BincangMuslimah.Com – Konflik antara Israel dan Palestina ini sejatinya adalah konflik yang sudah berlangsung sangat lama. Sekurang-kurangnya konflik ini sudah berlangsung selama 78 tahun terhitung sejak tahun 1946. Namun, sebagaimana yang sudah diketahui bahwa konflik ini kembali memuncak sejak 7 Oktober 2023 lalu atau sekitar 105 hari yang lalu.
Berdasarkan data yang ditulis di laman CNBC Indonesia pada tanggal 2 Januari 2024, Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mencatat setidaknya ada 22.185 korban tewas, di antaranya 9.100 anak-anak dan 6.500 wanita. Sedangkan korban luka-luka melebihi 57.035 orang, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 perempuan. Selain itu, setidaknya 7.000 warga juga dilaporkan hilang di Gaza. Sementara di Tepi Barat, tercatat 324 orang tewas, termasuk sekitar 83 anak-anak dan lebih dari 3.800 dilaporkan luka-luka.
Aksi genosida yang dilancarkan oleh tentara zionis ini masih terus berlanjut. Secara terang-terangan mereka menolak adanya perdamaian. Mereka lebih memilih untuk bersikeras untuk menghabiskan tentara Hamas dan terus menyerang Gaza agar tidak ada yang menghalangi keinginan mereka untuk menguasai kawasan Palestina. Kawasan yang dimaksud adalah masjid al-Aqsha yang mereka yakini sebagai tempat suci dan merekalah orang pilihan yang berhak menguasai daerah tersebut.
Dilansir dari CNBC Indonesia pada tanggal 17 Januari 2024 lalu, informasi terbaru dari konflik Israel dan Palestina adalah adanya intensif serangan pesawat tak berawak dan serangan darat yang berasal dari tentara zionis. Hal ini sungguh memilukan. Karena dampak perbuatan mereka bukan lagi hanya berpengaruh pada daerah kekuasaan ataupun tentara, melainkan juga dirasakan oleh rakyat sipil termasuk perempuan dan anak-anak.
Tidak sampai di situ, korban yang jatuh akibat perang ini terus menerus bertambah. Bahkan sekarang sudah mencapai angka 24 ribu jiwa. Sebagaimana yang disebutkan bahwa serangan terbaru ini menjadikan jumlah korban jiwa secara keseluruhan di Gaza menjadi 24.448 orang tewas dan 61.504 orang terluka terhitung sejak 7 Oktober 2023 lalu. Sedangkan korban di Tepi Barat ada 354 korban tewas dan lebih dari 4.000 luka-luka.
Karena peperangan ini, rakyat Palestina terutama Gaza sangat membutuhkan dukungan terutama dalam hal pangan. Sebab, peperangan ini bukan hanya menghancurkan infrastruktur yang ada di Palestina, namun juga melemahkan ekonominya. Sehingga banyak sekali orang-orang yang merasa kelaparan di sana.
Tidak sampai di situ saja, tahun pembelajaran di Palestina terpaksa dihentikan lebih cepat karena banyaknya anak-anak yang turut menjadi korban dan sekolah-sekolah yang hancur akibat bom. Begitu pula dengan perempuan. Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya bahwa lebih dari 6000 perempuan Palestina menjadi korban dari peperangan ini.
Jumlah korban perempuan dan anak-anak ini adalah jumlah yang tidak sedikit. Padahal perempuan adalah orang yang paling berperan dalam menambah dan membangun generasi peradaban. Dengan banyaknya perempuan yang menjadi korban, membuat generasi yang dimunculkan semakin sedikit. Begitu pula dengan anak-anak yang menjadi korban. Anak-anaklah yang akan melanjutkan perjuangan para pendahulunya ketika dia sudah besar.
Akan tetapi, karena kekuasaan-Nya, Allah menjadikan perempuan-perempuan Palestina menjadi perempuan yang subur. Sehingga di samping angka kematian yang tinggi, angka kelahiran di Palestina jauh lebih tinggi.
Sebagaimana yang dilansir dari Middle East Monitor atau MEMO pada tahun 2016 lalu bahwa General Administration for Civil Affairs (GACA) mencatat terdapat 4.983 kelahiran selama September lalu. Dengan itu, dapat disimpulkan bahwa angka kelahiran per hari di wilayah itu mencapai 166 bayi. Laporan yang ada di dalam catatan tersebut juga menuliskan tujuh bayi lahir setiap jam di Gaza. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa lebih dari satu bayi lahir dalam waktu sekitar 10 menit.
Kendati demikian, sebagai saudara sesama manusia terlebih sesame muslim, sudah seharusnya kita membantu semampu kita dan terus mendoakan agar konflik yang sedang terjadi ini lekas berlalu sehingga tidak ada lagi saudara kita yang akan menjadi korban dari kezaliman terlebih perempuan dan anak-anak.