Ikuti Kami

Diari

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?
Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

BincangMuslimah.Com – Marhabanan dapat dikatakan sebagai salah satu tatanan amalan yang sudah melekat menjadi tradisi dari pelaksanaan tahunan masyarakat Sunda dalam memperingati muludan atau Maulid Nabi. Marhabanan juga diinterpretasikan sebagai cita, rasa, dan karsa masyarakat Sunda dalam memahami nilai dan ajaran moral melalui tata cara yang beragam.

Prosesi marhabanan ini dapat ditemukan di berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat, salah satunya di kota kelahiran saya, Ciamis, tepatnya di Desa Sukamantri. Di Sukamantri, marhabanan ini diyakini sebagai upaya menanamkan memoriam Nabi Muhammad yang diperingati pada tanggal kelahiran beliau.

Di dalam prosesi marhabanan, biasanya kita membacakan shawalat Nabi berikut, ya nabi salam alaika. Shalawat ini kemudian dikenal sebagai marhabanan oleh masyarakat Sunda. Marhabanan sendiri termasuk ke dalam tradisi turun temurun yang kemunculannya diperkirakan sekitar abad 19. Marhabanan dipelopori oleh seorang kyai sekaligus sesepuh yang bernama Eyang Kurtubi. Beliau berupaya menghidupkan kegiatan keagamaan yang salah satunya mengamalkan shalawat nabi.

Tidak diketahui secara lebih rinci bagaimana tradisi marhabanan ini berkembang, hanya saja bagi masyarakat Sunda sekarang, marhabanan dianggap sebagai kewajiban setiap orang. Pada awalnya kegiatan marhabanan ini hanya dihadiri oleh laki-laki saja. Namun seiring dengan dibentuknya kelompok ibu-ibu pengajian, maka marhabanan dihadiri juga oleh perempuan. Di kampung saya sendiri, marhabanan biasanya dilaksanakan di masjid agung (masjid terbesar di kampung).

Sehari sebelum muludan, DKM di masjid kampung saya biasanya mengumumkan bahwa besoknya akan diadakan prosesi muludan. Kemudian Ketua RT atau Ketua RW mendatangi setiap rumah agar mempersiapkan besek atau makanan untuk dibagikan kepada orang-orang yang datang ke masjid untuk ikut marhabanan. Besoknya sekitar jam delapan pagi, kita semua datang ke masjid untuk melaksanakan muludan yang dipimpin oleh seorang kyai.

Baca Juga:  Refleksi Isra Mi'raj: Nabi Memilih Susu daripada Miras pada Malam Isra'

Pertama kita akan dituntun membaca tawassul kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, serta para aulia, syuhada, dan orang-orang yang shaleh. Selanjutnya kita membaca shalawat ya robbi solli ala Muhammad, ya robbi solli alaihi wassallim bersama-sama. Setelah itu kyai membacakan sebuah doa, kemudian dilanjutkan dengan membacakan shalawat Nabi berikut ya rasulullalloh salaamun alaika, ya roff’i saani waddaroji. Lalu, kita semua mahalul qiyam atau berdiri untuk marhabanan. Berdiri saat marhabanan diinterpretasikan seolah-olah menyambut kedatangan Nabi Muhammad.

Menurut Syaikh Abu Bakr Syatha dalam kitab I’anatut Thalibin menjelaskan, berdiri saat memperingati maulid nabi termasuk mustahsan atau perbuatan yang sangat baik. Hal ini juga sudah menjadi tradisi bahwa ketika mendengar kelahiran Nabi Muhammad disebut- sebut, orang-orang akan berdiri sebagai bentuk penghormatan kepada beliau. Setelah marhabanan selesai sekitar jam dua belas, acara muludan ditutup dengan doa. Selanjutnya para pengurus DKM membagikan berkat kepada orang-orang yang datang ke masjid. Berkat ini juga dibagikan kepada orang-orang yang dianggap tidak berkecukupan.

Di dalam tradisi marhabanan ini kita telah menunaikan amalan-amalan dalam memperingati mauled nabi, diantaranya membaca shalawat nabi, memperbanyak sedekah, dan memperbanyak amalan kebaikan. Masyarakat sunda di kampung tempat saya tinggal mengkoordinir amalan-amalan ini dalam suatu tradisi yang disebut dengan muludan.

