Ikuti Kami

Khazanah

Metode Pembuktian Kebenaran Milik Ibnu Rusyd

ibnu rusyd metode berfilsafat
Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Abu al-Walid Muhammad Ibn Rusyd al-Hafid atau yang masyhur dengan sebutan Ibnu Rusyd lahir di sebuah kota di Andalus yakni Cordoba tahun 526 H/1198 M. Ia terlahir dan dibesarkan dari keluarga  yang terhormat, alim, dan religius. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Abu al-Qasim, ayah Ibn Rusyd merupakan seorang hakim di Cordoba dan penganut mazhab Maliki. Begitu pula kakeknya yang sangat terkenal sebagai ahli Fiqih.

Lingkungan dan support sistem yang bagus menjadikan Ibnu Rusyd tumbuh menjadi anak yang jenius dan haus pengetahuan. Hingga kemudian kita mengetahui bahwa dalam ilmu filsafat, metode pembuktian kebenaran milik Ibnu Rusyd begitu populer.

Sejak kecil, ia sudah mempelajari beragam disiplin ilmu seperti Alquran, Hadis, dan Fikih. Tak hanya ilmu agama, ia juga mempelajari ilmu-ilmu eksak seperti, Matematika, Astronomi, Logika Filsafat dan kedokteran. Dan saat beranjak dewasa, Ibn Rusyd berguru kepada para ahli Fikih yang menonjol di kawasan Andalusia kala itu seperti Abu al-Aim Basykawal, Abu Marwan bin Masarrah, Abu Bakar bin Samhun dan beberapa ulama lainnya dengan cara mendatanginya.

Karena kecerdasannya, pada tahun 1171 M, Ibn Rusyd diangkat menjadi hakim agung di Cordoba, kota kelahirannya. Kemudian ia dipanggil ke Marrakhsiy oleh Khalifah Abu Ya’qub (pengganti al-Mukmin) untuk mengisi kekosongan posisi Ibn Tufail yang telah meninggal, sebagai dokter Khalifah. Namun kedekatannya dengan pemimpin, justru menyebabkan Ibn Rusyd difitnah Murtad oleh para para ahli Fikih di sekitar tahun ke sepuluh pasca Khalifah Yusuf naik tahta (1184 M)

Akibat tuduhan para ahli Fikih tersebut, Ibn Rusyd diasingkan di sebuah kampung bernama Alisanah sekitar 50 km sebelah tenggara kota Cordoba yang dikenal juga dengan kampung Yahudi, kurang lebih selama satu tahun. Setelah keadaan kembali kondusif, Khalifah mencabut hukuman tersebut dan mengembalikan posisi Ibn Rusyd kembali. Namun tidak lama setelah itu, Ibn Rusyd wafat pada tahun 1198 M/ 595 H di Marrakesh pada usia 72 tahun dalam hitungan masehi

Baca Juga:  Veve Zulfikar, Pelantun Sholawat dari Kalangan Keturunan Rasulullah

Dalam berfilsafat, pemikiran Ibnu Rusyd banyak dipengaruhi filsuf Yunani, hal ini dibuktikan dengan usahanya mengembalikan pemikiran Aristoteles dengan cara membuat kitab penjelasan untuk mengomentari karya-karya Aristoteles. Bahkan, di Eropa Latin, Ibnu Rusyd dikenal dengan julukan “Eksplainer” (asy-Syari) atau juru tafsir. Ia juga berhasil memisahkan antara filsafat inti dan pemikiran Neoplatonisme yang sebelumnya para filsuf Arab  mencampur keduanya, begitu pula menisbatkan pemikiran tokoh lain kepada Aristoteles.

Ibnu Rusyd mendapat pengaruh besar dari dua pemikir senior Cordoba, yakni Ibnu Bajjah dan Ibnu Tufail. Adapun Ibnu Bajjah menuntunnya untuk membaca dan mempelajari pandangan Aristoteles yang menyebabkan Ibn Rusyd mulai memasuki alur pemikiran filsuf Yunani. Sedangkan Ibnu Tufail, ia berfokus mengarahkan kepada penalaran secara murni dan menekankan kekuatan murni akal.

Sempat tenggelamnya pemikiran filsafat berhasil dihidupkan kembali oleh Ibnu Rusyd melalui karya fenomenalnya Tahâfut al-Tahâfut yang merupakan bentuk sanggahannya terhadap pemikiran al-Ghazali. Meskipun keduanya memiliki aliran yang berbeda, al-Ghazali bersifat Neo-platonis, sedangkan Ibnu Rusyd beraliran Aristotelian. Namun Ibn Rusyd tetap berjasa besar atas perkembangan pemikiran filsafat.

Moh. Hasan dan Rafidain Azizah dalam “Filsafat dalam Tinjauan Historis” menyebutkan, pendapat Ibnu Rusyd mengenai hukum berfilsafat dalam agama Islam yakni diperbolehkan, bahkan sampai kepada wajib untuk kalangan tertentu. Menurutnya, apabila kesimpulan yang ditemukan akal dan filsafat bertentangan dengan teks Alquran dan Hadits, maka teks tersebut dapat diinterpretasikan secara kiasan. Dalam metode pembuktian milik Ibnu Rusyd, mengklasifikasinya menjadi tiga metode untuk membuktikan kebenaran, yakni:

Pertama, Metode Retorika (Khatab), yaitu dengan mengolah kata –kata yang dapat dimengerti oleh semua golongan, terkhusus orang awam.

Kedua, Dialektika (Jidal), maksudnya melalui adu argumen dan berdebat yang mana metode ini banyak dilakukan oleh ulama mutakallimin pada masa Ibnu Rusyd,

Baca Juga:  10 Perempuan yang Pernah Menjadi Ibu Susu Rasulullah

Ketiga, Metode Demonstratif (Burhani), adalah dengan dengan mendemonstrasikan dan membuktikan kaidah-kaidah logika.

Dari ketiga metode tersebut, Ibn Rusyd meyakini untuk membuktikan kebenaran berfilsafat lebih cocok menggunakan metode Demonstratif sehingga bisa dikonsumsi untuk semua golongan, baik golongan  orang yang berilmu dan juga dapat menghasilkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik maupun bagi golongan orang yang mampu menalar.

Rekomendasi

pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar   pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar  

Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam

Perempuan Filsafat dan Posthumanisme Perempuan Filsafat dan Posthumanisme

Perempuan, Filsafat, dan Posthumanisme

Pengertian Urgensi Filsafat Islam Pengertian Urgensi Filsafat Islam

Pengertian dan Urgensi Filsafat Islam

Imam Abu al-Hasan Muktazilah Imam Abu al-Hasan Muktazilah

Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari; dari Muktazilah Hingga Kemunculan Mazhab Asy’ari

Ditulis oleh

Redaktur Bincang Muslimah, Alumni Magister Pengkajian Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pegiat Sastra Arab dan Gender

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Anjuran Bagi-bagi THR, Apakah Sesuai Sunah Nabi?

Video

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect