Ikuti Kami

Keluarga

Benarkah Surga Ada di Bawah Telapak Kaki Ibu?

Definisi anak menurut hukum

BincangMuslimah.Com – Menghormati orang tua, tertutama ibu adalah suatu kelaziman bagi setiap anak. Betapa tidak, ibu telah mempertaruhkan nyawanya sendiri saat melahirkan, mempertaruhkan waktu dan kesehatan saat mengandung dan mengasuh. Sehingga sering kita dengar ungkapan “Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu” atau dalam redaksi Arabnya adalah “Al-jannatu tahta aqdaamil ummahaat”, lalu apakah itu hadis atau bukan?

Hadis tersebut diriwayatkan oleh imam Ibnu ‘Adi di dalam kitabnya ‘Al-Kamil fi Ad-Dhu’afa’ Ar-Rijal sebagaimana berikut.

عَنْ موسى بن محمد بن عطاء: حدثنا أبو المليح، حدثنا ميمون، عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم: «الْجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأمَّهَات؛ مَن شِئن أدخلن، ومَنْ شِئن أخْرَجن». قال ابن عدي: موسى بن محمد المقدسي منكر الحديث.

Artinya: Dari Musa bin Muhammad bin ‘Atha’, Abu Al-Malih, Maimunah, dari Ibnu ‘Abbas r.a., ia berkata,  Rasulullah saw. bersabda, “Surga itu di bawah telapak kaki-kaki para ibu, siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan memasukkannya, dan siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan mengeluarkannya.Imam Ibnu ‘Addi berkata, Musa bin Muhammad Al-Maqdisi itu munkarul hadis.

Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh imam Abu Bakar Asy-Syafi’i di dalam kitab ‘Ar-Ruba’iyyat, imam Abu Asy-Syaikh di dalam kitab Al-Fawaid, imam Al-Qudha’i di dalam kitab Musnad Asy-Syihab, dan imam Ad-Daulabi dari jalur sahabat Anas bin Malik r.a. Begitu pula dengan imam Al-Khathib meriwayatkannya di dalam kitab Al-Jami’ Li Akhlaq Ar-Rawi dan imam Suyuthi di dalam kitab Al-Jami’ As-Shaghir.

عَنْ مَنْصُوْرِ بْنِ الْمُهَاجِرِ عَنْ أبِي النَّضْرِ الْأبَارِ عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قاَلَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجَنَّةُ تَحْتَ أقْدَامِ الْأُمَّهَاتِ

Baca Juga:  Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Baby Blues

Artinya: Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, “Surga itu berada di bawah telapak kaki-kaki para ibu.” Menurut imam Al-Minawi di dalam kitab Faidh Al-Qadir bi Syarh Al-Jami’ As-Shaghir, Ibnu Thahir berkata, “Manshur dan Abu an-Nadhr (dua periwayat hadis tersebut) tidak diketahui identitasnya, dan hadis ini munkar.”

Dengan demikian, maka secara sanad hadis tersebut adalah dha’if. Hanya saja, makna hadis tersebut shahih, karena terdapat hadis-hadis shahih lainnya yang juga menerangkan tentang wajibnya menghormati orang tua.

Di antaranya adalah hadis riwayat imam Ibnu Majah, imam An-Nasa’i, imam Ahmad, imam Ath-Thabarani di dalam kitab Al-Mu’jam Al-Kabir dengan sanad hasan, dishahihkan oleh imam Al-Hakim, disepakati oleh imam Adz-Dzahabi, dan imam Al-Mundziri dari sahabat Mu’awiyah bin Jahimah sebagaimana berikut.

أنه جاء النبي صلى الله عليه وآله وسلم فقال: يا رسول الله، أردت أن أغزو، وجئت أستشيرك فقال: «هل لك من أم؟» قال: نعم، قال: «فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا»

Artinya: Bahwasannya ia (Mu’awiyah bin Jahimah) datang kepada Nabi saw., lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku ingin berperang, dan aku datang untuk meminta petunjukmu.” Nabi saw. bersabda, “Apakah engkau memiliki ibu?”, “Iya” “Menetaplah dengannya, karena sungguh surga di bawah kedua kakinya.”

Adapun riwayat imam Ibnu Majah lainnya dari Mu’awiyah bin Jahimah r.a. sebagai berikut.

عن معاوية ابن جاهمة قال: أتيتُ النبي صلى الله عليه وآله وسلم فقلت: يا رسول الله، إني كنت أردت الجهاد معك أبتغي بذلك وجه الله والدار الآخرة، قال: «وَيْحَكَ، أَحَيَّةٌ أُمُّكَ؟» قلت: نعم يا رسول الله، قال: «فارْجِعْ فَبَرَّهَا»، ثم أتيته من الجانب الآخر فقلت: يا رسول الله إني كنت أردت الجهاد معك أبتغي بذلك وجه الله والدار الآخرة، قال: «وَيْحَكَ، أَحَيَّةٌ أُمُّكَ؟» قلت: نعم يا رسول الله، قال‏:‏ «فارْجِعْ فَبَرَّهَا»، ثم أتيته من أمامه فقلت‏:‏ يا رسول الله إني كنت أردت الجهاد معك أبتغي بذلك وجه الله والدار الآخرة قال‏:‏ «وَيْحَكَ، الْزَمْ رِجْلَهَا، فَثَمَّ الْجَنَّةُ».

