentang Poligami Rasulullah

Kajian

Connect