Ikuti Kami

Khazanah

Marak Diskriminasi pada ODHA, Tiru Sikap Rasulullah terhadap Penderita Kusta

sikap rasulullah penderita kusta
source: gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) kerap kali menerima stigma, diskriminasi, dan pengucilan dari orang sekitarnya. Padahal sikap demikian dapat membuat penyintas malah semakin terpuruk. Rasulullah sebagai uswah hasanah mengajarkan bahwa seorang muslim harus memperhatikan sesamanya terlebih lagi kepada orang sakit seperti ODHA yang support moril dan materil dari keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat. Hal ini sudah dibuktikan oleh sikap Rasulullah terhadap penderita kusta. 

Sebab dukungan dari lingkungan yang penuh empati dan kepedulian terhadapnya dalam menghadapi masa-masa sulit tersebut akan meningkatkan kualitas hidup pengidap juga dapat mempercepat proses penyembuhan. Dalam ajaran Islam, memberikan perhatian dan menolong orang sakit bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi juga sebuah tugas mulia yang dapat mendatangkan pahala besar di sisi Allah.

Rasulullah pernah bersabda, “Tidaklah seorang Muslim mengunjungi saudaranya muslim yang sedang sakit di waktu pagi, melainkan akan datang kepadanya tujuh puluh ribu malaikat akan mendoakan kepadanya agar ia mendapatkan rahmat hingga sore hari.” (HR. at-Tirmidzi)

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa dengan hanya datang menjenguk orang sakit, Allah telah menjanjikan pahala sebesar itu. Terlebih lagi jika seorang muslim yang memberikan perhatian, menghibur, dan mendampingi orang sakit adalah tindakan yang sangat diberkahi dalam Islam. 

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya disebutkan, “Sebaik-baik amal shalih adalah agar engkau memasukkan kegembiraan kepada saudaramu yang beriman.” (Syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami’ as-Shaghir)

Rasulullah sendiri dalam sebuah riwayat pernah memberi contoh kepada umat Islam bagaimana sikap beliau terhadap penyintas kusta yang pada masa itu juga mendapatkan perlakuan yang sama sebagaimana yang diterima ODHA yaitu pengucilan oleh masyarakat. 

Hadits tersebut menyatakan, “Sesungguhnya Rasulullah, memegang tangan seorang penderita kusta, kemudian memasukkannya bersama tangan beliau ke dalam piring. Kemudian beliau mengatakan: Makanlah dengan nama Allah, dengan percaya serta tawakal kepadaNya.” (HR. at-Tirmidzi)

Baca Juga:  Catatan Penting Politikus Muslim Sebelum Pesta Demokrasi

Sikap Rasulullah ini menunjukkan perhatian dan kasihnya terhadap penderita kusta dan beliau saw. tidak mendiskriminasi apalagi mengucilkan mereka. Namun begitu, Rasulullah tahu bahwa penyakit tersebut berbahaya. Karena itu, seperti juga diriwayatkan sejumlah hadis, lebih baik menghindari orang yang terkena penyakit berbahaya, jika berisiko tertular (seperti orang yang memiliki antibodi lemah).

Sikap khawatir dan ketakutan terlalu berlebihan akan tertular HIV/ AIDS ketika membersamai pengidap penyakit ini sebenarnya berangkat dari minimnya wawasan. Padahal virus HIV tidak mudah menular, bahkan cara penularannya pun sangat terbatas. Melansir dari website Kemenkes, terdapat empat cara penularan HIV/AIDS, yaitu hubungan seksual, penggunaan jarum suntik lebih dari satu orang, produk darah dan organ tubuh, dan ibu hamil positif HIV ke bayinya. 

https://p2p.kemkes.go.id/jangan-diskriminasikan-lagi-odha-hiv-aids-tidak-mudah-menular/

Karenanya sentuhan fisik seperti berjabat tangan, menggunakan pakaian yang digunakan oleh ODHA, menggunakan alat makan bersama, penggunaan WC bersama, gigitan nyamuk, dan tinggal serumah bersama ODHA, tidak akan menyebabkan terjadinya penularan virus HIV.

Setelah mengetahui penyebab penularannya, maka dalam kehidupan sehari-hari kita bisa berinteraksi seperti biasa dengan ODHA dan tidak perlu menjauhi apalagi mengucilkan ODHA. Sebagaimana Rasulullah yang tidak mendiskriminasi dan memberi perhatian kepada penyintas penyakit yang berbahaya, maka seharusnya kita juga membersamainya juga memberi dukungan emosional, ekspresi empati, dan kasih sayang kepada ODHA.

Rekomendasi

Shafiyyah huyay istri nabi Shafiyyah huyay istri nabi

Shafiyyah binti Huyay, Perempuan Yahudi yang Masuk Islam dan Jadi Istri Nabi

sikap rasulullah perempuan yahudi sikap rasulullah perempuan yahudi

Sikap Rasulullah terhadap Perempuan Yahudi yang Meracuninya

yukabid perempuan nabi musa yukabid perempuan nabi musa

Yukabid, Sosok Perempuan di balik Kisah Nabi Musa

berbisnis nonmuslim dalam islam berbisnis nonmuslim dalam islam

Akhlak Nabi: Amanah termasuk dengan Non-Muslim

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

Komentari

Komentari

Terbaru

Etika Mengadakan Acara di dalam Masjid

Kajian

Ummu Sulaim Ummu Sulaim

Ibu Sempurna dalam Pandangan Masyarakat

Diari

Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya

Kisah Nabi Muhammad Bergurau Dengan Istrinya

Keluarga

Hukum Menguntit dalam Islam dan Undang-Undang

Kajian

Bolehkah Menjamak Shalat Bukan Karena Uzur Syar’i?

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Maulid Nabi dan Revolusi Kemanusiaan Perempuan

Khazanah

Syekh Ahmad Thayyib dan Paus Fransiskus Role Model Dalam Beragama

Khazanah

Momentum Maulid Nabi: Mengurai Peristiwa Penting Dalam QS al-Fiil Momentum Maulid Nabi: Mengurai Peristiwa Penting Dalam QS al-Fiil

Momentum Maulid Nabi: Mengurai Peristiwa Penting Dalam QS al-Fiil

Ibadah

Trending

Hukum Masturbasi dalam Islam Hukum Masturbasi dalam Islam

Hukum Menghisap Kemaluan Suami

Kajian

doa baru masuk islam doa baru masuk islam

Doa yang Diajarkan Rasulullah pada Seseorang yang Baru Masuk Islam

Ibadah

Doa Nabi Adam dan Siti Hawa saat Meminta Ampunan kepada Allah

Ibadah

Doa menyembelih hewan akikah Doa menyembelih hewan akikah

Doa yang Diucapkan Ketika Menyembelih Hewan Akikah

Ibadah

Murtadha Muthahhari: Perempuan Butuh Kesetaraan, Bukan Keseragaman

Kajian

Mengeraskan Bacaan Niat Puasa Mengeraskan Bacaan Niat Puasa

Doa Qunut: Bacaan dan Waktu Pelaksanaannya

Ibadah

mona haedari pernikahan anak kdrt mona haedari pernikahan anak kdrt

Suami Boleh Saja Memukul Istri, Tapi Perhatikan Syaratnya!

Kajian

Resensi Buku: Perempuan Ulama di Atas Panggung Sejarah

Diari

Connect