Ikuti Kami

Subscribe

Khazanah

Pesan-pesan Zuhud dalam Puisi Al-Barudi

Mahmud Sami Al-Barudi puisi
Source: Wikipedia

BincangMuslimah.Com – Al-Barudi memiliki nama lengkap Mahmud Sami Pasha bin Hasan Husni Bek Al-Barudi, lahir di kawasan Bakhirah yakni di desa Itay al-Barud, Kairo pada tahun 1838 M/ 1255 H. Al-Barudi memiliki garis keturunan Mongolia. Ia memiliki ayah bernama Hasan Husni Bek Al-Barudi, merupakan gubernur Barbar dan Danqalah di bawah pemerintahan  al-Maghfur lahu Muhammad Ali (Pasha). Ayahnya wafat saat al-Barudi Berumur 7 tahun, oleh karena itu sejak kecil ia dibesarkan dan diurus pendidikannya oleh keluarga Zarkasyi yang merupakan sanak famili. 

Memasuki usia 12 tahun, al-Barudi tertarik untuk melanjutkan pendidikan di sekolah kemiliteran dengan konsentrasi seni militer, lalu mendapat ijazah saat ia berusia 16 tahun. Sayangnya ia tidak bisa melanjutkan sekolah karena Mesir di bawah pimpinan Abbas I yang hampir meredupkan kejayaan negaranya dengan bekal dari pendidikan di kemiliteran, ia dikenal sebagai prajurit yang militan, penuh disiplin dan berpikir tajam.sehingga menjadikannya hanya perlu dengan waktu relatif singkat telah memperoleh pengetahuan yang mumpuni, menguasai banyak teori, serta strategi komprehensif di bidang kemiliteran. Prestasi tersebut yang menjadikan Al-Barudi pernah menjabat sebagai menteri pertahanan dan menteri perwakafan. Selain itu, ia diangkat sebagai panglima Les Gardes, serta mendapat kesempatan menjadi salah satu utusan ke Perancis bersama beberapa panglima pasukan Militer Mesir.

Namun saat bangsa Arab melakukan pemberontakan Niran yang dipimpin al-Barudi, ia ditangkap dan dibuang ke daerah Sarandib (Sailan). Al-Barudi diasingkan selama 17 tahun, dalam masa-masa ini ia banyak merefleksikan diri dan merenungkan kehidupannya yang kelak menjadi ide-ide dalam syairnya. Selanjutnya, sebelum dibebaskan, ia pernah terserang penyakit mata yang menyebabkan kedua matanya buta. Tetapi akhirnya sembuh dan dinyatakan bebas untuk dikembalikan ke Mesir.

Mahmud Sami al-Barudi sudah tertarik dengan dunia kesusastraan sejak kecil. Ia banyak membaca dan menelaah buku puisi-puisi klasik dengan tema-tema peperangan, patriotisme, dan kepahlawanan di waktu luangnya. Dalam dunia sastra, karya-karya al-Barudi banyak dipengaruhi dan terinspirasi dari penyair-penyair terdahulu yang menjadi panutannya seperti Umrul Qais dan Ibnu Mu’taz. 

Bakat dan kepiawaian al-Barudi dalam ilmu sastra Arab menjadikannya menjadi salah satu tokoh penting dan berkontribusi dalam perkembangan sastra Arab. Ia merupakan salah satu pelopor aliran neo-klasik yang menghidupkan kembali keindahan puisi zaman dulu yang sempat mati suri. Al-Barudi berhasil mengubah bahasa puisi yang semula seolah lemah menjadi lebih kuat, serta memasukkan unsur-unsur baru dalam puisi Arab yang pernah terlupakan seperti subjektivitas dalam berpuisi.

Dalam penelitian Ahmad Nuruddin yang berjudul “Analisis Keindahan Syair Modern Karya Mahmud Sami Al-Barudi” menyebutkan karakteristik puisi al-Barudi memiliki corak sebagai berikut; menceritakan pengalaman hidup, menggunakan lafadz yang mudah dipahami dan jelas, tema-temanya terdiri dari tema pujian (madah), nasihat (hikam), dan berbangga-bangga (fakhr), sangat detail dan cermat dalam memperhatikan keindahan bahasanya, ide pokok banyak terinspirasi dari puisi klasik, serta memiliki keunggulan dalam beberapa tema.

Saat dalam pengasingan, ia berusaha memahami kehidupan dan melakukan muhasabah diri. Sehingga kita bisa menemukan pesan dan nilai zuhud dalam puisi al-Barudi sebagai pengingat bahwa kehidupan dunia hanya sementara. Maksud zuhud sendiri adalah mengalihkan perhatian diri jauh dari dunia serta hanya berorientasi hanya kepada Allah saja. Adapun puisi-puisi zuhud yang ditulisnya seperti yang berada pada qafiyah (rima) lam berikut:

أَيُّهَا الْمَغْرُوْرُ مَهْلَا

 

لَسْتَ لِلتَّكْرِيْمِ أهْلَا

 

Wahai orang-orang yang perlahan terperdayaKamu bukanlah orang yang berhak mendapat kemuliaan
كَيْفَ صَادَفْتَ الأَمَانِي

 

هَلْ رَأَيْتَ الصَّعْبَ سَهْلَا؟

 

Bagaimana kamu mendapat harapan-harapanTidakkah Kamu melihat sesuatu kesulitan itu mudah?
خِلْتَهَا مَاءً نَمِيْرًا

 

فَاشْرَبَنْ عَلَّا وَنَهْلَا

 