Baca Juga:  Anak-anak dan Pemahaman Radikal

Artinya: Dari Mu’awiyah ibn Jahimah, ia berkata, “Aku datang kepada Nabi saw., lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku ingin berjihad bersamamu, aku mengharap dengannya ridha Allah dan rumah akhirat (surga).” Beliau pun bersabda, “Celakalah engkau, apakah ibumu masih hidup?” “Iya, wahai Rasulullah.” Jawabku. “Pulanglah, berbuat baiklah dengannya”. Kemudian aku menemuinya di arah sampinya seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku ingin jihad bersamamu, aku ingin dengannya meraih ridah Allah dan surga.” “Celakalah, apakah ibumu masih hidup?” ‘Iya wahai Rasulullah” “Pulanglah, berbuat baiklah dengannya.” Lalu aku mendatanginya dari arah depan, aku berkata, “Wahai Rasulullah sungguh aku ingin berjihad bersamamu, aku ingin dengannya meraih ridha Allah dan surga.” Beliau bersabda, “Celakalah, menetaplah di kakinya, maka surga ada di sana.”

Selain hadis-hadis shahih di atas, menghormati orang tua memang perintah Allah swt. di dalam Al-Qur’an Al-Karim sebagaimana berikut.

﴿وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا ۞ وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا﴾ [الإسراء: 23-24]،

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”

Baca Juga:  Menjadi Ibu Adalah Pilihan Perempuan

Berdasarkan penjelasan di atas, meskipun hadis “Al-jannatu tahta aqdaamil ummahaat” adalah dhaif secara lafadz dan sanadnya, namun maknanya shahih dengan didukung oleh hadis-hadis shahih yang semakna lainnya dan ayat-ayat Al-Qur’an. Oleh sebab itu, maka bersikap tawadhu’ kepada ibu, menta’atinya, melayaninya, dan tidak menentangnya kecuali yang bertentangan dengan syariat adalah dapat menyebabkan kita masuk surga. Insya Allah. Wa Allahu a’lam bis Shawab.

*Artikel ini pernah dimuat BincangSyariah.Com

Rekomendasi

Berbakti kepada Orang Tua Berbakti kepada Orang Tua

Berbakti kepada Orang Tua, Jalan Tol Menuju Ridha Allah

please look after me please look after me

Please Look After Mom (Ibu Tercinta): Kisah Penyesalan Usai Ibu Menghilang

Faktor-Faktor Psikologis Baby Blues Faktor-Faktor Psikologis Baby Blues

Faktor-faktor Psikologis yang Mempengaruhi Baby Blues

Menjadi Ibu pilihan perempuan Menjadi Ibu pilihan perempuan

Menjadi Ibu Adalah Pilihan Perempuan

Ditulis oleh

Redaktur Pelaksana BincangMuslimah.Com, Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pondok Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Shafiyyah huyay istri nabi Shafiyyah huyay istri nabi

Shafiyyah binti Huyay, Perempuan Yahudi yang Masuk Islam dan Jadi Istri Nabi

Khazanah

Makna Tawakkal atau Berserah Diri kepada Allah

Ibadah

18 Rukun yang Wajib Dipenuhi dalam Shalat

Ibadah

Umar perhatian kaum perempuan Umar perhatian kaum perempuan

Kisah Umar bin Khattab yang Sangat Perhatian kepada Kaum Perempuan

Khazanah

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Parenting Islami: Mendidik Generasi Tauhid di Era Modern

Keluarga

sahabat tabi'in memperbolehkan musik sahabat tabi'in memperbolehkan musik

Beberapa Nama Sahabat Nabi dan Tabi’in yang Memperbolehkan Musik

Khazanah

alasan fatimah julukan az-zahra alasan fatimah julukan az-zahra

Alasan Fatimah Mendapat Julukan az-Zahra

Khazanah

Tiga Macam Pernikahan yang Dilarang, Meski dengan Motif untuk Menghindari Zina

Kajian

Trending

Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Tafsir Al-Baqarah 187: Kiat Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga menurut Islam

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Yoga gerakan ibadah hindu Yoga gerakan ibadah hindu

Yoga Dianggap Menyerupai Gerakan Ibadah Hindu, Haramkah Menurut Islam?

Kajian

malaikat melaknat istri menolak malaikat melaknat istri menolak

Benarkah Malaikat Melaknat Istri yang Menolak Ajakan Suami untuk Berhubungan Badan?

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

alasan fatimah julukan az-zahra alasan fatimah julukan az-zahra

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Connect