BincangMuslimah.Com – Saat ini kita tengah berada di bulan Rabiul Awal. Bulan maulid, merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad. Namun tak semua orang sepakat dengan adanya maulid. Alasan penolakan maulid adalah karena para sahabat saja tidak merayakan maulid Nabi. Artikel ini akan menjawab kenapa sahabat Nabi tidak merayakan maulid?
Di antara nikmat terbesar yang Allah swt berikan kepada umat akhir zaman ini, adalah datangnya Islam melalui Nabi Muhammad saw, setelah sebelumnya, peradaban manusia selalu pasang-surut dan kembang-kempis, bahkan sejarah mencatat tidak ada istilah kemanusiaan yang menjunjung nilai-nilai akhlakul karimah saat itu.
Tepat pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal, bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 571 M, Rasulullah saw dilahirkan. Kelahirannya membawa rahmat bagi alam semesta. Langit dan bumi sangat bergembira, tanah yang awalnya gersang dan tandus menjadi subur dan makmur, pepohonan yang sebelumnya tidak pernah berbuah, ikut berbuah dengan kegembiraan atas kelahiran umat manusia yang kelak akan menjadi pimpinan para manusia, nabi dan rasul.
Merayakan hari kelahirannya merupakan salah satu bentuk gembira dan senang untuk menyambut kelahiran manusia paling mulia dan paling agung di muka bumi. Hanya saja, salah satu pertanyaan yang sering dilontarkan adalah kenapa para sahabat Nabi tidak merayakan maulid? Berikut penulis akan menjelaskan jawabannya sebagaimana yang telah dijawab oleh Syekh Muhammad Yusuf al-Qardhawi (al-Qaradhawi).
Syekh Yusuf al-Qardhawi dalam salah satu kitabnya mengatakan, bahwa ada beberapa bentuk perayaan yang bisa dianggap dan diakui bisa memberikan manfaat bagi kaum muslimin. Hanya saja, para sahabat tidak merayakannya karena mereka selalu hidup bersama Rasulullah. Ia selalu terpatri dalam hati para sahabat, dan tidak pernah hilang dari pikiran mereka.
Ulama yang wafat 96 tahun itu mengutip salah satu riwayat dari Sa’ad bin Abi Waqash, yaitu: “Kami bercerita kepada anak-anak kami tentang peperangan Rasulullah, sebagaimana kami menghafalkan satu surah Al-Qur’an kepada mereka,” Kemudian mereka menceritakan kepada anak-anaknya tentang apa yang terjadi pada perang Badar, Uhud, Khaibar dan yang lainnya. Mereka juga menceritakan perihal peristiwa dalam hidup Rasulullah. Oleh sebab itu, mereka tidak perlu diingatkan perihal semua peristiwa yang berkaitan dengan Rasulullah.
Kemudian akan tiba suatu masa, kaum muslimin melupakan berbagai peristiwa tersebut, semua peristiwa itu tidak lagi ada di benak mereka. Tidak ada dalam akal dan hatinya. Oleh sebab itu kaum muslimin perlu menghidupkan kembali makna-makna yang telah mati, mengingatkan kembali berbagai peristiwa yang terlupakan.
Syekh Yusuf menegaskan bahwa memang benar dalam perayaan maulid ada beberapa bentuk bid’ah terjadi, akan tetapi ia menyatakan bahwa merayakan maulid nabi untuk mengingatkan kaum muslimin tentang kebenaran hakikat sejarah Rasulullah, kebenaran risalahnya. Oleh karenanya, ketika umat Islam merayakan maulid nabi, maka mereka sedang merayakan lahirnya risalah Islam.
Dalam hal ini, Syekh Yusuf mengingatkan umat manusia tentang sebuah peristiwa agung dan banyak pelajaran yang bisa diambil dalam perayaan maulid nabi. Hal itu agar dapat mengeratkan kembali antara manusia dengan sejarah nabi. Allah berfirman dalam al-Qur’an, yaitu:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab [33]: 21)
Syekh Muhammad Yusuf al-Qardhawi kembali menegaskan perihal pentingnya merayakan maulid nabi. Menurutnya, kita membutuhkan pelajaran-pelajaran ini. Peringatan maulid nabi merupakan sarana untuk mengingatkan kembali umat manusia akan makna-makna yang mulia ini.
Saya yakin bahwa hasil positif di balik peringatan maulid adalah mengikat kembali kaum muslimin dengan Islam dan mengeratkan mereka kembali dengan sejarah nabi Muhammad Saw agar mereka bisa menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan.
Demikian penjelasan kenapa sahabat Nabi tidak melaksanakan maulid? Dan ini penjelasan dari Syekh Muhammad Yusuf al-Qardhawi perihal maulid nabi, sekaligus jawaban atas pertanyaan kenapa para sahabat tidak merayakannya. Wallahu a’lam
Tulisan ini pernah diterbitkan di Bincangsyariah.com.
5 Comments