BincangMuslimah.Com – Di antara hal yang menyebabkan mandi adalah keluarnya sperma, namun hal tersebut tidaklah membatalkan wudhu. Sehingga ia hanya dituntut untuk ightisal, mandi besar, adapun wudhunya dia tidak batal sebab keluarnya sperma. Lalu jika sperma dianggap suci, kenapa keluar air mani wajib mandi?
Sudah maklum, bahwa menurut madzhab Syafi’i sperma dihukumi suci. Lain halnya dengan madzhab Hanafi yang menganggap bahwa sperma statusnya najis. Perintah mandi janabah ketika sperma keluar ini berdasarkan firman Allah swt dalam al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6, di mana Allah berfirman;
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah.
Jika kamu sakit dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur.
Mahal syahidnya ialah penggalan ayat “wa in kuntum junuban fattahharu“, Imam al-Baghawi menafsiri ayat ini dengan mengatakan;
قوله عز وجل : ( وإن كنتم جنبا فاطهروا ) أي : اغتسلوا
Yang dimaksud dengan perintah bersuci dalam ayat fattahharu ialah perintah untuk mandi janabah. (Tafsir al-Baghawi Ayat 6)
Lalu mengapa kita diperintahkan mandi janabah, jika sperma yang menjadi penyebabnya dihukumi suci? Syekh Muhammad bin Ahmad al-Syathiri mengatakan;
والحكمة في أن خروج المني يوجب الغسل : لأنه يضعف الجسم ، والغسل يعطيه شيئا من النشاط وجريان الدم.
Alasan mengapa keluarnya mani menjadi penyebab mandi wajib ialah karena yang demikian bisa melemahkan kebugaran badan, sedang mandi merupakan salah satu sarana untuk membangkitkan rasa semangat dari malas dan juga sebagai sarana pelancar sirkulasi darah. (Syarh Yaqut al-Nafis H. 85)
Kemudian mengapa kita diperintahkan mandi sekujur tubuh? Dijelaskan;
فَإِنْ قُلْت: لِمَ وَجَبَ تَعْمِيمُ الْبَدَنِ بِالْغَسْلِ مِنْ خُرُوجِ الْمَنِيِّ مَعَ أَنَّهُ دُونَ الْبَوْلِ وَالْغَائِطِ فِي الْقَدْرِ بِيَقِينٍ؟ فَالْجَوَابُ: أَنَّ تَعْمِيمَ الْبَدَنِ بِخُرُوجِهِ أَوْ بِالْجِمَاعِ مِنْ غَيْرِ خُرُوجِهِ لَيْسَ هُوَ لِلْقَذَرِ، وَإِنَّمَا هُوَ لِمَا فِيهِ مِنْ اللَّذَّةِ الَّتِي تَسْرِي فِي جَمِيعِ الْبَدَنِ حَتَّى تُمِيتَهُ وَتُنْسِيَهُ ذِكْرَ رَبِّهِ وَالنَّظَرَ إلَيْهِ
Jika kamu bertanya : ” mengapa wajib meratakan badan dengan mandi sebab keluarnya mani, padahal Buang air besar lebih kotor daripada mani secara yakin ? “. Maka jawabnya;
“Sesunguhnya meratakan badan dengan mandi sebab keluarnya mani atau sebab jima’ tanpa keluar mani, bukanlah karena kotornya, tapi hanyalah karena keluarnya mani atau jima’ tanpa keluar mani terdapat kenikmatan yang menjalar keseluruh tubuh. “(Hasyiyah al-Bujairimi ala al-Khatib, 1/240)
Demikianlah penjelasan terkait alasan kenapa keluar air mani wajib mandi. Padahal sperma yang keluar dihukumi suci.
*Tulisan ini pernah diterbitkan di Bincangsyariah.com.
5 Comments