Ikuti Kami

Kajian

Pendapat Ulama Mengenai Hukum Membasuh Tangan

pendapat ulama membasuh tangan
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Berbeda pendapat adalah hal yang lumrah di kalangan para ulama Fikih (Fuqaha’). Namun, hal ini tak lantas menjadikan rasa permusuhan di antara mereka. Sikap saling menghormati dan menghargai merupakan tindakan yang selalu dijunjung tinggi. Di dalam literatur Fikih Islam, perbedaan pendapat ulama ini muncul pada beberapa kasus, termasuk di antaranya adalah membasuh tangan sebelum wudhu.

Yang di maksud dalam hal membasuh tangan sebelum wudhu ini adalah membasuh sekeliling pergelangan tangan hingga ke bawah, termasuk telapak tangan, jari jemari dan sela-selanya serta bagian punggung telapak tangan, yang mana semua hal itu dilakukan sebelum niat wudhu.

Sebagaimana yang telah maklum. Tentu yang dimaksud bukanlah membasuh kedua tangan yang menjadi fardhu wudhu. Karena kefardhuannya tidak menjadi perdebatan di kalangan para ulama Fikih.

Perbedaan pendapat ini dapat kita jumpai dalam kitab Bidayatul Mujtahid karangan Ibnu Rusyd sebagaimana berikut,

اختلف الفقهاء في غسل اليد قبل إدخالها في إناء الوضوء… فتحصل في ذلك أربعة أقوال : قول : إنه سنة بإطلاق ، وقول : إنه استحباب للشاك ، وقول : إنه واجب على المنتبه من نوم ، وقول : إنه واجب على المنتبه من نوم الليل دون نوم النهار

Para ulama ahli Fikih berbeda pendapat (Khilaf) mengenai membasuh tangan sebelum memasukkannya pada wadah yang di dalamnya terdapat air untuk wudhu (kurang dari dua qullah). Terdapat 4 pendapat dalam menyikapi permasalahan ini; Pertama, sunnah secara mutlak. Kedua, sunnah bagi yang ragu. Ketiga. wajib bagi ia yang baru terbangun dari tidur. Keempat, wajib bagi ia yang baru terbangun dari tidur malam, tidak bagi yang terbangun dari tidur siang. (Bidayatul Mujtahid juz 1, hal: 13)

Baca Juga:  Alasan Filosofis Diwajibkannya Membasuh Wajah, Tangan, Kepala, dan Kaki saat Wudhu

Pendapat yang dikemukakan oleh para Fuqaha’ tersebut tentu semuanya memiliki dasar dan argumen yang kuat. Oleh karena itu, Ibnu rusyd dalam kitab ini menyertakan penjelasan yang detail mengenai pendapat yang muncul, sebagaimana berikut,

فذهب قوم إلى أنه من سنن الوضوء بإطلاق ، وإن تيقن طهارة اليد ، وهو مشهور مذهب مالك والشافعي . وقيل : إنه مستحب للشاك في طهارة يده ; وهو أيضا مروي عن مالك . وقيل : إن غسل اليد واجب على المنتبه من النوم ، وبه قال داود وأصحابه . وفرق قوم بين نوم الليل ونوم النهار ، فأوجبوا ذلك في نوم الليل ولم يوجبوه في نوم النهار ، وبه قال أحمد

Sebagian ulama berpendapat bahwa membasuh tangan sebelum niat hukumnya sunnah secara mutlak jika diyakini kesucian tangannya. Ini merupakan pendapat masyhur para ulama madzhab Maliki dan Syafi’i. Sebagian yang lain berpendapat bahwa yang demikian adalah sunnah bagi yang ragu terhadap kesucian tangannya. Ini juga merupakan riwayat Imam Malik. Sebagian ulama lainnya juga berpendapat bahwa membasuh tangan hukumnya wajib jika ia baru terbangun dari tidur. Ini merupakan pendapat Imam Daud ad-dhahiri dan para sahabatnya. Namun sebagian yang lain berpendapat wajib bagi ia yang terbangun dari tidur malam dan tidak wajib bagi yang terbangun dari tidur siang. Ini merupakan pendapat Imam Ahmad. (Bidayatul Mujtahid juz 1, hal: 13-14)

Jika kita perhatikan, perbedaan pendapat ini bermuara pada satu hal, yakni suci dan tidak suci.

