Ikuti Kami

Kajian

Hukum Mencetak Alquran dengan Berbagai Warna

mencetak alquran berbagai warna
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Alquran merupakan kitab suci yang menjadi pedoman umat Islam. Di dalam Alquran, terdapat aturan-aturan atau undang-undang yang harus dipatuhi umat manusia supaya berjalannya kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai sosial serta terwujudnya kehidupan yang aman, damai, dan tentram bagi mereka yang menjadikannya sebagai petunjuk. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 2,

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

Artinya: “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.

Terdapat banyak keistimewaan yang dimiliki oleh Alquran, di antaranya adalah bisa menjadi penolong di hari kiamat kelak bagi orang yang membacanya. Rasulullah bersabda,

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

Artinya: “Bacalah Alquran, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada para pembacanya”. (HR. Muslim No.252).

Hadis dari Rasulullah tersebut menunjukkan betapa mulia dan indahnya Alquran bagi para pembacanya sehingga akan memiliki peran sebagai penolong bagi para pembacanya. Namun di zaman sekarang, seringkali dijumpai mushaf-mushaf Alquran dari penerbit yang mana mereka mencetak Alquran dengan berbagai warna di huruf-hurufnya. Seperti warna merah yang melambangkan bacaan dua harakat, warna hijau melambangkan bacaan lima harakat, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Penulisan Alquran yang seperti demikian dilakukan untuk mempermudah para pembacanya agar tidak keliru dalam pembacaan huruf mad dan lainnya. Melihat fenomena penulisan atau pencetakan Alquran yang saat ini banyak ditulis dengan warna-warna pada kalimatnya, bagaimanakah hukumnya?

Jika berbicara mengenai hukum mencetak Alquran dengan berbagai macam warna dengan tujuan yang mulia tersebut, yaitu mempermudah dan menyelamatkan para pembacanya dari kekeliruan, maka hukum yang demikian tertera dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab.

Baca Juga:  Makna I'jaz Alquran dan Penerapannya

Pada kitab tersebut dijelaskan bahwa hukum memperindah Alquran dengan cara memperbagus tulisannya, memberikan harakat pada setiap hurufnya dengan tujuan menyelamatkan Alquran dari adanya kekeliruan (saat membacanya) dan pengubahan, itu sangat dianjurkan selama hal demikian tidak merubah tulisannya. Berikut redaksinya:

وأجمعوا على استحباب كتابة المصحف وتحسين كتابته وتبيينها وايضاحها وإيضاح الخط دون مشقة وتعليقه ويستحب نقط المصحف وشكله لأنه صيانة له من اللحن والتحريف

“Dan para ulama telah berijma’ atas kesunnahan menulis mushaf dan memperbagus, memperjelas tulisannya, serta merperjelas kaligrafi tanpa kesulitan, dan memberikan catatan kaki pada kaligrafinya. Dan dianjurkan pula memberikan titik dan harakat pada mushaf untuk menjaganya dan kekeliruan dan perubahan”.

Bahkan jika melihat awal penulisan Alquran, pada saat itu Alquran ditulis tanpa ada titik dan harakat pada setiap hurufnya. Dengan penulisan Alquran yang seperti demikian, membuat sebagian orang yang tidak mengerti bahasa Arab sering keliru dalam membaca Alquran, seperti salah dalam penyebutan huruf-huruf yang serupa bentuknya seperti huruf Ba’, Ta’, Tsa’ dan Nun.

Kemudian dengan adanya kekeliruan tersebut, maka ulama pada masa itu berpikir untuk menyelesaikan kekeliruan itu dengan memberikan titik pada setiap huruf yang terdapat dalam Alquran. Namun masalah kekeliruan bukan hanya terletak pada tidak adanya titik saja, melainkan juga pada ketiadaan harakat yang membuat kekeliruan dari segi i’rab (susunan kata) yang juga menyebabkan perubahan dari segi maknanya.

Oleh karenanya untuk menyelesaikan masalah tersebut maka diberikanlah harakat pada setiap huruf yang terdapat dalam mushaf agar orang-orang bisa membaca Alquran dengan benar dan tidak mengubah makna yang dimaksud oleh teks-teksnya.

Melihat fenomena awal penulisan Alquran di atas, mencetak Alquran dengan berbagai macam warna sangatlah bagus bahkan perlu untuk dilakukan dengan tujuan mempermudah para pembacanya untuk mengetahui bacaan atau hukum tajwid yang terdapat pada setiap teksnya serta bertujuan menyelamatkan Alquran dari adanya kekeliruan (saat membacanya) dan pengubahan.

Baca Juga:  Tidak Menyebutkan Jumlah Mahar, Sahkah Akad Nikah?

Editor: Zahrotun Nafisah

Rekomendasi

Tafsir Penciptaan Perempuan menurut Muhammad Abduh

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

Al Quran Sebagai Mukjizat Terbesar Rasulullah saw Al Quran Sebagai Mukjizat Terbesar Rasulullah saw

Tafsir Surah al-Jatsiyah ayat 30: Bekerja Sebagai Bentuk Keimanan

meletakkan al-Qur'an di lantai, Mengenal Hermeneutika Feminisme: Metode Penafsiran Al-Qur’an Berbasis Feminisme meletakkan al-Qur'an di lantai, Mengenal Hermeneutika Feminisme: Metode Penafsiran Al-Qur’an Berbasis Feminisme

Langkah-langkah dalam Memahami Alquran

Ditulis oleh

Mahasantri Ma'had Aly Salafiyah Syafi'iyah Situbondo (Pegiat kajian Qashashul Quran dan Gender)

Komentari

Komentari

Terbaru

Namaku Perempuan: Film yang Mengubah Cerita Menjadi Sumber Pengetahuan Namaku Perempuan: Film yang Mengubah Cerita Menjadi Sumber Pengetahuan

Namaku Perempuan: Film yang Mengubah Cerita Menjadi Sumber Pengetahuan

Berita

Melindungi Anak dari Pelecehan: Pentingnya Mengenalkan Bagian Tubuh Pribadi Sejak Kecil Melindungi Anak dari Pelecehan: Pentingnya Mengenalkan Bagian Tubuh Pribadi Sejak Kecil

Melindungi Anak dari Pelecehan: Pentingnya Mengenalkan Bagian Tubuh Pribadi Sejak Kecil

Keluarga

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

Nikah Siri : Pernikahan yang Sangat Rentan tapi Masih Sering Terjadi Nikah Siri : Pernikahan yang Sangat Rentan tapi Masih Sering Terjadi

Nikah Siri : Pernikahan yang Sangat Rentan tapi Masih Sering Terjadi

Kajian

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Kasus Penculikan Anak: Refleksi untuk Melindungi Anak dari Kejahatan Kasus Penculikan Anak: Refleksi untuk Melindungi Anak dari Kejahatan

Kasus Penculikan Anak: Refleksi untuk Melindungi Anak dari Kejahatan

Keluarga

Trending

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

Peran Perempuan di Balik Sumpah Pemuda sampai Lahirnya Kongres Perempuan

Kajian

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Keluarga

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

ratu safiatuddin pemimpin perempuan ratu safiatuddin pemimpin perempuan

Ratumas Sina, Pahlawan Perempuan dari Jambi

Khazanah

Perempuan haid membaca tahlil Perempuan haid membaca tahlil

Hukum Perempuan Haid Membaca Tahlil

Kajian

Connect