Kamu menganggap harapan itu bak air yang jernihMaka minumlah terus menerus tanpa terputus
أَيْنَ أَهْلُ الدَّرِ فَانْظُرْ

 

هَلْ تَرَى بِالدَّرِ أَهْلَا؟

 

Maka lihatlah dimana keberadaan penghuni rumah (dunia)Apakah kamu melihat orang yang pantas menghuni rumah tersebut?
رُبَّ حُسْنٍ فِي ثِيَابٍ

 

عَادَ غِسْلِيْناً وَمُهْلَا؟

 

Berapa banyak keindahan  dalam berpakaianLalu kembali dalam keadaan buruk dan terhina
وَعُيُونٍ كُنْ سُودَاً
صِرْنَ عِنْدَ الْمَوْتِ شُهْلَا

 

Dan mata berubah menghitamTatkala menjelang kematian berubah menjadi kebiru-biruan
سَوْفَ يَلْقَى كُلُّ بَاغٍ

 

فِي الْوَرَى خِزْيَاً وَبَهْلَا

 

Kelak semua orang yang melampaui batasTerhadap mahkluk menjadi hina dan terkutuk
إِنَّمَا الدُّنْيَا غُرُورٌ

 

لَمْ تَدَعْ طِفْلًا وَكَهْلَا

 

Bahwasanya dunia hanyalah tipu dayaBaik anak kecil atau tua tidak terlepas dari tipu daya
كَمْ حَكِيْمٍ ضَلَّ فِيْهَا

 

فَاكْتَسَى بِالْعِلْمِ جَهْلَا

 

Berapa banyak orang yang bijaksana tersesat di dalamnyaMaka sebab ilmu tertutuplah kebodohan

 

Dari puisi di atas, al-Barudi berpesan hendaklah manusia jangan terperdaya banyaknya harapan-harapan kehidupan dunia. Karena pada hakikatnya dunia hanyalah rumah singgah sementara. Dunia merupakan tempat tipu muslihat, tidak memandang usia baik muda, tua, anak-anak, orang dewasa, semua tidak akan terlepas dari tipu daya.  Ia pula mengingatkan bahwa tidak sedikit manusia yang menjalani kehidupan dunia dengan kemewahan, pada akhirnya mati dalam keadaan terhina. Demikianlah beberapa pesan zuhud dari puisi al-Barudi.

Rekomendasi

al khansa penyair jahiliyyah al khansa penyair jahiliyyah

Al Khansa; Penyair Muslimah Tersohor Zaman Jahiliyyah

Konsep Hidup Minimalis Telah Konsep Hidup Minimalis Telah

Konsep Hidup Minimalis Telah Diajarkan Oleh Rasulullah

Zainab Fawwaz Penggerak Pembebasan Zainab Fawwaz Penggerak Pembebasan

Zainab Fawwaz: Penggerak Pembebasan Perempuan Mesir

Qana’ah Hidup Bahagia Tanpa Qana’ah Hidup Bahagia Tanpa

Qana’ah: Hidup Bahagia Tanpa Perlu Membanding-bandingkan

Umi Barokah
Ditulis oleh

Mahasiswi Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah dan Pegiat Sastra Arab dan Gender Islam.

Komentari

Komentari

Terbaru

Doa Nabi Ibrahim Keturunannya Doa Nabi Ibrahim Keturunannya

Doa Nabi Ibrahim untuk Keturunannya

Keluarga

Keraguan tentang Keaslian Alquran Keraguan tentang Keaslian Alquran

Menjawab Keraguan tentang Keaslian Alquran

Khazanah

Pengharaman Bangkai Daging Babi Pengharaman Bangkai Daging Babi

Hikmah Pengharaman Bangkai dan Daging Babi

Kajian

perempuan shalat tarawih rumah perempuan shalat tarawih rumah

Perempuan Lebih Baik Shalat Tarawih di Masjid atau di Rumah?

Ibadah

saras dewi gender lingkungan saras dewi gender lingkungan

Saras Dewi, Penulis Kesetaran Gender dan Lingkungan

Khazanah

puasa sunnah hari jumat puasa sunnah hari jumat

Bagaimana Hukum Puasa Sunnah pada Hari Jumat?

Ibadah

muslimah zuhur shalat jumat muslimah zuhur shalat jumat

Benarkah Muslimah Tidak Boleh Shalat Zuhur hingga Selesai Shalat Jumat?

Ibadah

suami istri mengakhiri pernikahan suami istri mengakhiri pernikahan

Suami dan Istri Punya Hak untuk Mengajukan Cerai

Keluarga

Trending

nama anak kakek buyutnya nama anak kakek buyutnya

Apakah Anak Rambut yang Tumbuh di Dahi Termasuk Aurat Shalat?

Berita

Pandangan Islam Tentang Perempuan yang Bekerja

Muslimah Daily

Keutamaan Menikahi Seorang Janda

Ibadah

Hukum Berdandan Sebelum Shalat

Ibadah

muslimah zuhur shalat jumat muslimah zuhur shalat jumat

Benarkah Muslimah Tidak Boleh Shalat Zuhur hingga Selesai Shalat Jumat?

Ibadah

puasa sunnah hari jumat puasa sunnah hari jumat

Bagaimana Hukum Puasa Sunnah pada Hari Jumat?

Ibadah

Pro Kontra Feminisme dalam Islam Pro Kontra Feminisme dalam Islam

Pro Kontra Feminisme dalam Islam

Muslimah Talk

memilih pasangan baik mendidik memilih pasangan baik mendidik

Pentingnya Memilih Pasangan yang Baik dalam Mendidik Anak

Kajian

Connect