Ikuti Kami

Kajian

Makna Kelapangan Dada Nabi Muhammad dalam Surah al-Insyirah

Tips Khatam al-Quran di Bulan Ramadan bagi Perempuan

BincangMuslimah.Com – Surah al-Insyirah atau asy-Syarh dinamakan demikian sebab dimulai dengan kabar mengenai kelapangan dada Nabi Muhammad.

Surah ini memberi pesan kepada jiwa Nabi saw yang merasa tertekan karena mengemban urusan dakwah dan menanggung ketidaksenangan atas gangguan orang-orang kafir yang menyakitkan. Sebagaimana firmanNya, QS. as-Syarh ayat 1:

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu (Nabi Muhammad)?”

Kata ‘nasyrah‘ berasal dari ‘syaraha‘ yang artinya melapangkan, baik secara material (memotong atau membedah), juga non materi maknanya membuka, memberi pemahaman, menganugerahkan ketenangan dan semaknanya.

Maksud dari Kelapangan Dada Menurut Ulama Tafsir

Karena itu pakar Alquran berbeda pendapat mengenai hal ini. Ada yang mengatakan bahwa ayat pertama berbicara tentang pembedahan dada Nabi. Baik di kala beliau remaja maupun pada malam isra’ mi‘raj. Malaikat mengeluarkan hati beliau saw dan mencuci serta membersihkannya dari segala kemaksiatan. Kemudian, memenuhi hati tersebut dengan ilmu dan iman, lantas meletakkannya lagi di tempat semula. (HR. Bukhari)

Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Quran al-Adzim (4/524) menerangkan bahwa hal itu sesungguhnya tidak kontradiktif, karena pembelahan dada Nabi Muhammad oleh malaikat sebagaimana riwayat tersebut merupakan sebab adanya lapang dada secara maknawi juga.

Akan tetapi, mayoritas mufasir menyatakan bahwa ‘as-Syarh’ adalah amr maknawi atau sesuatu yang abstrak. Seperti Quraish Shihab yang memahami ayat di atas sebagai kelapangan yang dapat menghasilkan kemampuan menerima. Serta menemukan kebenaran, hikmah, dan kebijaksanaan, dan kesanggupan menampung bahkan memaafkan kesalahan dan gangguan-gangguan orang. Sebab kata ‘syaraha‘ dalam berbagai derivasinya tidak satu pun terdapat dalam Alquran di konteks material, apalagi pembedahan. (Tafsir al-Misbah 15/354).

Baca Juga:  Ketentuan Puasa Ramadhan Bagi Musafir

Sementara Abu Hayyan dalam Bahr al-Muhith (8/847) menyatakan itu berupa permohonan dalam doa kepada Allah dan kemampuan menghadapi berbagai gangguan orang-orang kafir. Hal ini sebagaimana doa Nabi Musa yang memohon kepada Allah agar dianugerahi kelapangan dada serta dipermudah untuknya segala persoalan. (QS. Thaha: 25-26)

Kelapangan dada yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad atau kepada selain beliau, tentu saja dengan kapasitas yang berbeda. Dapat memahaminya melalui perbandingan antara dua ayat sebelumnya, yaitu yang Allah anugrahkan kepada Nabi Musa dan Nabi Muhammad.

Nabi Musa harus memohon dalam doanya terlebih dahulu, sedangkan Nabi Muhammad saw. memperoleh anugerah kelapangan dada tanpa mengajukan permohonan. Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang mendapat tanpa memohon, tentunya lebih dicintai dari yang memohon, baik permohonannya diterima, lebih-lebih bila tidak.

Di sisi lain, permohonan Nabi Musa adalah agar dipermudah untuk urusannya. Sementara Nabi saw. bukan sekadar urusan yang Allah mudahkan bagi beliau, tetapi beliau sendiri yang mendapat anugrah kemudahan. Sehingga betapapun sulitnya persoalan Rosul hadapi, dengan pertolongan Allah beliau akan mampu menyelesaikannya. (Tafsir al-Misbah 15/355)

Keutamaan Surah Al-Insyirah: Melapangkan Jiwa Nabi dan Umat Islam

Nabi Muhammad meyatakan bahwa turunnya surah as-Syarh ini sebagai penghibur beliau saw, yang kemudian juga menjadi keutamaan bagi umat Islam untuk membacanya. Al-Baidhawi meriwayatkan dari Nabi saw: “Barangsiapa membaca surat Alam Nasyrah, maka seakan dia mendatangiku saat keadaanku sedang bersedih kemudian ia menyenangkanku”. (Anwar at-Tanzil 6/322)

Karena itu, para ulama seperti Imam Syafi’i mengajarkan dan memberi faidah kepada seseorang yang jiwanya sedang mengalami kegalauan, kesepian, dan menderita, atapun perasaan marah. Untuk mengatasi hal tersebut dengan membaca surah al-Insyirah ini sembari tangan kanannya memegang dada.

Baca Juga:  Hukum Melaksanakan Haji Setiap Tahun

Dalam riwayat lain, sebagaimana hadits dari Imam ad-Dhahak dari Ibnu Abbas, para sahabat pernah bertanya kepada Nabi saw: “Hai Nabi Muhammad, apakah Allah melapangkan dada?” Nabi saw menjawab: “Benar Allah melapangkan dada”. Mereka kembali bertanya: “Apakah tanda Allah telah melapangkan dada?”

Kemudian beliau saw menjawab, “Tanda Allah melapangkan dadanya adalah bergesernya dari dunia yang menipu kepada kehidupan yang kekal, serta menyiapkan kematian sebelum mendatanginya”. (Tafsir al-Qurtubi, 20/104). Wallah a’lam.[]

Rekomendasi

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

4 Komentar

4 Comments

Komentari

Terbaru

Anjuran Bagi-bagi THR, Apakah Sesuai Sunah Nabi?

Video

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect