BincangMuslimah.Com – Salah satu keutamaan bulan Sya’ban, menurut Syekh ‘Alawi al-Maliki dalam Madza fi Sya’ban (hal. 25-29) yaitu diturunkannya ayat terkait perintah shalawat kepada Nabi Muhammad saw., yakni surah al-Ahzab [33]: 56;
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Syekh ‘Alawi juga mengutip beberapa pendapat dari ulama terkait turunnya ayat di atas. Sebagaimana pendapat dari Ibn Abi ash-Shaif al-Yamani yang mengatakan bahwa bulan perintah shalawat turun di bulan Sya’ban sebab di dalamnya diturunkan surah al-Ahzab ayat 56.
Begitu juga dengan Imam Syihabuddin al-Qasthalani dalam karyanya al-Mawahib Liddiniyah mengatakan bahwa sebagian ulama berpendapat bulan Sya’ban adalah bulan untuk bershalawat kepada Nabi saw.
Lalu, pendapat dari Hafidz bin Hajar dari Abi Dzar al-Haruri, bahwa perintah bershalawat yang ada dalam surah al-Ahzab ayat 56 diturunkan pada tahun ke-2 hijrah, ada pula yang mengatakan pada malam Isra’.
Membaca shalawat merupakan ibadah paling utama dibandingkan ibadah yang lain. Karena dalam ayat di atas, sebelum Allah Swt memerintahkan orang-orang beriman untuk bershalawat kepada Nabi Saw, Dia dan para malaikatNya terlebih dahulu telah mengerjakannya. (Madza fi Sya’ban, 29)
Dikutip dari Tafsir al-Mishbah (Jilid 11 , hal. 314), seakan-akan ayat tersebut berkata demikian;
Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung lagi Maha Kuasa bahkan menghimpun segala sifat terpuji, dan demikian pula malaikat-malaikat-Nya yang merupakan makhluk-makhluk suci, sangat cinta dan kagum kepada Nabi Muhammad saw., karena itu mereka, yakni Allah Swt. bersama semua malaikat, terus-menerus bershalawat untuk Nabi, yakni Allah melimpahkan rahmat dan aneka anugerah dan malaikat bermohon kiranya dipertinggi lagi derajat dan dicurahkan maghfirah atas Nabi Muhammad Saw. yang merupakan makhluk Allah yang termulia dan yang paling banyak jasanya kepada umat manusia dalam memperkenalkan Allah dan jalan lurus menuju kebahagiaan.
Karena itu hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu semua untuknya yakni mohonlah kepada Allah kiranya shalawat pun lebih dicurahkan lagi kepada beliau, dan di samping itu hai orang-orang beriman hindarkanlah dari beliau segala aib dan kekurangan serta sebutlah sebuah keistimewaan dan jasa beliau dan bersalamlah yakni ucapkanlah salam penghormatan kepada beliau yang sempurna lagi penuhi tuntunan beliau.
Allah Swt. dan para malaikatNya mempraktikkan terlebih dahulu bershalawat kepada Nabi saw., sebenarnya hendak menggambarkan bahwa penghuni langit begitu mengagungkan sosok Nabi Muhammad saw. Maka hendaknya, kita sebagai umat beliau yang menjadi penghuni bumi ini juga ikut serta mengagungkan beliau pula.
Adapun fadhilah dari membaca shalawat juga begitu dahsyat. Dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra. mengatakan, Nabi Saw. bersabda, “Siapapun yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah Swt akan bershalawat untuknya 10 kali.” (H.R. Muslim)
Dalam riwayat yang lain juga disebutkan. Dari ‘Abdillah bin ‘Amrun ra., berkata, “Siapapun yang bershalawat kepada Nabi Saw satu kali, maka Allah dan malaikatnya akan bershalawat 70 kali untuknya.” (H.R. Ahmad) (Madza fi Sya’ban, hal. 32)
Maksud dari Allah bershalawat, menurut Buya Hamka, yakni Allah Swt memberikan rahmat untuknya. Sedangkan shalawatnya malaikat adalah berupa doa. (Tafsir al-Azhar, Jilid 8 , hal. 5770)
Terkait dengan redaksi shalawat kepada Nabi saw. bervariasi. Hal ini bisa ditemui di beberapa hadis yang dalam kronologinya berawal dari pertanyaan sahabat. Seperti riwayat dari ‘Abd Razzaq dari jalur Abi Bakr bin Muhammad bin ‘Amru bin Hazm dari salah seorang sahabat Nabi Saw, bahwa redaksi shalawatnya berbunyi:
اللَّهُمَّ على مُحَمَّد وعَلى أهل بَيته وعَلى أَزوَاجه وَذريته كَمَا صليت على إِبْرَاهِيم وَآل إِبْرَاهِيم إِنَّك حميد مجيد وَبَارك على مُحَمَّد وعَلى أهل بَيته وأزواجه وَذريته كَمَا باركت على إِبْرَاهِيم إِنَّك حميد مجيد
Allaahumma ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyatihi kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiim aali Ibraahiim innaka chamidun majiid, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa azwaajihi wa dzurriyatihi kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiim innaka chamiidun majiid.
Adapula hadis yang bersumber dari Ibnu Jarir dari ‘Abd Rahman Bin Abi Katsir bin Abi Mas’ud al-Anshari ra. redaksi shalawatnya berbunyi;
اللَّهُمَّ صل على مُحَمَّد كَمَا صليت على إِبْرَاهِيم اللَّهُمَّ بَارك على مُحَمَّد كَمَا باركت على آل إِبْرَاهِيم
Allaahumma shalli ‘ala Muhammad kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiim, Allaahumma baarik ‘alaa Muhammad kamaa baarakta ‘alaa aali Ibraahiim.
(as-Suyuthi, Ad-Durrul Manthur, Jilid 6, hal. 47)
Membacakan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw selain karena mengharap fadhilah yang begitu besarnya, seyogianya kita melakukan itu semata karena ekspresi cinta kita kepada beliau. Semoga kita kelak mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad Saw. Demikianlah kisah dan pendapat para ulama mengenai adanya perintah shalawat yang diturunkan di bulan Sya’ban.
Wallaahu a‘lam.
1 Comment