Ikuti Kami

Kajian

Halal bi Halal Sunnah atau Budaya?

keistimewaan umat nabi muhammad
Source: gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Tak terasa kita sudah di penghujung bulan Ramadan dan sebentar lagi kita akan menyambut hari raya Idulfitri. Sebagai seorang muslim, sudah seyogyanya kita meneladani Nabi Muhammad saw. dengan melakukan kesunahan-kesunahan yang beliau ajarkan saat hari raya Idulfitri.

Di hari raya Idulfitri, sebelum berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat Idulfitri berjamaah, Nabi Muhammad saw. mandi membersihkan diri terlebih dahulu. Lalu mengenakan pakaian terbaik dan memakai parfum untuk mengharumkan badan beliau.

Nabi Muhammad saw. pun menyempatkan waktu untuk makan beberapa kurma sebelum keluar rumah. Setibanya di masjid, beliau saling sapa dengan para jamaah dan saling mengucapkan selamat hari raya Idulfitri. Setelah rampung shalat dan khutbah IdulfItri, beliau kembali ke rumah dengan mengambil rute jalan yang  berbeda dari saat beliau berangkat ke masjid. Setibanya di rumah, Nabi Muhammad saw. berkumpul dengan keluarga beliau dan saling mengucapkan selamat.

Hal ini selaras dengan sabda Nabi Muhammad saw. diriwayatkan oleh Syang ahabat Anas bin Malik,

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – رضي الله عنه -، قَالَ: كَانَ لأَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ يَوْمَانِ فِي كُلِّ سَنَةٍ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَلَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – الْمَدِينَةَ، قَالَ: “كَانَ لَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا، وَقَدْ أَبْدَلَكُمُ اللَّهُ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ الْفِطْرِ، وَيَوْمَ الأَضْحَى” سنن النسائي

Artinya: Dari Anas bin Malik r.a. mengatakan, “Orang Arab Jahiliyah memiliki dua hari dalam satu tahun untuk bersenang-senang. Ketika Nabi Muhammad Saw. datang ke Madinah, beliau berkata, “Kalian (umat muslim) memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang, dan Allah Swt. akan menggantinya dengan kebaikan-kebaikan. Dua hari itu adalah hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.”

Baca Juga:  Ba’do Katupat dari Sulawesi, Warisan Budaya dari Pangeran Diponegoro

Sebab hari raya Idulfitri adalah hari bersenang-senang, maka kita pun dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. untuk juga bisa berbagi bahagia sekaligus menyenangkan orang-orang di sekitar kita. Bahkan sebetulnya hikmah di balik  kesunahan mengenakan pakaian terbaik dan memakai parfum di hari raya adalah dalam rangka menyenangkan orang lain. Sebisa mungkin di hari bahagia ini orang-orang akan turut senang dan merasa nyaman jika kita berhias.

Jika ditanya, halal bi halal sunnah atau budaya masyarakat Indonesia? Maka jawabannya adalah keduanya. Ia dihukumi sunnah sebab di dalamnya ada unsur membahagiakan orang lain. Pun hukum asal silaturahmi adalah sunnah, bahkan wajib bagi saudara-saudara terdekat. 

Halal bi halal di hari raya Idulfitri juga merupakan budaya Indonesia. Sebab dalam Alquran dan Sunnah tidak ada ketentuan tertentu tentang tata cara bersilaturahmi. Selama ini yang dilakukan masyarakat muslim Indonesia saat hari raya Idul Fitri adalah berkeliling ke rumah keluarga, baik yang dekat maupun jauh. 

Kalau kita perhatikan, orang-orang di desa pun sepulang shalat Idulfitri berjamaah di masjid, berkunjung ke rumah-rumah tetangga, satu persatu anggota rumahnya disalami dan saling memohon maaf.  Praktik halal bi halal yang kita lakukan tidak lain merupakan budaya masyarakat Indonesia secara turun menurun.

Oleh karenanya, ketika halal bi halal di hari raya Idulfitri, kita pun masih mendapatkan pahala bersilaturahmi. Bahkan bukan hanya pahala silaturahmi, kita juga mendapat ganjaran telah menyenangkan hati keluarga, tetangga dan kerabat terdekat. Hingga jelaslah bahwa tradisi halal bi halal adalah bagian sunnah Nabi dan budaya Indonesia. 

Rekomendasi

CariUstadz Dakwah Perspektif Perempuan CariUstadz Dakwah Perspektif Perempuan

Berkolaborasi dengan KUPI, CariUstadz Tingkatkan Dakwah Perspektif Perempuan 

Silaturahmi dalam Momen Lebaran Silaturahmi dalam Momen Lebaran

Menjalin Silaturahmi dalam Momen Lebaran

Panggilan sayang sunnah nabi Panggilan sayang sunnah nabi

Membuat Panggilan Sayang kepada Istri Termasuk Sunnah Nabi

Hukum Melakukan Puasa Wishal Hukum Melakukan Puasa Wishal

Lebih Utama Puasa Qadha atau Halal bi Halal?

Ditulis oleh

Tanzila Feby Nur Aini, mahasiswi Universitas al-Azhar, Kairo di jurusan Akidah dan Filsafat. MediaI sosial yang bisa dihubugi: Instagram @tanzilfeby.

Komentari

Komentari

Terbaru

Hal-Hal yang Merusak Amal Baik Hal-Hal yang Merusak Amal Baik

Hal-Hal yang Merusak Amal Baik

Kajian

peran tionghoa dalam menyebarkan islam peran tionghoa dalam menyebarkan islam

Imlek: Refleksi Peran Tionghoa dalam Menyebarkan Islam di Banten

Kajian

Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis? Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis?

Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis?

Kajian

Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran

Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran

Kajian

pendidikan perempuan pendidikan perempuan

Cara Islam Menghargai Pendidikan untuk Perempuan

Kajian

Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab

Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab

Khazanah

Mengenang Toeti Heraty: Penyair Kontemporer Terkemuka Indonesia

Khazanah

Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak

Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak

Kajian

Trending

Berapa Kali Sehari Rasulullah Mengucapkan Istighfar?

Ibadah

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Lima Keutamaan Asiyah Istri Firaun yang Disebut Dalam Hadis dan al-Qur’an

Kajian

Penyakit hati Penyakit hati

Hati-Hati, Ini Ciri Kalau Kamu Punya Penyakit Hati

Kajian

https://www.idntimes.com/ https://www.idntimes.com/

Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Memiliki Pasukan Armada Laut Terbesar di Nusantara

Muslimah Talk

Tata Cara Mengurus Bayi yang Meninggal

Kajian

Zikir Ketika Angin Kencang

Ibadah

Mengenal Hamnah Binti Jahsy, Perawat Perempuan di Masa Rasul

Muslimah Talk

ummu salamah penyebutan perempuan ummu salamah penyebutan perempuan

Menelaah Tafsir Ummu Salamah: Menyambung Sanad Partisipasi Perempuan dalam Sejarah Tafsir al-Qur’an

Kajian

Connect