BincangMuslimah.Com – Ada banyak cara mendidik anak dalam Islam. Salah satunya adalah metode mendidik anak yang ditulis oleh Syekh Abdul Fattah Abu Guddah dalam karyanya yang berjudul Ar-Rasool (S) al-Mu’allim wa Asaaleebihi fi-t-Ta’leem.
Ia menyatakan bahwa dalam proses pengajaran kepada anak, Rasulullah Saw. senantiasa menggunakan berbagai metode yang beliau nilai paling baik dan tepat sasaran. Rasulullah Saw. menggunakan metode yang sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik, mudah dipahami dan dicerna akal, dan yang tidak kalah penting gampang diingat.
Menurut Abu Guddah, setidaknya ada enam model pendidikan anak atau enam cara mendidik anak dalam Islam yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. yaitu:
Pertama, metode dialog Qurani dan nabawi.
Metode dialog ini adalah pembicaraan diantara dua orang atau lebih melalui tanya jawab yang didalamnya ada kesatuan inti pembicaraan. Dialog ini berperan sebagai jembatan yang menghubungkan pemikiran antarmanusia.
Ada beberapa bentuk dialog dalam Alquran, yaitu khitabi, ta’abuddi, deskriptif, naratif, argumentatif, dan nabawiyah.
Kedua, metode kisah Alquran dan nabawi.
Metode ini adalah cara mendidik anak melalui media cerita di mana pendidik, baik orang tua maupun guru, menceritakan tentang kisah-kisah teladan yang ada di dalam Alquran dan pada masa Islam generasi pertama.
Allah Swt. berfirman dalam Qur’an Surat Yusuf Ayat 3 sebagai berikut:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ ٱلْقَصَصِ بِمَآ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ وَإِن كُنتَ مِن قَبْلِهِۦ لَمِنَ ٱلْغَٰفِلِينَ
Naḥnu naquṣṣu ‘alaika aḥsanal-qaṣaṣi bimā auḥainā ilaika hāżal-qur`āna wa ing kunta ming qablihī laminal-gāfilīn
Artinya: “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.”
Ketiga, metode keteladanan.
Keteladanan adalah salah satu metode yang efektif dalam mendidik anak. Tanpa keteladanan, baik guru maupun orang tua akan sulit mendapatkan ketaatan mutlak dari anak-anaknya.
Rasulullah Saw., sebagaimana dinyatakan dalam Alquran adalah suri tauladan dalam setiap detik kehidupan beliau. Beliau mengajar dengan memberi contoh atau teladan.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, diceritakan bahwa: “Rasulullah Saw. senantiasa bangun untuk salat malam (tahajud) sehingga kedua mata dan kakinya bengkak. Lalu beliau ditanya: ‘Bukanlah Allah telah mengampuni segala dosamu yang telah lalu dan yang akan dating?’ Nabi menjawab: ‘Apakah tidak pantas aku menjadi hamba yang bersyukur?”.
Keempat, metode praktik dan perbuatan.
Metode praktik dan perbuatan adalah sebuah metode pendidikan dengan cara mengajari anak langsung tanpa memberikan teori yang bertele-tele. Metode ini bisa dipakai dalam mengajarkan adab-adab sehari-hari. Sebagai misal, dengan cara makan dan minum.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan: “Dari Ibnu ‘Abbas r.a., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: ‘Akrabillah anak-anak kamu dan didiklah mereka dengan adab yang baik’,” (H.R. Tabrani)
Kelima, metode ibrah dan mau’izzah.
Dalam pengajaran metode ini, anak diajak untuk bisa mengambil setiap pelajaran atau hikmah dari setiap peristiwa kehidupan yang dialami anak.
Keenam, metode targhib dan tarhib.
Istilah lain dari metode ini adalah reward and punishment. Metode ini membuat anak akan mengetahui konsekuensi dari setiap keputusan dan perbuatan yang diambil.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa:
“Dahulu Rasulullah saw. membariskan ‘Abdullah, ‘Ubaidillah, dan sejumlah anak-anak pamannya, Al ‘Abbas ra. dalam satu barisan, kemudian beliau bersabda:
“Barang siapa yang paling dulu sampai kepadaku, maka dia akan mendapatkan anu dan anu.”
Mereka pun berlomba lari menuju ke tempat Nabi Muhammad Saw. berada. Setelah mereka sampai kepadanya, maka ada yang memeluk punggungnya dan ada pula yang memeluk dadanya dan Nabi Muhammad Saw. menciumi mereka semua serta menepati janjinya kepada mereka.” (H.R. Ahmad)
Dari enam metode atau cara mendidik anak dalam Islam, para orang tua dan guru bisa memilih salah satunya, atau melaksanakan keenam-enamnya dalam kasus dan contoh perbuatan yang berbeda.[]