Melalui tradisi marhabanan dalam memperingati Maulid Nabi ini, kita dapat mengambil pelajaran sekaligus berefleksi.

Pertama, dengan melaksanakan tradisi muludan ini setidaknya dapat menjadi pengingat agar kita selalu menghormati dan mengikuti ajaran nabi. Perjuangan Nabi Muhammad dari lahir hingga wafat sendiri merupakan suri tauladan dan pedoman yang paling baik untuk kita menjalankan kehidupan di dunia.

Kedua, tradisi muludan ini menjadi salah satu cara dalam memakmurkan fungsi masjid dan sarana dakwah Islam. Jamaah yang hadir saat momen muludan ini biasanya sangat banyak, hal ini karena di kampung saya telah menjadi tradisi, sehingga orang-orang yang merantau akan pulang untuk melaksanakan muludan.

Baca Juga:  Momentum Maulid Nabi: Mengurai Peristiwa Penting Dalam QS al-Fiil

Ketiga, berlangsungnya kegiatan muludan menjadi waktu yang tepat untuk memperat tali silaturahmi. Kumpul-ngariung atau berkumpul sendiri menjadi salah satu momen yang paling sulit dilaksanakan, tapi sangat memorable ketika diwujudkan. Meskipun kegiatan muludan biasanya dilaksanakan beramai-ramai di masjid, tapi dalam kondisi pandemi sekarang ini, jumlah orang di masjid dibatasi sebagaimana anjuran dalam protocol kesehatan. Namun, kegiatan membuat dan membagikan besek tetap dilaksanakan sebagaimana amalan untuk memperbanyak sedekah. Inilah kabar terakhir yang saya terima untuk pelaksanaan muludan tahun ini di kampung saya.

Rekomendasi

Para Perempuan Mulia pada Peristiwa Maulid Nabi Muhammad

Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Hukum Merayakan Maulid di Luar Tanggal 12 Rabiul Awal

Bolehkah Berdoa Meminta Mati? Bolehkah Berdoa Meminta Mati?

Maulid Nabi sebagai Momentum Mewujudkan Warisan Keadilan

Ditulis oleh

Biasa dipanggil Mela dan sangat menyukai olahraga bulutangkis. Sekarang bekerja sebagai Project Officer di Peace Generation Indonesia. Serta tergabung dalam komunitas menulis Puan Menulis.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Hal-Hal yang Merusak Amal Baik Hal-Hal yang Merusak Amal Baik

Hal-Hal yang Merusak Amal Baik

Kajian

peran tionghoa dalam menyebarkan islam peran tionghoa dalam menyebarkan islam

Imlek: Refleksi Peran Tionghoa dalam Menyebarkan Islam di Banten

Kajian

Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis? Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis?

Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis?

Kajian

Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran

Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran

Kajian

pendidikan perempuan pendidikan perempuan

Cara Islam Menghargai Pendidikan untuk Perempuan

Kajian

Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab

Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab

Khazanah

Mengenang Toeti Heraty: Penyair Kontemporer Terkemuka Indonesia

Khazanah

Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak

Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak

Kajian

Trending

Berapa Kali Sehari Rasulullah Mengucapkan Istighfar?

Ibadah

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Lima Keutamaan Asiyah Istri Firaun yang Disebut Dalam Hadis dan al-Qur’an

Kajian

Penyakit hati Penyakit hati

Hati-Hati, Ini Ciri Kalau Kamu Punya Penyakit Hati

Kajian

https://www.idntimes.com/ https://www.idntimes.com/

Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Memiliki Pasukan Armada Laut Terbesar di Nusantara

Muslimah Talk

Tata Cara Mengurus Bayi yang Meninggal

Kajian

Zikir Ketika Angin Kencang

Ibadah

Mengenal Hamnah Binti Jahsy, Perawat Perempuan di Masa Rasul

Muslimah Talk

ummu salamah penyebutan perempuan ummu salamah penyebutan perempuan

Menelaah Tafsir Ummu Salamah: Menyambung Sanad Partisipasi Perempuan dalam Sejarah Tafsir al-Qur’an

Kajian

Connect