Ikuti Kami

Keluarga

Ketahui 12 Hak Reproduksi dan Seksual Pada Perempuan Serta Pandangan Islam Terhadapnya

hak reproduksi seksual perempuan
freepik.com

BincangMuslimah.Com – Jarang sekali masyarakat kita membahas perihal hak reproduksi dan seksual pada perempuan. Selain bersifat tabu, Indonesia masih asing membahas terkait hak kesehatan reproduksi. Apalagi sesuatu yang menggunakan konotasi seksual.

Padahal, setiap perempuan harus mengetahui apa-apa saja hak mereka terkait reproduksi dan seksual. Beberapa banyak hal positif yang bisa diterima perempuan saat mengetahui hak tersebut.

Di antaranya seperti perempuan lebih memahami kondisi kesehatan sendiri. Selanjutnya ia akan lebih bijak dalam mengambil keputusan. Tentunya dengan menimbang kondisi dari fisik dan psikis.

Di sisi lain, pemahaman akan hak reproduksi dan seksual meminimalisir risiko terjadinya kekerasan, khususnya kekerasan seksual. Dengan mengetahui hak ini, perempuan dapat mencegah kekerasan yang dapat merusak organ-organ reproduksi mereka. Begitu pun dengan kondisi kejiwaan.

Lantas apa-apa saja yang menjadi hak reproduksi dan seksual pada perempuan? Setidaknya ada 12 hak-hak reproduksi yang dirumuskan oleh International Planned Parenthood Federation (IPPF) pada tahun 1996.

Pertama, hak untuk hidup Setiap perempuan mempunyai hak untuk bebas dari risiko kematian karena kehamilan. Kedua, hak atas kemerdekaan dan keamanan. Setiap individu berhak menikmati dan mengatur kehidupan seksual, reproduksinya. Perempuan pun tidak dapat dipaksa untuk hamil, menjalani sterilisasi dan aborsi.

Ketiga, hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi. Setiap orang mempunyai hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi termasuk kehidupan seksual dan reproduksinya.

Keempat, hak atas kerahasiaan pribadi. Setiap orang mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi. Dan menghormati kerahasiaan pribadi. Setiap perempuan mempunyai hak untuk menentukan sendiri pilihan reproduksinya.

Kelima, hak atas kebebasan berpikir. Setiap orang bebas dari penafsiran ajaran agama, kepercayaan, filosofi dan tradisi yang membatasi kemerdekaan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual.

Baca Juga:  Waspadai Symtomps Stress pada Perempuan di Tengah Pandemi, Ini Ciri-cirinya

Keenam, hak mendapatkan informasi dan pendidikan. Siapa pun berhak atas informasi dan pendidikan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan seksual. Termasuk jaminan kesehatan dan kesejahteraan perorangan maupun keluarga.

Ketujuh, hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk dan merencanakan keluarga. Kedelapan, hak untuk memutuskan mempunyai anak atau tidak dan kapan mempunyai anak.

Kesembilan, hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan. Siapa saja mempunyai hak atas informasi, keterjangkauan, pilihan, keamanan, kerahasiaan. Serta kepercayaan, harga diri, kenyamanan, dan kesinambungan pelayanan.

Kesepuluh, hak untuk mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan. Hak tersebut berupa memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi dengan teknologi mutakhir yang aman dan dapat diterima.

Kesebelas, hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik. Individu mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar memprioritaskan kebijakan yang berkaitan dengan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi.

Keduabelas, hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk hak-hak perlindungan anak dari eksploitasi dan penganiayaan seksual. Setiap individu mempunyai hak untuk dilindungi dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.

Dengan mengenal 12 hak reproduksi dan seksual di atas, kita dan perempuan lainnya tidak hanya melindungi diri sendiri. Tapi juga memperjuangkan dari berbagai kekerasan reproduksi dan seksual.

Pandangan Islam Terhadap 12 Hak Reproduksi dan Seksual

Seperti yang telah diketahui bersama, datangnya Islam ke dunia merupakan cahaya bagi seluruh umat manusia. Terkhususnya bagi perempuan. Di masa jahiliyah perempuan kerap menjadi korban diskriminasi.

Kehadiran anak perempuan di masa sebelum kenabian nabi Muhammad dianggap sebagai sumber kesialan. Tidak sedikit anak-anak perempuan menjadi korban. Dikubur hidup-hidup karena dianggap membawa malu bagi keluarga.

Sedihnya lagi, perempuan kala itu tidak mendapatkan hak untuk bersuara. Serta memutuskan kapan dan dengan siapa dirinya akan menikah. Menurut K.H Husein Muhammad dalam bukunya yang berjudul “Islam Agama Ramah Perempuan”, urusan seksual perempuan turut direduksi.

Baca Juga:  Ini Hakikat Kehidupan Suami Istri dalam Al-Qur’an dan Sunnah

Keberadaan Islam menjadi harapan segar bak oase di gurun sahara. Dengan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist, segala persoalan yang berkaitan perempuan ada di dalamnya. Bahkan pembahasan yang berkaitan dengan hak reproduksi.

Menurut K.H Husein Muhammad, masih dalam buku yang sama, Islam menyelamatkan serta membebaskan perempuan dari jeratan berduri tersebut. Bahkan hal tersebut telah tercantum di dalam Q.S al-Baqarah (2):228

وَالْمُطَلَّقٰتُ يَتَرَبَّصْنَ بِاَنْفُسِهِنَّ ثَلٰثَةَ قُرُوْۤءٍۗ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ اَنْ يَّكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللّٰهُ فِيْٓ اَرْحَامِهِنَّ اِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ وَبُعُوْلَتُهُنَّ اَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِيْ ذٰلِكَ اِنْ اَرَادُوْٓا اِصْلَاحًا ۗوَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِيْ عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوْفِۖ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ  ۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ ࣖ 228.

“Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali quru’. Tidak boleh bagi mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah  dalam  rahim  mereka,  jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan para suami mereka lebih berhak kembali kepada mereka dalam (masa) itu, jika mereka menghendaki perbaikan. Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas mereka. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

Walau begitu, K.H Husen Muhammad melihat pandangan transformatif emansipatif harus terhenti. Hal ini dikarenakan mayoritas penafsir Al-Quran dan hadits masih bersifat konservatif. Padahal, perumusan tersebut tidaklah sekadar teks saja. Namun juga berdasarkan pada hipotesa dan fakta-fakta.

Rekomendasi

Memahami Pendidikan Seksualitas dalam Perspektif Islam Memahami Pendidikan Seksualitas dalam Perspektif Islam

Memahami Pendidikan Seksualitas dalam Perspektif Islam

rasulullah melarang tindakan kdrt rasulullah melarang tindakan kdrt

Mengenali Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Bagaimana Solusinya?

Tradisi Humkoit/Koin: Melahirkan dalam Pengasingan

korban pemerkosaan yang hamil korban pemerkosaan yang hamil

Mengusir Korban Pemerkosaan yang Hamil adalah Tindakan Keliru

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Anjuran Bagi-bagi THR, Apakah Sesuai Sunah Nabi?

Video

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect