Ikuti Kami

Kajian

Kisah Rumini dan Keutamaan Berbakti pada Ibu

peran ibu istimewa islam
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Kisah seorang perempuan bernama Rumini yang berusia 28 tahun ramai di jagat media. Pasalnya, Rumini memilih bertahan bersama ibunya (71) saat erupsi Semeru terjadi pada 4 Desember 2021. Kisah Rumini mengundang banyak simpati dari warga dan membuat siapapun mendoakannya. Kisah tentangnya mengingatkan kita akan keutamaan berbakti pada Ibu dalam Islam.

Dilansir dari beberapa media, Rumini menemani ibunya yang sudah sepuh. Ibunya harus  berjalan dengan bantuan orang lain dan tongkat. Sehingga, aktivitasnya harus dibantu oleh Rumini yang sehari-hari menemaninya. Saat kejadian erupsi Semeru, rumah warga yang dievakuasi, termasuk rumah Rumini yang sudah rata itu, jasad Rumini dan ibunya ditemukan dalam posisi berpelukan.

Rumini memilih menemani ibunya, meski sebenarnya ia bisa saja turut lari bersama warga lainnya yang menyelamatkan diri. Usianya yang masih muda dan kesempatan hidup yang masih panjang tak membuat ia meninggalkan ibunya.

Dalam Islam, keutamaan berbakti pada ibu memiliki derajat yang lebih tinggi daripada kepada bapak. Hal ini merujuk pada hadis berstatus hasan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama riwayat Mu’awiyah bin Hidah al-Qusyairi saat ditanya oleh seorang sahabat tentang siapa yang paling berhak ia hormati. Rasulullah lalu menjawab,

أمَّك قال: قلت ُ: ثمَّ من؟ قال أمَّك قال: قلت: ثمَّ من؟ قال: أمَّك قال: قلتُ: ثمَّ من؟ قال ثمَّ أباكَ، ثمَّ الأقربَ، فالأقربَ

artinya: “Ibumu”, lalu aku bertanya lagi, Rasulullah menjawab, “ibumu.” Akupun bertanya lagi, kemudian siapa? Rasulullah menjawab, “ibumu.” Kemudian aku bertanya lagi, kemudian siapa? Rasulullah menjawab, “kemudian ayahmu, kerabatmu paling dekat, dan kerabatmu berikutnya.” (HR. Tirmizi)

Tidak hanya merujuk pada hadis Rasulullah, tapi juga firman Allah dalam surat Luqman ayat 14,

Baca Juga:  Corona Sebagai Tanda Kiamat, Benarkah Demikian?

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.

Pada ayat ini, Allah memerintahkan manusia untuk berbakti pada kedua orang tuanya. Tapi kemudian Allah menceritakan pengorbanan ibunya yang dilakukan semenjak mengandung, melahirkan, dan menyusui.

Mengapa Allah langsung menyebutkan pengorbanan seorang ibu dengan gambaran sakit yang bertubi-tubi?

Dalam tafsir Alqur`an al-Adzhim karya Ibnu Katsir disebutkan,

وإنما يذكر تعالى تربيةَ الوالدة وتعبها ومشقتها في سهرها ليلا ونهارًا، ليُذكّر الولد بإحسانها المتقدم إليه

Sesungguhnya, Allah menyebutkan dedikasi seorang ibu, rasa letih dan payahnya di waktu malam dan siang adalah untuk mengingatkan pada seorang anak agar lebih mendahulukan ibunya dalam berbakti.

Pada peristiwa lain pun, pernah ada seorang sahabat yang hendak turut berperang bersama Rasulullah. Tapi Rasulullah justru menanyakan apakah ia memiliki ibu, lelaki itu menjawab, sahabat tersebut menjawab iya dan Rasulullah memintanya untuk kembali dan berbakti pada ibunya.

عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ طَلْحَةَ، – وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ – عَنْ أَبِيهِ، طَلْحَةَ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السُّلَمِيِّ، أَنَّ جَاهِمَةَ، جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ ‏.‏ فَقَالَ ‏”‏ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ ‏”‏ ‏.‏ قَالَ نَعَمْ ‏.‏ قَالَ ‏”‏ فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا ‏”‏

Artinya: dari Ibnu Juraih, berkata, “telah mengabarkan padaku Muhammad bin Tholhah (dia adalah Ibnu Abdillah bin Abdurrahman) dari ayahnya, Thalhah dari Mu’awiyah bin Jahimah as-Sulamiy sesungguhnya Jahimah datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallama dan berkata, “Ya Rasulullah, aku ingin turut berperang dan aku datang untuk bergabung.” Lalu Rasulullah menjawab, “apakah engkau memiliki ibu?” Jahimah menjawab, “iya.” Rasulullah bersabda, “menetaplah bersamanya, karena sesungguhnya surga berada di bawah kedua kakinya.” (HR. An-Nasa`i)

Baca Juga:  Berbakti kepada Orang Tua, Jalan Tol Menuju Ridha Allah

Bahkan dalam hadis tersebut, Rasulullah lebih meminta sahabatnya untuk menemani ibunya daripada turut berjihad. Sekalipun jihad juga memiliki ganjaran yang besar bagi siapapun yang ikut kala itu. Maka jelaslah, Islam telah mengajarkan tentang keutamaan berbakti kepada seorang ibu yang nilai pahalanya sama bahkan melebihi jihad.

Kisah Rumini yang berbakti pada ibunya melahirkan doa-doa dari siapapun yang mendengarnya. Semoga amal ibadahnya bersama ibunya diterima oleh Allah dan diberi tempat terbaik di sisi-Nya. Amin.

 

 

 

Rekomendasi

Kajian Hadis Misoginis Kajian Hadis Misoginis

YouCast: Kajian Hadis Misoginis, Upaya Meluruskan Pemahaman yang Menyudutkan Perempuan

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

keutamaan haji hadis rasulullah keutamaan haji hadis rasulullah

Tujuh Keutamaan Ibadah Haji dalam Hadis Rasulullah

sampaikanlah walau satu ayat sampaikanlah walau satu ayat

Penjelasan Hadis “Sampaikanlah dariku Walau Hanya Satu Ayat”

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect