BincangMuslimah.Com- Perdamaian adalah dambaan bagi setiap makhluk hidup. Sejak awal, Islam pun mengusung visi perdamaian.Tatanan aturan yang dibentuk sedemikian rupa ditujukan untuk tercapainya keadilan dan perdamaian. Meskipun bentuk perdamaian setiap orang beda-beda, namun tujuan perdamaian tetap harus ditegakkan.
Sejak awal, Islam datang untuk mengusung dan mewujudkan visi perdamaian tersebut. Diutusnya sang Rasul, tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai rahmat (perdamaian) untuk alam semesta. Hal ini ditegaskan di dalam Al-Quran surah Al-Anbiya’ ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Artinya: “dan tidaklah kami mengutusmu (muhammad) kecuali untuk rahmat bagi seluruh alam.”
Jadi apa yang dibawa dan disampaikan oleh rasul adalah rahmat bagi setiap makhluk Allah Swt. Dalam sejarah, penyebaran agama Islam di Timur Tengah memang diwarnai dengan peperangan. Namun peperangan tersebut tak akan terjadi jika umat Islam tidak diserang terlebih dahulu. Artinya, Islam di Timur Tengah menyebar lewat perang dan penaklukan karena semata-mata hanya ingin mempertahankan diri dan agama.
Berbeda halnya dengan yang terjadi di Indonesia. Dakwah Islam di nusantara diwarnai dengan sikap welas asih dan toleransi yang luar biasa. Metode dakwah Walisongo pun banyak mengadopsi praktik kebudayaan agama lain. Ini menunjukkan bahwa agama Islam sejatinya hanya ingin menyebarkan perdamaian lewat ajarannya.
Mengapa perdamaian penting dalam beragama?
Karena itu naluri manusia. Setiap umat beragama pasti ingin beribadah dan melakukan kegiatan dengan tanpa adanya hambatan. Dari naluri manusia ini, di dalam syariat Islam sejatinya memiliki tujuan, tujuan itu dinamakan dengan Maqasid Syariah.
Maqasid syariah ini berdasarkan hirarki adalah hifdz ad-din (menjaga agama), hifdz an-nafs (menjaga jiwa), hifdz al-aql (menjaga akal), hifdz an-nasb (menjaga keturunan), hifz al-mal (menjaga harta), dan hifzhu al-‘ardh (menjaga kehormatan).
Pengklarifikasian hirarki Maqasid Syariah ini tak lain dan tak bukan adalah untuk mengantarkan kehidupan manusia sesuai dengan kehendak sang Pencipta.
Syaikh Badiuzzaman Said Nursi menyampaikan “ Yang harus dicintai adalah cinta itu sendiri dan yang harus dibenci adalah kebencian itu sendiri”. Kata-kata ini merupakan motivasi dan kritik kepada golongan yang membenci sesama saudaranya yang muslim, padahal Islam hadir sebagai rahmat dan cinta bagi semua orang.
Mencintai perdamaian dan menghargai perbedaan adalah perintah Allah Swt yang disampaikan melalui kitab sucinya. Salah satunya adalah yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 256,
لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.
Apa keistimewaan jika perdamaian berhasil terwujud?
Kelebihan yang bisa dirasakan oleh manusia jika bisa mewujudkan perdamaian adalah ketentraman dan ketenangan di dalam hidup serta beragama. Bisa tercapainya keteraturan dan keseimbangan yang luar biasa.
Muhammad Abduh, seorang pembaharu dari Mesir menuturkan ketika beliau berkunjung ke Prancis dan melihat kota-kota di sana bersih, teratur dan higienis. Lantas beliau berkata “aku melihat Islam, tapi aku tidak melihat orang Islam”. Dan sekembalinya dari Paris, beliau kembali ke kampung halamannya di Mesir dan melihat salah satu daerah di sana yang kotor, jorok, dan tak teratur. Lantas beliau berkata “aku melihat orang Islam, tapi aku tidak melihat Islam”.
Ini sebagai autokritik beliau terhadap perilaku muslim sekarang yang lebih banyak Islam hanya secara simbolik saja, bukan secara substansi. Karena jikalau Islam diamalkan dalam diri secara substansi, niscaya akan mewujudkan keseimbangan dan keteraturan yang sangat indah.
Inilah tujuan Islam yang sejak awal mengusung nilai perdamaian. Islam yang mengantarkan kepada ketentraman hidup baik yang seagama, maupun beda agama.
3 Comments