Ikuti Kami

Video

Bincang Nikah: Benarkah Poligami Berpahala Surga?

BincangMuslimah.Com – Assalamu’alaikum wr wb. Hai Sahabat Bincang Muslimah, Isu poligami saat ini bagaikan bunga yang baru ditanam dan selalu disiram, pasti bertumbuh semakin subur. Lantas benarkah poligami berpahala surga?

Ya, begitulah isu poligami saat ini, semakin merebak. Dengan dalih kesunahan Nabi, tidak sedikit kelas keahlian berpoligami pun dibuka. Hebatnya, yang tertarik untuk mengikuti kelaspun tidak sedikit.

Terkait pertanyaan apakah benar bahwa poligami adalah satu-satunya cara supaya perempuan bisa mendapatkan dan berpahala surga? Yuk, simak video selengkapnya. Wallahu a’lam bish shawab.

 

Poligami selalu menjadi isu hangat yang diperbincangkan, dan belakangan ini kita melihat fenomena di mana beberapa wanita rela mencarikan istri kedua atau ketiga untuk suaminya sendiri. Bahkan, berbagai kelas poligami dibuka di mana-mana dan mendapat antusiasme luar biasa dari para wanita. Namun, ketika ditanya mengapa mereka rela dipoligami, jawabannya sering kali menarik: mereka percaya ada jaminan surga bagi mereka yang rela untuk dipoligami.

Salah satu landasan yang digunakan oleh mereka yang mendukung poligami adalah hadis dari Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya. Hadis tersebut menyebutkan bahwa seorang wanita yang mampu melaksanakan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kehormatannya, dan mentaati suaminya akan mendapatkan surga dan bisa memilih pintu mana saja yang diinginkannya untuk masuk. Sabda ini sering kali dijadikan dalil oleh wanita-wanita yang rela dipoligami, namun perlu kita pahami lebih dalam mengenai makna ketaatan yang dimaksud oleh Rasulullah SAW.

Menurut Ustadzah Izza Farhatin Ilmi, S.Si., bahwa ketaatan dalam konteks ini sangatlah luas. Ketika seorang istri memenuhi kebutuhan sehari-hari suaminya, memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya, atau mendampingi suaminya dalam meniti karir, itu semua merupakan bentuk ketaatan. Rasulullah juga menjanjikan bahwa pahala bagi seorang ibu yang mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang saleh akan terus mengalir. Jadi, ketaatan seorang istri tidak semata-mata diukur dari kesediaannya untuk dipoligami, melainkan dari berbagai bentuk kebaikan yang dilakukannya.

Baca Juga:  Bolehkah Mencicipi Makanan saat Puasa?

Dari sisi laki-laki, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa sebaik-baik di antara mereka adalah yang paling baik kepada keluarganya, termasuk istrinya. Nabi menekankan pentingnya perlakuan terbaik terhadap istri, yang merupakan bagian dari akhlak mulia seorang Muslim. Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’an untuk memperlakukan istri-istri dengan baik sesuai dengan adat dan tradisi yang sejalan dengan fitrah manusia dan ajaran agama. Maka dari itu, tradisi poligami harus dilihat dari konteks sosial dan budaya setempat, karena tidak semua masyarakat menerimanya dengan baik.

Di Indonesia, misalnya, tradisi poligami kurang memasyarakat sehingga praktek poligami bisa berdampak pada hubungan sosial dan psikologis istri serta anak-anak. Oleh karena itu, ketika seorang laki-laki memutuskan untuk berpoligami, harus dipertimbangkan dampaknya terhadap keluarga dan masyarakat sekitar. Apakah benar tujuan utamanya untuk mengikuti sunnah Rasulullah atau hanya sekadar memenuhi hasrat pribadi?

Rasulullah sendiri baru berpoligami setelah wafatnya Khadijah, dan kebanyakan istri-istri beliau adalah janda yang membutuhkan perlindungan. Nabi menikahi Aisyah dalam usia yang sangat muda dengan tujuan untuk mendokumentasikan kehidupan dan ajaran Nabi, serta menikahi wanita dari berbagai latar belakang untuk menjalin hubungan kekerabatan dan keharmonisan dengan berbagai komunitas. Poligami Nabi memiliki hikmah besar dan tujuan yang mulia, berbeda dengan praktek poligami yang hanya berlandaskan nafsu.

Menurut ustadzah Izzah, hikmah dari poligami yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah untuk menceritakan kehidupan sehari-hari beliau dan untuk mempererat hubungan dengan berbagai suku dan agama, sehingga menginspirasi mereka untuk masuk Islam. Ini menunjukkan bahwa poligami dalam konteks Rasulullah adalah alat dakwah dan perlindungan, bukan sekadar pemenuhan hasrat.

Dengan demikian, banyak jalan menuju surga yang ditawarkan oleh Allah SWT untuk kaum wanita. Ketaatan memang penting, namun penghormatan terhadap perempuan oleh laki-laki juga merupakan kewajiban. “Oleh karena itu, kita harus memilih jalan menuju surga sesuai dengan kemampuan dan keadaan psikologis kita,” tambahnya. Semoga kita semua bisa meraih surga dengan cara yang terbaik dan sesuai dengan ajaran Islam.

Rekomendasi

tujuan pernikahan tujuan pernikahan

Buat Apa Nikah!?? Ini Tujuan Pernikahan yang Harus Kamu Ketahui

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

poligami poligami

Narasi Poligami, di Mana Suara Perempuan?

Poligami tanpa izin istri pertama Poligami tanpa izin istri pertama

Benarkah Poligami Tetap Sah Tanpa Izin Istri Pertama? Begini Pandangan Syekh Ahmad Thayyib

Ditulis oleh

Redaksi bincangmuslimah.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1 Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-2 (end)

Muslimah Daily

Perbedaan Gerakan Takbiratul Ihram Bagi Perempuan

Video

Perihal Niat: Tujuh Hal Yang Wajib Diketahui Perihal Niat: Tujuh Hal Yang Wajib Diketahui

Perihal Niat: Tujuh Hal Yang Wajib Diketahui

Ibadah

Self Reward Menurut Pandangan Islam Self Reward Menurut Pandangan Islam

Self Reward Menurut Pandangan Islam

Muslimah Talk

Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

Doa untuk Pengantin Baru

Ibadah

Ramai Soal Gentle dan VOC Parenting, Mana yang Lebih Baik Diterapkan pada Anak? Ramai Soal Gentle dan VOC Parenting, Mana yang Lebih Baik Diterapkan pada Anak?

Ramai Soal Gentle dan VOC Parenting, Mana yang Lebih Baik Diterapkan pada Anak?

Keluarga

Tiga Alasan Munculnya Pemahaman Agama yang Tidak Ramah Perempuan Tiga Alasan Munculnya Pemahaman Agama yang Tidak Ramah Perempuan

Tiga Alasan Munculnya Pemahaman Agama yang Tidak Ramah Perempuan

Kajian

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an (Bag 2) Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an (Bag 2)

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an (Bag 2)

Muslimah Talk

Trending

Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

Doa untuk Pengantin Baru

Ibadah

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an (Bag 2) Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an (Bag 2)

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an (Bag 2)

Muslimah Talk

Perempuan Shalat Hanya Memakai Mukena Tanpa Baju di Baliknya, Apakah Sah?

Video

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Ibadah

Perbedaan Gerakan Takbiratul Ihram Bagi Perempuan

Video

Hukum Menalak Istri saat Mabuk Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Kajian

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an (Bag 2) Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an (Bag 2)

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an (Bag 4)

Muslimah Talk

Connect