BincangMuslimah.Com – Konsep childfree masih ramai diperbincangkan di media sosial. Masing-masing melontarkan pendapatnya dan alasan untuk memperkuat pendapat tersebut. Sebagian berpendapat bahwa anak adalah investasi bagi orang tua. Sedangkan sebagian lainnya menyangkan jika anak disebut sebagai investasi. Bagaimana Islam memandang anak dengan orang tua, termasuk peran anak saat di akhirat? Apakah bisa anak menolong orang tuanya saat di akhirat?
Anjuran menikah dan anjuran memiliki anak serta mendidiknya dengan baik tentu telah disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallama. Orang tua memiliki peran dan tanggung jawab yang besar untuk mendidik seorang anak. Maka dari itu, sebagai orang tua harus bertanggung jawab atas pendidikan dan kebutuhan sang anak. Bahkan, sahabat Umar pernah menjustifikasi seseorang sebagai orang tua yang durhaka karena semena-mena dalam mendidik anaknya.
Anak yang baik, berbudi, dan berilmu adalah anak yang dididik dengan pendidikan yang baik dan tentu merupakan tanggung jawab orang tua kepada anak. Anak pun memiliki hak yang wajib dipenuhi oleh orang tuanya (baca: hak-hak anak dalam Islam), salah satunya adalah pendidikan yang baik. Hak-hak anak yang wajib dipenuhi oleh orang tua antara lain sebagaimana yang disebutkan oleh sahabat Umar saat seseorang mengadukan kedurhakaan anaknya dan sang anak membantahnya. Saat ditanya, apa saja hak anak yang mesti dipenuhi oleh orang tua, Umar menjawab,
أن ينتقي أمه، ويحسن اسمه، ويعلمه الكتاب
Artinya: Memilih ibu yang baik, memberi nama yang baik, dan mengajarkan Alquran.
Dalam mengajarkan Alquran, artinya ada peran orang tua dalam pendidikan anaknya terutama pendidikan agama. Tentu, pendidikan agama bisa diberikan dengan baik jika orang tua juga memiliki kapasitas pengetahuan agama yang baik. Maka dari itu, perlu persiapan yang panjang dan matang dalam mengasuh anak dan menjadi orang tua. Tidak serta merta menuntut anak banyak hal sedangkan semua tidak dimulai dari diri sendiri.
Adapun peran anak untuk orang tua terutama saat di akhirat adalah mendoakannya. Sebab masing-masing manusia akan dimintai pertanggung jawabannya, dan anak tidak bisa menolong kecuali dengan mendoakannya. Sebagaimana hadis Nabi riwayat Abu Hurairah,
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة إلا من صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له
Artinya: Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “apabila seseorang telah meninggal tidaklah terputus amalnya (ganjarannya) kecuali tiga perkara; sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya.” (HR. Muslim)
Dalam Syarh Nawawi ‘ala Muslim dijelaskan yang dimaksud anak shalih yang mendoakan orang tuanya adalah termasuk apa yang diajarkan mereka kepada anaknya,
فإن الولد من كسبه ، وكذلك العلم الذي خلفه من تعليم أو تصنيف
Sesungguhnya anak itu tergantung dari usaha (pengasuhan) orang tuanya, begitu juga ilmu yang diajarkan kepadanya berupa pengajaran atau karya.
Dalam hal ini, Imam Nawawi menjelaskan bahwa anak adalah tanggung jawab dari orang tuanya. Hadis ini mendorong siapapun untuk mendidik anaknya dengan pendidikan terbaik, sebab kelak mereka akan mendoakan orang tuanya dan doa itu sampai kepada orang tuanya. Jika seorang anak telah diberi pendidikan yang baik oleh orang tuanya, tentu ia akan memiliki rasa berterima kasih dengan terus mendoakan orang tuanya dan mengajarkan ilmu yang telah diajarkan oleh orang tuanya. Ilmu yang diajarkan kepada anak juga yang menjadi bagian sedekah yang tak terputus, begitu penjelasan Imam Nawawi.
Hadis ini masuk dalam bab wakaf. Ketiga perkara yang disebutkan oleh Rasulullah adalah perkara yang mengalirkan pahala sekalipun seseorang telah wafat. Karena tiga perkara tersebut memberikan dampak dan manfaat seterusnya bahkan setelah ia wafat.
Jelaslah bahwa seorang anak bisa menolong orang tuanya di akhirat, manakala ia terus mengamalkan kebaikan yang diajarkan oleh orang tuanya, dan terus mendoakan kebaikan untuk kedua orang tuanya. Hal tersebut juga dikuatkan dengan sabda Nabi bahwa permohonan ampun seorang anak untuk orang tuanya bisa mengangkat derajat mereka di akhirat,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
Artinya: “dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga, hamba itu kemudian berkata; ‘Wahai Rabb, dari mana semua ini? ‘ maka Allah berfirman; ‘Dari istighfar anakmu.” (HR. Ahmad)
Demikian penjelasan mengenai peran anak untuk orang tua. Menjadi orang tua tidaklah mudah. Untuk itu teruslah memperbaiki diri agar kelak bisa mendidik anak dan mengajarkannya dengan kebaikan. Sebagai anak, banyak-banyaklah berdoa kepada Allah agar Dia mengampuni dosa orang tua dan mengangkat derajat mereka di akhirat. Wallahu a’lam bisshowab.
3 Comments