Pendapat pertama, sunnah jika suci. Tentu maksudnya adalah jika tidak suci maka wajib membasuhnya terlebih dahulu pada tempat lain selain tempat yang berisi air untuk wudhu. Setelah suci, barulah sunnah membasuh tangan dan tidak menjadikan airnya musta’mal.

Baca Juga:  Riffat Hassan: Perintah Berjilbab Tidak Bisa Dijadikan Alasan Domestikasi Perempuan

Pendapat kedua, sunnah bagi yang ragu akan kesucian tangannya (tidak membawa najis). Sedangkan bagi orang yang meyakini bahwa tangannya suci, maka tidak sunnah membasuhnya.

Pendapat yang ketiga, wajib membasuh tangan ketika bangun dari tidur dan sebelum hendak wudhu. Barangkali ini berangkat dari kekhawatiran tangannya menyentuh najis (seperti menggaruk lubang dubur) ketika tidur dan tidak terasa.

Pendapat keempat, wajib membasuh tangan ketika bangun dari tidur malam dan sebelum hendak wudhu. Pendapat yang keempat ini terbatasi dengan kata-kata “malam”, artinya tidur siang yang diyakini tidak menyentuh najis maka tidak wajib membasuhnya. Sedangkan tidur malam, sebagian ulama menganggap diyakini menyentuh najis. Oleh karenanya, membasuh tangan saat sebelum wudhu hukumnya wajib.

Masalah perbedaan pendapat ini merupakan buah dari perbedaan ulama dalam memahami hadis Rasulullah Saw. yang berbunyi,

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيُفْرِغْ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidur hendaklah menuangkan dari bejana airnya ke tangannya sebanyak tiga kali, sebab ia tidak tahu dimana tangannya bermalam… (HR. Ahmad)

Itulah ragam pendapat ulama Ahli Fikih mengenai hukum membasuh tangan. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam.

 

Rekomendasi

dua qullah wadah tabung dua qullah wadah tabung

Jika Istri Dilarang Menggunakan Air oleh Suami, Bolehkah Bertayamum? 

alasan diwajibkannya membasuh wudhu alasan diwajibkannya membasuh wudhu

Alasan Filosofis Diwajibkannya Membasuh Wajah, Tangan, Kepala, dan Kaki saat Wudhu

Hukum Berkumur Melaksanakan Puasa Hukum Berkumur Melaksanakan Puasa

Hukum Berkumur saat Melaksanakan Ibadah Puasa

tinta pemilu menghalangi wudhu tinta pemilu menghalangi wudhu

Apakah Tinta Pemilu Menghalangi Air Wudhu?

Ditulis oleh

Santri Tahfidz Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuwangi Jawa Timur

Komentari

Komentari

Terbaru

Hal-Hal yang Merusak Amal Baik Hal-Hal yang Merusak Amal Baik

Hal-Hal yang Merusak Amal Baik

Kajian

peran tionghoa dalam menyebarkan islam peran tionghoa dalam menyebarkan islam

Imlek: Refleksi Peran Tionghoa dalam Menyebarkan Islam di Banten

Kajian

Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis? Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis?

Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis?

Kajian

Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran

Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran

Kajian

pendidikan perempuan pendidikan perempuan

Cara Islam Menghargai Pendidikan untuk Perempuan

Kajian

Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab

Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab

Khazanah

Mengenang Toeti Heraty: Penyair Kontemporer Terkemuka Indonesia

Khazanah

Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak

Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak

Kajian

Trending

Berapa Kali Sehari Rasulullah Mengucapkan Istighfar?

Ibadah

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Lima Keutamaan Asiyah Istri Firaun yang Disebut Dalam Hadis dan al-Qur’an

Kajian

Penyakit hati Penyakit hati

Hati-Hati, Ini Ciri Kalau Kamu Punya Penyakit Hati

Kajian

https://www.idntimes.com/ https://www.idntimes.com/

Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Memiliki Pasukan Armada Laut Terbesar di Nusantara

Muslimah Talk

Tata Cara Mengurus Bayi yang Meninggal

Kajian

Zikir Ketika Angin Kencang

Ibadah

Mengenal Hamnah Binti Jahsy, Perawat Perempuan di Masa Rasul

Muslimah Talk

ummu salamah penyebutan perempuan ummu salamah penyebutan perempuan

Menelaah Tafsir Ummu Salamah: Menyambung Sanad Partisipasi Perempuan dalam Sejarah Tafsir al-Qur’an

Kajian

Connect