Ikuti Kami

Kajian

Makna Kelapangan Dada Nabi Muhammad dalam Surah al-Insyirah

Tafsir QS Al-Hadid Ayat 16 dalam Menyikapi Fenomena Moral Gen Z

BincangMuslimah.Com – Surah al-Insyirah atau asy-Syarh dinamakan demikian sebab dimulai dengan kabar mengenai kelapangan dada Nabi Muhammad.

Surah ini memberi pesan kepada jiwa Nabi saw yang merasa tertekan karena mengemban urusan dakwah dan menanggung ketidaksenangan atas gangguan orang-orang kafir yang menyakitkan. Sebagaimana firmanNya, QS. as-Syarh ayat 1:

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu (Nabi Muhammad)?”

Kata ‘nasyrah‘ berasal dari ‘syaraha‘ yang artinya melapangkan, baik secara material (memotong atau membedah), juga non materi maknanya membuka, memberi pemahaman, menganugerahkan ketenangan dan semaknanya.

Maksud dari Kelapangan Dada Menurut Ulama Tafsir

Karena itu pakar Alquran berbeda pendapat mengenai hal ini. Ada yang mengatakan bahwa ayat pertama berbicara tentang pembedahan dada Nabi. Baik di kala beliau remaja maupun pada malam isra’ mi‘raj. Malaikat mengeluarkan hati beliau saw dan mencuci serta membersihkannya dari segala kemaksiatan. Kemudian, memenuhi hati tersebut dengan ilmu dan iman, lantas meletakkannya lagi di tempat semula. (HR. Bukhari)

Ibnu Katsir dalam Tafsir al-Quran al-Adzim (4/524) menerangkan bahwa hal itu sesungguhnya tidak kontradiktif, karena pembelahan dada Nabi Muhammad oleh malaikat sebagaimana riwayat tersebut merupakan sebab adanya lapang dada secara maknawi juga.

Akan tetapi, mayoritas mufasir menyatakan bahwa ‘as-Syarh’ adalah amr maknawi atau sesuatu yang abstrak. Seperti Quraish Shihab yang memahami ayat di atas sebagai kelapangan yang dapat menghasilkan kemampuan menerima. Serta menemukan kebenaran, hikmah, dan kebijaksanaan, dan kesanggupan menampung bahkan memaafkan kesalahan dan gangguan-gangguan orang. Sebab kata ‘syaraha‘ dalam berbagai derivasinya tidak satu pun terdapat dalam Alquran di konteks material, apalagi pembedahan. (Tafsir al-Misbah 15/354).

Baca Juga:  Imam Al-Azhar Mengangkat Tema Perempuan di Kultum Ramadan

Sementara Abu Hayyan dalam Bahr al-Muhith (8/847) menyatakan itu berupa permohonan dalam doa kepada Allah dan kemampuan menghadapi berbagai gangguan orang-orang kafir. Hal ini sebagaimana doa Nabi Musa yang memohon kepada Allah agar dianugerahi kelapangan dada serta dipermudah untuknya segala persoalan. (QS. Thaha: 25-26)

Kelapangan dada yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad atau kepada selain beliau, tentu saja dengan kapasitas yang berbeda. Dapat memahaminya melalui perbandingan antara dua ayat sebelumnya, yaitu yang Allah anugrahkan kepada Nabi Musa dan Nabi Muhammad.

Nabi Musa harus memohon dalam doanya terlebih dahulu, sedangkan Nabi Muhammad saw. memperoleh anugerah kelapangan dada tanpa mengajukan permohonan. Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa yang mendapat tanpa memohon, tentunya lebih dicintai dari yang memohon, baik permohonannya diterima, lebih-lebih bila tidak.

Di sisi lain, permohonan Nabi Musa adalah agar dipermudah untuk urusannya. Sementara Nabi saw. bukan sekadar urusan yang Allah mudahkan bagi beliau, tetapi beliau sendiri yang mendapat anugrah kemudahan. Sehingga betapapun sulitnya persoalan Rosul hadapi, dengan pertolongan Allah beliau akan mampu menyelesaikannya. (Tafsir al-Misbah 15/355)

Keutamaan Surah Al-Insyirah: Melapangkan Jiwa Nabi dan Umat Islam

Nabi Muhammad meyatakan bahwa turunnya surah as-Syarh ini sebagai penghibur beliau saw, yang kemudian juga menjadi keutamaan bagi umat Islam untuk membacanya. Al-Baidhawi meriwayatkan dari Nabi saw: “Barangsiapa membaca surat Alam Nasyrah, maka seakan dia mendatangiku saat keadaanku sedang bersedih kemudian ia menyenangkanku”. (Anwar at-Tanzil 6/322)

Karena itu, para ulama seperti Imam Syafi’i mengajarkan dan memberi faidah kepada seseorang yang jiwanya sedang mengalami kegalauan, kesepian, dan menderita, atapun perasaan marah. Untuk mengatasi hal tersebut dengan membaca surah al-Insyirah ini sembari tangan kanannya memegang dada.

Baca Juga:  Ayat-Ayat yang Turun di Bulan Syakban

Dalam riwayat lain, sebagaimana hadits dari Imam ad-Dhahak dari Ibnu Abbas, para sahabat pernah bertanya kepada Nabi saw: “Hai Nabi Muhammad, apakah Allah melapangkan dada?” Nabi saw menjawab: “Benar Allah melapangkan dada”. Mereka kembali bertanya: “Apakah tanda Allah telah melapangkan dada?”

Kemudian beliau saw menjawab, “Tanda Allah melapangkan dadanya adalah bergesernya dari dunia yang menipu kepada kehidupan yang kekal, serta menyiapkan kematian sebelum mendatanginya”. (Tafsir al-Qurtubi, 20/104). Wallah a’lam.[]

Rekomendasi

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

4 Komentar

4 Comments

Komentari

Terbaru

Tips Mengelola Emosi Ala Al-Quran Tips Mengelola Emosi Ala Al-Quran

Tips Mengelola Emosi Ala Al-Quran

Muslimah Daily

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an (bag 1)

Kajian

Adakah Kriteria Tertentu dalam Memilih Imam Salat? Adakah Kriteria Tertentu dalam Memilih Imam Salat?

Adakah Kriteria Tertentu dalam Memilih Imam Salat?

Tanya Ustazah

Cantik dan Imaji Tubuh Menurut Andien Aisyah, Yura Yunita dan Natasha Rizky

Kajian

Pengertian Taman Pemakaman untuk Umat Islam Pengertian Taman Pemakaman untuk Umat Islam

Pengertian Taman Pemakaman untuk Umat Islam

Muslimah Talk

Lies Marcoes Natsir: Cita-cita Islam Adalah Kesetaraan

Muslimah Talk

Luna dan Maxime: Apakah Sah Akad Nikahnya? Luna dan Maxime: Apakah Sah Akad Nikahnya?

Luna dan Maxime: Apakah Sah Akad Nikahnya?

Kajian

Mana yang Lebih Utama, Berbakti kepada Orang Tua atau Istri? Mana yang Lebih Utama, Berbakti kepada Orang Tua atau Istri?

Mana yang Lebih Utama, Berbakti kepada Orang Tua atau Istri?

Keluarga

Trending

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an (bag 1)

Kajian

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Ibadah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Diari

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Diari

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Benarkah Rasulullah Menikahi Maimunah saat Peristiwa Umratul Qadha?

Kajian

Connect