Ikuti Kami

Khazanah

Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari; dari Muktazilah Hingga Kemunculan Mazhab Asy’ari

Imam Abu al-Hasan Muktazilah
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Imam Abu al-Hasan bin Ismail al-Asy’ari lahir di Basrah pada 260 H dan wafat di tahun 320 atau 324 H.  Beliau lahir saat sedang ramai-ramainya terjadi perdebatan antar kelompok Islam. Kala itu, Imam Abu al-Hasan hidup di antara kelompok Muktazilah yang sedang gencar menyebarkan pemikiran-pemikiran mereka. Saking ramainya, bahkan saat itu terjadi perselisihan di antara kaum Muktazilah dengan ahli Hadits dan ahli Fikih .

Syekh Abu al-Zahra’ dalam bukubincnya, al-Madzâhib al-Islâmiyyah, menuturkan bahwa saat itu kelompok Muktazilah menyerang habis-habisan ahli Hadits dan ahli Fikih. Hebatnya, ulama ahli Hadits dan ahli Fikih sama sekali tidak bergeming dengan ancaman-ancaman Muktazilah. Mereka tetap bersikeras mempertahankan keyakinannya selama ini. Sekalipun siksaan-siksaan Muktazilah terus dilancarkan kepada mereka. 

Peristiwa itu lantas memunculkan kekecewaan dan kebencian umat muslim terhadap kelompok Muktazilah. Kaum muslim seketika dibuat lupa dengan kebaikan serta jasa-jasa Mu’tazilah terhadap Islam. Yang menancap dalam hati mereka saat itu justru kelicikan (sebab Muktazilah mempengaruhi Khalifah saat itu untuk menghukum mereka yang tidak mengikuti keyakinan mereka) dan kebengisan kelompok Muktazilah.

Sampai di akhir abad ketiga Hijriyah, hadir lah dua sosok agung yang mampu meredamkan kekacauan saat itu. Mereka adalah Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari dari Basrah dan Imam Abu Manshur al-Maturidiy. Keduanya adalah sosok yang gagah berani melakukan perlawanan kepada kelompok Muktazilah. 

Mulanya, Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari merupakan bagian dari pengikut Muktazilah. Beliau mempelajari Islam bersama dengan orang-orang Muktazilah. Sehingga beliau mengerti betul isi pemikiran-pemikiran mereka. Berikut juga cara, gaya bahasa, metode, hingga karakteristik mereka dalam berargumentasi. Pun, Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari banyak menguasai ilmu filsafat berkat pembelajarannya selama masih menjadi bagian dari mereka. 

Baca Juga:  Alasan Mazhab Akidah Asy’ariah Banyak Diikuti

Akan tetapi, di usianya yang ke empat puluh beliau terilhami untuk meninggalkan aliran Muktazilah dan menyerukan kembali akidah Islam sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW. kepada umat muslim. Sebab Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari telah mengerti dan memahami karakteristik Muktazilah dalam berargumentasi, maka beliau melakukan trik serupa dalam argumentasinya untuk membantah argumentasi mereka.

Imam Ibnu ‘Asakir dalam bukunya “Tabyîn Kadzb al-muftari fî mâ Nusiba ilâ al-Imâm Abu al-Hasan al-Asy’ariy” menjelaskan, “Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari adalah guru dan imam kita. Beliau menjadi pengikut Mu’tazilah hingga di usia empat puluh tahun. Lantas di usianya yang ke empat puluh tahun tersebut, beliau memutuskan untuk mengasingkan diri dari hiruk pikuk dunia. Setelah lima belas hari lamanya, beliau berjalan ke masjid dan berseru di atas mimbar, ‘Hadirin sekalian! Selama mengasingkan diri, aku bertafakur. Aku menemukan diriku terhenti di antara dua hal, sedang aku tidak dapat memutuskan mana yang hak dan mana yang bathil. Kemudian, aku meminta petunjuk kepada Allah SWT. Maka Allah SWT. menuntunku kepada akidah/keyakinan yang telah aku tuliskan dalam buku-buku ini. Sehingga aku melepas segala hal yang telah aku yakini selama ini (akidah Muktazilah), sebagaimana aku melepaskan pakaianku ini,’ sembari beliau melepas kain bagian luar pakaiannya dan melemparnya. Beliau kemudian menyerahkan beberapa buku yang sedang ia bawa saat itu kepada orang-orang yang hadir. Di antaranya kitab al-Luma’, Kasyf al-Asrâr wa Hatk al-Asrâr (berisi tentang cela-cela dan aib-aib kelompok Muktazilah), dan lain-lain.” 

Setelah membaca tulisan-tulisan Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari tersebut, ahli Hadits dan ahli Fikih sebagai bagian Ahlussunnah wal Jama’ah lantas mangamini keyakinan-keyakinan Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari, menyatakan diri menganut Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari, dan menjadikan beliau sebagai imam mereka hingga mazhab mereka (Ahlussunnah wal Jama’ah) dinisbatkan kepada Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari. Hal ini kemudian diikuti oleh umat Islam generasi setelahnya. 

Baca Juga:  Zakiah Daradjat: Ulama Perempuan Pelopor Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum

Demikian lah ulasan singkat kisah Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari, dari seorang pengikut Mu’tazilah hingga menjadi Imam bagi umat muslim. Dari sini mungkin kita akan bertanya-tanya, mengapa Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari yang pada akhirnya mampu menghadapi serangan-serangan Muktazilah, bukan salah satu ulama dari kalangan ahli Hadis dan shli Fikih? 

Sederhananya, hal ini sebab kalangan ahli Haits dan ahli Fikih sedari awal telah menjaga jarak dari ilmu kalam dan ilmu filsafat. Mereka fokus menelaah persoalan-persoalan hadits Rasul, atau persoalan hukum-hukum fikih beserta proses pengambilan hukumnya. Oleh sebab itulah, Imam Abu al-Hasan al-Asyari sebagai sosok yang memahami karakteristik Muktazilah lah yang pada akhirnya dapat membalikkan serangan kepada mereka.

Rekomendasi

Perempuan Filsafat dan Posthumanisme Perempuan Filsafat dan Posthumanisme

Perempuan, Filsafat, dan Posthumanisme

Pengertian Urgensi Filsafat Islam Pengertian Urgensi Filsafat Islam

Pengertian dan Urgensi Filsafat Islam

ibnu rusyd metode berfilsafat ibnu rusyd metode berfilsafat

Metode Pembuktian Kebenaran Milik Ibnu Rusyd

Imam Abul Hasan al-Asy’ari Imam Abul Hasan al-Asy’ari

Alasan Mazhab Akidah Asy’ariah Banyak Diikuti

Ditulis oleh

Tanzila Feby Nur Aini, mahasiswi Universitas al-Azhar, Kairo di jurusan Akidah dan Filsafat. MediaI sosial yang bisa dihubugi: Instagram @tanzilfeby.

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect