Ikuti Kami

Khazanah

Pelajaran dari Kaum Anshar: Mencintai Saudara Sesama Muslim

Mencintai Saudara Sesama Muslim
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Rasulullah pernah menegaskan bahwa tidak sempurna keimanan seorang muslim apabila mereka tidak mencintai saudara sesama muslim sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Namun dalam realitanya, masih banyak perilaku yang tidak mencerminkan cinta sama sekali. Tidak sedikit orang mukmin yang acuh tak acuh terhadap saudaranya. 

Satu sama lain saling iri dengki yang berakibat pada permusuhan, berani mencela saudara bahkan kepada ulama dan shalihin, kasus kekerasan dan pelecehan malah kerap terjadi di lembaga keagamaan, yang lebih parah lagi tega membunuh saudaranya yang seiman.

Meneladani Kaum Anshar 

Orang-orang muslim seharusnya mencontoh bagaimana kaum Anshar dahulu berlaku kepada saudaranya, yakni kaum Muhajirin. Dalam QS. al-Hasyr ayat 9 diterangkan bagaimana kaum Anshar  mencintai orang-orang yang hijrah ke negerinya Madinah. 

Di mana jiwa orang-orang Anshar tidak terdapat rasa berat atas keputusan terhadap kaum Muhajirin dan tidak mengharapkan apapun dari mereka, hal itu karena kecintaannya yang besar kepada Allah dan saudaranya seiman. 

Mereka juga mengutamakan dan mendahulukan kaum Muhajirin atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka sebenarnya membutuhkan. Realitas itu menjadi satu bukti keimanan kaum Anshar, karena mencintai dan mengutamakan saudaranya merupakan bentuk ketaatan kepada Allah. 

Mencintai Saudaranya Karena Allah

يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا

Artinya: “Mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada (Muhajirin).” (QS. al-Hasyr: 9)

Ketika cinta telah terpatri dalam hati seseorang, maka perasaan-perasaan negatif dalam dirinya akan hilang dan akan digantikan dengan emosi positif. Hal ini sebagaimana kondisi jiwa kaum Anshar yang bersih dari sifat seperti iri, dengki, maupun dendam terhadap kaum Muhajirin yang mendapatkan harta rampasan dari Bani Nadhir. (Tafsir asy-Sya’rawi 20/15096)

Baca Juga:  Kisah Ibnu Rusyd yang Pernah Ditolong oleh Yahudi

Bahkan, Wahbah az-Zuhaili menerangkan bahwa mereka bukan hanya tidak merasakan hasad, kecewa, ataupun benci kepada kaum Muhajirin. Sebaliknya, mereka malah merasa senang hati dan rela dengan lapang dada menerima kenyataan itu. (Tafsir al-Munir, h. 14)

Karena memang pada hakikatnya, cinta merupakan sumber dari keinginan untuk memberikan kebaikan yang mendatangkan kebahagiaan kepada yang dicintai. Sehingga tidak mungkin seorang pencinta menaruh emosi negatif terhadap orang yang dicintainya. Ia akan merasakan bahagia di atas kebahagiaan orang yang dicintainya. (Risalah Cinta dan Kebahagiaan, h. 4)

Cinta yang dilandasi atas dasar Ilahiyah sebagaimana yang dimiliki kaum Anshar, pada ayat ini Allah mengajarkan bahwa cinta tersebut apabila tertanam pada suatu kaum atau masyarakat, maka akan tercipta kedamaian dan ketentraman, tidak akan ada kejahatan seperti permusuhan, pencurian, pembunuhan, dan perbuatan mungkar lainnya. Mereka satu sama lain saling mencintai karena Allah, tidak menyakiti juga tidak menghina sesamanya. 

Bentuk dari kecintaan seorang mukmin kepada saudara karena Allah dapat menjadi solusi mengatasi perpecahan umat, kesenjangan sosial dan sebagainya, di sisi lain itu juga mampu menciptakan ketenangan, ketentraman, dan perdamaian umat khususnya di antara orang-orang beriman.

Sikap Itsar Kaum Anshar: Dermawan dan Lebih Mengutamakan Saudaranya

وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Artinya: “Dan mereka mengutamakan (kaum Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka (Anshar) dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS. al-Hasyr: 9)

Ayat ini menjelaskan bahwa selain orang-orang Anshar bersih hatinya di mana mereka tetap senang dengan kaum Muhajirin yang diberi Rasul harta saat kaum Anshar tidak diberi. Kecintaan orang Anshar lain ditunjukan dengan sikap itsarnya, dalam kondisi sesulit apapun mereka akan mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan mereka sendiri. (Tafsir al-Qurthubi 18/28)

Baca Juga:  Menemani Minoritas, Menjaga Kedamaian

Inilah satu satu sifat itsar yang disebutkan dalam Alquran, mereka tidak akan pernah mengumpulkan harta hanya untuk kesenangan dirinya sendiri, namun lebih mementingkan terhadap kebutuhan dan kepentingan saudaranya. Sebagaimana diketahui oleh umat muslim di seluruh dunia bahwa kaum Anshar memiliki sifat yang sangat dermawan dan jauh dari sifat bakhil.

Kedermawanan itu didasarkan pada perasaan welas asihnya dan kesadaran bahwa kaum Muhajirin telah meninggalkan semua harta bendanya untuk melakukan hijrah bersama Rasulullah ke Madinah. Oleh karena itu, kaum Anshar membagi hartanya kepada kaum Muhajirin dan memberikan pekerjaan yang menjadi tumpuan hidup bersama. (Tafsir Ibnu Asyur, 89-95) 

Kaum Anshar lebih mengutamakan orang Muhajirin atas diri mereka meskipun mereka sendiri dalam kesempitan dan bahkan keridhaan kaum Anshar yang memiliki dua orang istri, menceraikan salah satunya agar dapat dinikahi temannya Muhajirin. (Kementrian Agama RI, al-Quran dan Tafsirnya, hlm. 60)

Maka tidak diragukan lagi kecintaan kaum Anshar di mana mereka ialah orang-orang yang beriman yang mencintai saudara sesama muslim dengan membantu kaum Muhajirin dengan pertolongan dan harta mereka. Sehingga Allah memuji dan meridhai kaum Anshar dengan sifat-sifat mereka dan memasukkan mereka sebagai orang-orang yang mendapatkan perlindungan Allah dari segala bentuk sifat kikir sehingga menjadi manusia yang beruntung. Wallahu a’lam.[]

Rekomendasi

Menjawab Salam Agama Lain Menjawab Salam Agama Lain

Haruskah Menjawab Salam dari Pemeluk Agama Lain?

Pembangunan Ibadah Agama Lain Pembangunan Ibadah Agama Lain

Nabi Pernah Memerintahkan Sahabat untuk Membantu Pembangunan Rumah Ibadah Agama Lain

tetangga beda agama meninggal tetangga beda agama meninggal

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Jika Ada Tetangga Beda Agama yang Meninggal?

sikap rasulullah masyarakat adat sikap rasulullah masyarakat adat

Meneladani Sikap Rasulullah terhadap Masyarakat Adat

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect