Ikuti Kami

Diari

Cerita Seru Serba-Serbi Mondok: Selamat Hari Santri!!!

BincangMuslimah.Com – Kita patut berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Jamak diketahui jika penetapan hari santri pada tanggal ini berdasarkan fakta sejarah bahwa KH. Hasyim Asy’ari pernah mengeluarkan Resolusi Jihad untuk melawan Belanda, yang berujung pada pecahnya peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Ketika Hari Santri tiba, warga pesantren banyak merayakannya dengan upacara dan berbagai selebrasi lainnya. Sementara itu, para alumni pesantren yang sudah hidup secara mandiri seperti saya cukup merefleksi diri supaya bisa semakin bermanfaat di masa depan.

Pengalaman hidup di pesantren sejatinya menjadi kenangan yang sulit untuk dilupakan. Kami memang tidak melewatkan masa-masa remaja secara mainstream; nongkrong, nonton konser, kencan, dan sejenisnya. Tapi kami punya pengalaman yang berbeda dan unik bersama teman-teman semasa mondok. Apa saja itu? Baca sampai habis yaa

Pertama: Budaya Antri

Mengantri adalah pengalaman yang pasti dirasakan semua santri di manapun. Mau beli jajan di koperasi, ambil makan di dapur, hingga ke kamar mandi pun harus antri. Bedanya dengan di luar pesantren, antri bagi kami sudah semacam jihad.

Setelah usai kursus bahasa asing (Arab/Inggris), saya dan teman-teman pasti berlarian untuk berebut antrian mandi. Ada yang larinya sangat cepat, sehingga selalu mendapat antrian pertama. Sementara orang-orang dengan kemampuan lari yang biasa saja tapi agak cerdik, akan memilih strategi lain: titip antrian.

Sehingga ia bisa pulang kursus dengan berjalan santai sambal menikmati udara pagi. Ketika tiba di pondok, seorang kawan akan mengabarkan padanya, “ukhti, kamar mandi A setelah ini kamu. Ana bakdaki (baca: aku setelah kamu), yaa…” Biasanya yang bilang seperti itu, ia sedang ketiban sial: sudah lari-lari, tetap nggak dapat antrian.

Baca Juga:  Refleksi Hari Santri: Menghidupkan Semangat Resolusi Jihad di Masa Kini

Kedua: Makan Bersama

Sangat jarang ditemui di pesantren ada santri yang makan sendirian. Jika ada, mungkin dia sedang kelaparan dan tidak sabar menunggu temannya. Tapi itu benar-benar sangat jarang dilakukan santri, sebab kami lebih senang makan bersama.

Untuk makan sehari-hari, kami biasanya mengumpulkan 2-5 porsi jatah makan teman-teman untuk dimakan bareng. Rasanya lebih kenyang dan puas, sih. Bahkan ketika ada teman yang disambang dan dibawakan makanan dari rumah, kami bisa duduk melingkar dengan total peserta makan sampai 10 orang atau lebih. “Gaya miring, rek… Gaya miring.” Itu semboyan kami kalau makan bareng. Sungguh nikmat yang tak tertandingi.

Ketiga: Hukuman Unik

Siapa bilang hukuman di pesantren selalu keras dan mengerikan? Ada juga ustadz/ustadzah yang kreatif memberi hukuman.

Saya masih ingat, ketika waktunya pelajaran faroidl, saya ngantuk berat sampai tertidur. Kepala sudah bersandar di meja untuk mendapat posisi yang nyaman buat tidur. Selang beberapa waktu, saya mendengar suara teman-teman yang tertawa kecil.

Lalu saya merasakan ada benda asing tepat di bawah hidung. Sambil perlahan membuka mata, saya melihat sang ustadz sudah berdiri di samping bangku dan menempelkan siwaknya di bawah hidung saya. Sontak saya menegakkan badan dan merasa malu. Beliau berlalu sambil tertawa diikuti teman-teman sekelas.

Saya kemudian berbisik ke teman sebangku saya, “siwak aja kan?” Ia menjawab, “enggak. Tadi udah dipake.” Saya tercengang. Teman yang duduk di belakang saya merespon, “untung bukan dari ketiak.”
Hahahaha,” kami tertawa bersamaan.

Jika disebutkan satu per satu, pengalaman mondok kami tidak ada habisnya. Ada suka dan duka yang 24/7 dilalui bersama para sahabat. Yang paling spesial, kami bisa tinggal berdekatan dengan kyai, para guru, ulama, yang tidak pernah berhenti mendoakan kami agar dijauhkan dari hal-hal buruk serta tumbuh dewasa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.

Baca Juga:  Review Buku "Menuju Fikih Baru" Karya KH Husein Muhammad

Itu adalah keistimewaan besar yang berkahnya selalu kami rasakan sampai saat ini dan kapanpun nantinya. Oleh karenanya, saya sangat bersyukur menjadi santri. Nah, kalau kamu punya pengalaman apa?

Rekomendasi

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Resolusi Jihad NU Resolusi Jihad NU

Resolusi Jihad NU dan Sejarah Hari Santri Nasional

Filosofi I'rab Santri: Rafa’, Khafadh, Jazm, dan Nashab Filosofi I'rab Santri: Rafa’, Khafadh, Jazm, dan Nashab

Peran Santri dalam Merealisasikan Moderasi Beragama

kekerasan seksual UU TPKS kekerasan seksual UU TPKS

Penerapan UU TPKS Perlu Sampai ke Pesantren

Ditulis oleh

Mahasiswa Program Magister Ilmu Sejarah Universitas Indonesia

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect