Ikuti Kami

Keluarga

Haruskah Suami Menceraikan Istri atas Perintah Orang Tua?

Haruskah Menceraikan Istri atas Perintah Orang Tua?
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Belakangan ini viral cuplikan video curhatan pilu seorang perempuan pada Ustadz Hanan Attaki yang sangat menarik perhatian netizen. Perempuan tersebut bercerita sambil menangis bahwa dirinya diceraikan oleh suaminya lantaran sang suami lebih memilih menuruti perintah ibunya. Ustadz Hanan pun ikut menangis karena curhatan tersebut. Mengenai hal ini, apakah seorang suami haruskah  menceraikan istri karena perintah orang tua?

Perintah Berbakti kepada Orang Tua

Orang tua mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Islam. Seorang anak wajib menghormati keduanya. Contoh praktiknya, Islam melarang anak untuk menolak perintah orang tua, walaupun dengan perkataan yang menunjukkan keengganan seperti ah. Hal ini tercuplik dalam Q.S. Al-Isra’ [17]:23,

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” 

Dari ayat di atas kita bisa diambil kesimpulan bahwa agama Islam sangat menekankan pentingnya anak untuk menghormati, menyayangi, menaati perintah orang tua. Namun, perintah ini tidak serta merta mencakup perintah dalam kemaksiatan. Perintah orang tua harus dilaksanakan selama kedua orang tua tidak menyuruh anaknya untuk melakukan kesyirikan dan hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt. Bahkan jika orang tua tidak seagama dengan anak, anak tetap harus menghormati dan sebisa mungkin berbakti kepada mereka, dengan catatan tidak dalam koridor yang bertentangan dengan aturan Islam. Hal ini senada dengan  Q.S. Lukman [31]: 15,

Baca Juga:  Berapa Lama Masa Iddah Istri yang Cerai dengan Suaminya?

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Ku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Hukum Suami Menceraikan Istri atas Perintah Orang Tua

Dalam suatu hadis, diceritakan,

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنِ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي خَالِي الْحَارِثُ، عَنْ حَمْزَةَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كَانَتْ تَحْتِي امْرَأَةٌ وَكُنْتُ أُحِبُّهَا وَكَانَ عُمَرُ يَكْرَهُهَا فَقَالَ: لِي طَلِّقْهَا فَأَبَيْتُ فَأَتَى عُمَرُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «طَلِّقْهَا»

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Ibnu Abi Dzi’b, dia berkata: ‘Kakek saya, Al-Harits, menceritakan kepada saya, dari Hamzah bin Abdullah bin Omar, dari ayahnya, dia berkata: Ada seorang wanita di bawah pengawasanku dan aku mencintainya sementara Umar membencinya. Dia berkata kepadaku, ‘Ceraikanlah dia!’ Lalu aku mengabaikannya. Umar pun menemui Nabi saw. dan dia menceritakan hal tersebut kepadanya, lalu Nabi saw. berkata: “Ceraikan dia.” (HR. Sunan Abi Dawud).

Dalam kitab Syarah Sunan Abi Daud karya Ibnu Ruslan dijelaskan bahwa perintah cerai tersebut harus dilaksanakan karena pada dasarnya taat kepada orang tua adalah hal yang wajib. Bahkan dalam hal yang syubhat (sesuatu yang diragukan atau tidak jelas keadaannya), anak tetap wajib menaati orang tuanya. Menceraikan istri adalah perkara syubhat yang halal dan haramnya tergantung pada faktor eksternal sehingga hal tersebut harus dilakukan apabila sudah diperintahkan oleh kedua orang tua. Namun, perlu ditegaskan bahwa kisah ini dialami oleh anak Umar r.a. atas perintah Umar bin Khattab. Sayyidina Umar adalah salah satu pemimpin umat Islam yang paham hukum agama dan wali Allah. Tentu tidak ada keraguan dalam pertimbangannya, sehingga Rasulullah mendukungnya.

Baca Juga:  Tiga Perempuan yang Pernah Rasulullah Ceraikan

Dalam konteks sekarang, tidak semua orang tua seperti Umar. Bisa saja orang tua memerintah anaknya menceraikan istrinya semata-mata karena ia membenci menantunya tanpa alasan yang dibenarkan. Dalam hal ini, pihak suami harus bisa bersikap adil dalam menentukan pilihan terbaik dan tidak serta merta menerima perintah orang tuanya.

Rekomendasi

Hukum Menalak Istri saat Mabuk Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Tiga Perempuan yang Pernah Rasulullah Ceraikan

Talak Menurut Hukum Islam atau Hukum Negara, Mana yang Berlaku??

Hukum Talak Via Online Hukum Talak Via Online

Hukum Talak Via Online, Bagaimana dalam Pandangan Islam?

Ditulis oleh

Mahasantri Ma'had Aly Salafiyah Syafi'iyah Situbondo (Pegiat kajian Qashashul Quran dan Gender)

Komentari

Komentari

Terbaru

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Muslimah Daily

Amalan Rebo Wekasan Amalan Rebo Wekasan

Amalan Rebo Wekasan Menurut Pandangan Islam

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

Khazanah

KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis

KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis

Khazanah

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam

Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam

Kajian

Trending

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Kajian

Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar untuk Diamalkan Sehari-hari

Ibadah

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

puasa ramadan perempuan hamil puasa ramadan perempuan hamil

Hamil di Luar Nikah, Bolehkah Aborsi?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

Connect