Ikuti Kami

Diari

Hua Mulan: Mendobrak Stigma yang Mengungkung Perempuan

BincangMuslimah.Com– Akhir tahun 2020 lalu, Disney merilis sebuah film live action berjudul “Mulan.”  Film yang diangkat dari legenda Tionghoa Hua Mulan ini dibuat ulang dari animasinya yang tayang pada 1998.

Penggambaran Hua Mulan sebagai sosok perempuan tomboi yang memiliki chi (energi) kuat. Namun sayang, Mulan hanyalah Mulan, ia seorang perempuan. Hanya para prajurit yang berhak memiliki Chi yang kuat, sedangkan prajurit harus lah laki-laki.

Bagi mereka, anak laki-laki adalah kebanggaan, karena mereka bisa menjadi kader untuk menjadi prajurit yang mampu berperang. Sedangkan anak perempuan merupakan aib dan hanya akan membuat malu keluarga. Perempuan hanya dapat membawa kehormatan dengan cara menikah.

Meski sejak kecil Mulan sudah menunjukkan kemampuan yang luar biasa, namun tak ada seorang pun yang mendukungnya. Bagi mereka, perempuan yang pandai bela diri adalah perempuan liar, bahkan menganggap mereka sebagai penyihir.

Namun, Mulan mampu menangkis stigma negatif itu dan membuktikan bahwa perempuan juga kuat, mampu menjadi prajurit, mampu memimpin pasukan, dan mampu melindungi negeri.

Perempuan juga bisa menjadi prajurit

Ketika pasukan Rouran menyerang, setiap kepala keluarga dari dinasti utara dan selatan Cina wajib mengirimkan satu laki-laki untuk mengikuti wajib militer. Mereka akan dilatih untuk menjadi prajurit sejati agar kelak dapat melawan tentara yang dipimpin Bori Khan itu.

Namun kedua orangtua Mulan tak memiliki anak laki-laki, sehingga sang ayah yang sudah tua dan sakit-sakitan terpaksa menjadi kandidat wajib militer. Mulan yang tak tega melihat keadaan ayahnya kemudian pergi diam-diam ke kamp pelatihan.

Dengan menggunakan pedang dan zirah milik ayahnya, Mulan menyamar sebagai laki-laki bernama Hua Jun untuk menggantikan wajib militer ayahnya. Selama beberapa lama, Mulan mengikuti pelatihan militer di kamp tersebut. Chi miliknya semakin kuat, ia bahkan menjadi prajurit terbaik dan paling berani di antara yang lain.

Baca Juga:  Jangan Pasrah, Perempuan Perlu Mandiri Secara Finansial!

Menjadi pemimpin pasukan

Setelah dua armada bertemu, pasukan Mulan sempat melemah karena kekuatan musuh yang tangguh. Mereka mendapat bantuan dari seorang penyihir perempuan yang begitu licik siasatnya. Namun karena trik cerdas Mulan, kekuatan lawan akhirnya berhasil diredam.

Merasa tak menemukan jati diri, setelah perang mereda, Mulan mengakui bahwa ia adalah seorang perempuan, bukan Hua Jun. Tetapi bukannya berterima kasih atas pengorbanan Mulan, sang komandan justru menyebut Mulan sebagai penipu yang mengkhianati resimen dan mencoreng nama baik keluarga Hua. Mulan akhirnya diusir dan diasingkan. Jika Mulan kembali lagi ke pasukan, ia ia akan mendapat hukuman mati.

Tatkala Mulan kembali untuk mengabarkan keberadaan dan siasat musuh. Sang komandan tak mau mempercayainya. Namun seorang kawan Mulan justru menyindir dan berkata “Kau akan percaya pada Hua Jun, Mengapa kau tak percaya pada Hua Mulan?”

Maka berkat dukungan kawan-kawannya, Mulan akhirnya terbebas dari hukuman mati dan justru mendapat kepercayaan memimpin pasukan menuju istana. Padahal kala itu merupakan kemustahilan bagi perempuan untuk memimpin pasukan laki-laki.

Perempuan Pertama yang Menjadi Perwira dan Pengawal Kaisar

Pasukan Rouran yang membelot kekaisaran sampai di istana. Bori Khan bahkan telah menyandra kaisar dan hendak mengeksekusinya. Namun Mulan berhasil melindungi kaisar dan membunuh Bori Khan.

Sebagai balasannya, Mulan mendapat hadiah sebuah pedang dan menjadi pengawal kaisar. Sebuah jabatan yang tinggi dan bahkan mustahil seorang perempuan dapat meraihnya kala itu. Namun Mulan mampu mewujudkannya karena keberanian dan kesetiaannya pada negara.

Pada akhirnya, Mulan mendapat pengakuan sebagai pembawa kehormatan bagi leluhurnya, keluarganya, desanya, dan bahkan negerinya.

Mulan mungkin memang hanya tokoh fiksi, namun patriarki yang ia alami sejatinya adalah gambaran nyata pengalaman perempuan. Sejak masa Jahiliyah, menganggap keberadaan perempuan aib bagi keluarga. Orang-orang Arab kala itu bahkan tak segan-segan mengubur bayi perempuan hidup-hidup.

Baca Juga:  Izin Poligami ASN Jakarta: Ketika Negara Memperkuat Diskriminasi terhadap Perempuan

Di masa kini, meskipun tak lagi mengubur bayi perempuan hidup-hidup, namun kita masih sering melihat ketimpangan hak antara laki-laki dan perempuan. Melalui film ini, tokoh Mulan mencoba mendobrak stigma yang mengungkung perempuan. Ia juga membuktikan, bahwa perempuan juga bisa kuat dan mengharumkan nama keluarga dan bangsa.

 

Rekomendasi

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

Mengubah Doktrin Patriarki: Perspektif Al-Quran Mengubah Doktrin Patriarki: Perspektif Al-Quran

Mengubah Doktrin Patriarki: Perspektif Al-Quran

Sedikit Cerita Dian dalam Film ‘Tilik’ Sedikit Cerita Dian dalam Film ‘Tilik’

Sedikit Cerita Dian dalam Film ‘Tilik’

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Ditulis oleh

Penulis adalah anggota redaksi BincangMuslimah. Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat.

Komentari

Komentari

Terbaru

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Berita

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muslimah Daily

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

tantangan menjalani i'tikaf ramadhan tantangan menjalani i'tikaf ramadhan

Amalan yang Dianjurkan Ulama Saleh di Bulan Maulid Nabi

Ibadah

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Connect