BincangMuslimah.Com – Saat berselancar di media sosial, banyak kalimat ajakan yang dikemas bernafaskan keagamaan. Salah satunya seruan untuk perempuan di mana beraktivitas di dalam rumah lebih baik ketimbang di luar.
Selain itu, banyak ajakan yang menyatakan jika perempuan lebih baik tidak bekerja di luar. Sudah menjadi fitrah ia tetap di rumah mengurus anak, memasak, membersihkan rumah dan memastikan semuanya tercukupi.
Tentu saja saran itu tidaklah salah. Menjadi ibu rumah tangga merupakan salah satu keputusan istimewa dan harus dihargai dari seorang perempuan. Namun bagaimana pandangan Islam dengan perempuan yang bekerja di ruang-ruang publik? Apakah benar derajatnya tidak lebih baik?
Sepertinya pandangan seperti itu harus dipertimbangkan kembali. Seiring waktu berjalan, perempuan tidak hanya mendapatkan pendidikan dan dapat mengemukakan pendapat saja.
Kini, setiap perempuan bebas menentukan profesi yang ingin mereka jalani. Ia bisa saja menjadi seorang polisi, guru, dokter bahkan profesi yang tadinya disangkakan hanya laki-laki saja yang boleh atau mampu.
Islam pun nyatanya tidak mempermasalahkan profesi apa yang digeluti oleh perempuan. Bahkan, perempuan yang mencari nafkah dan membantu menghidupi keluarga punya tempat istimewa di sisi Allah.
Selain itu, diceritakan Rasulullah pun menghormati perempuan yang bekerja di ruang publik. Bahkan walau pun hanya seorang yang membersihkan masjid. Hal ini diungkapkan pada satu hadis.
عن أبي هريرة رضي الله عنه : ان امرأة سوداء كانت تقم المسجد فقدمها رسول الله صلى الله عليه وسلم فسأل عنها بعد ايام فقيل له انها ماتت قال فهلا آذنتموني فاتى قبرها فصلى عليها.
“Abu Hurairah Ra berkata, “Ada seorang perempuan kulit hitam yang biasa membersihkan masjid (Suatu hari) Nabi Muhammad Saw mencarinya dan menanyakan kabarnya (karena tidak terlihat) selang beberapa hari. Ketika disampaikan bahwa ia telah meninggal dunia, Nabi Muhammad Saw kaget ‘Mengapa kamu tidak memberitahuku? Kemudian Nabi Muhammad Saw Mendatangi kuburannya dan shalat di atasnya. (H.R Imam Bukhari dalam Shahih-nya no 458).
Menurut Faqihuddin Abdul Kodir di dalam bukunya berjudul 60 Hadis Shahih, diceritakan bahwa para sahabat tidak memberi kabar pada Rasullullah terkait kematian perempuan tersebut.
Para sahabat berpandangan jika kabar itu tidaklah penting. Namun tidak disangka, Rasulullah malah menunjukkan kesadaran betapa besar posisi perempuan tersebut. Ia pun memberikan apresiasi terhadap seluruh pekerjannya. Bahkan setelah meninggal.
Menurut Faqihuddin, hadis ini memberikan pemahaman kepada setiap orang untuk menghormati orang lain. Termasuk pada seorang perempuan. Apa pun pekerjaannya.
Oleh karena itu, jangan memandang rendah perempuan yang mempunyai profesi di ruang publik. Sejauh itu halal lagi baik, maka wajib untuk kita memberikan apresiasi dalam berbagai bentuk. Bisa pujian, atau bantuan ekonomi seperti gaji atau honor. Begitulah pandangan Islam terhadap perempuan yang bekerja di ruang publik. Tidak ada halangan bagi perempuan untuk bisa bergerak dalam bidang apapun.