Ikuti Kami

Kajian

Keluar Mani Tapi Tidak Penetrasi, Wajibkah Mandi Besar?

keluar mani mandi besar
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Mani dalam bahasa Arab disebut dengan نطفة (nuthfah) biasanya diartikan juga sebagai sel produksi atau sperma. Dalam istilah fikih mendefinisikan mani sebagai cairan berwarna putih kental yang menyebabkan seseorang menjadi junub atau wajib mandi sebelum melaksanakan ibadah salat. 

Ulama mazhab Syafi’i membedakan ciri-ciri mani dari madzi dan wadi. Ia berbau khas seperti adonan kue ketika basah dan bau telur ketika kering, keluarnya memancar dan terasa nikmat tetapi mengakibatkan futur (lemas). 

Penetrasi sendiri merupakan tindakan masuknya organ reproduksi pria (penis) ke saluran reproduksi perempuan (vagina) atau dalam islam dikenal dengan istilah jima’. Seringkali mani atau sperma akan keluar ketika penetrasi ini karena rangsangan yang terjadi ketika berhubungan. Dalam ilmu biologi disebut dengan ejakulasi. 

Namun dilansir dari hellosehat.com, penyebab keluarnya mani (sperma) tidak hanya saat berhubungan intim atau dorongan seksual lainnya, namun aktivitas otak juga bisa mempengaruhi sistem ejakulasi manusia seperti reaksi emosional cemas, panik, serta stres bisa memicu datangnya ejakulasi tanpa adanya gairah, bahkan bisa pada saat tidur saja atau bisa disebut mimpi basah (ihtilam). Lalu, apakah keluar mani selain pada penetrasi atau berhubungan intim termasuk junub dan diwajibkan mandi besar?

Ulama fikih berbeda pendapat perihal hukum mani (sperma) itu sendiri apakah suci atau najis:

Pertama, ulama yang berpendapat bahwa hukum mani adalah najis. Kalau ada anggota tubuh ataupun pakaian yang terkena mani, maka wajib disucikan. Dari kitab Syarh Fathul Qadir juz 1 halaman 197, golongan ulama ini adalah Imam Malik, abu Hanifah, dan Auza’i. Dari ketiganya terdapat pula perbedaan dalam cara mensucikannya. Mereka berpedoman pada hadits Nabi SAW riwayat umrah dari Sayyidah Aisyah RA:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كُنْتُ أَفْرُكُ الْمَنِيَّ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا كَانَ يَابِسًا وَأَغْسِلُهُ إذَا كَانَ رَطْبًا 

Artinya: “Dari ‘Aisyah, ia berkata: “Aku mengerik mani dari pakaian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika ia kering, dan mencucinya (membasuhnya) jika ia basah.” (HR Daruquthni).

Selain hadits tersebut, mereka memperkuat argumen dengan dalil aqli (akal) bahwa mani (sperma) dan air kencing melalui lubang yang sama. Sehingga sama-sama dihukumi najis.

Kedua, ulama yang berpendapat bahwa mani (sperma) itu suci. Dari kitab Raudhatut Thalibin juz 1 halaman 17 menyebutkan, mereka adalah Imam Syafi’i, Imam Hanbal, Sufyan al-Tsauri, Ibnu Hazm, dan Daud al-Dzahiri. Adapun mereka berpedoman pada hadits riwayat Al-Aswad bin Yazid dari Aisyah radhiyallahu anha:

 عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كُنْتُ أَفْرُكُ الْمَنِيَّ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُصَلِّي فِيهِ

Artinya: Dari ‘Aisyah, ia berkata: “Aku mengerik mani dari pakaian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian ia shalat dengan pakaian itu.” (HR. Jama’ah, kecuali Imam Bukhari).

Dilansir dari NUOnline bahwa golongan ulama ini menyanggah hadits yang dijadikan dasar kelompok pertama bahwa mengerik mani (sperma) bukan berarti najis, namun untuk tujuan kebersihan dan kesunnahan. Adapun pendapat yang paling kuat adalah yang kedua yaitu suci.

Meski dinyatakan suci, dalam fikih terdapat kewajiban mandi besar ketika keluar mani baik laki-laki maupun perempuan. Dalam kacamata ilmu kedokteran dijelaskan bahwa sekali tumpahan mani terdapat 2.000.000.000 (dua milyar) benih sperma. Hasil riset mengatakan siapapun yang keluar mani maka akan berakibat lemas dan berkurang tenaganya. Maka dari itu dapat dipulihkan kembali dengan cara mandi, bukan hanya membasuh dzakar saja (NUOnline.id).

Rasulullah SAW bersabda: 

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله تعالى عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم { الْمَاءُ مِنْ الْمَاءِ } رَوَاهُ مُسْلِمٌ 

Artinya: “Dari Abu Sa’id Al-Khudri Ra. Ia berkata, Rasulullah Saw.bersabda, ‘Air itu karena air (wajibnya mandi karena keluarnya air mani),’” (HR Muslim).

Hadis tersebut menguatkan kewajiban mutlak mandi besar bagi seseorang yang keluar mani baik dalam keadaan sadar atau tidak, tidur, disengaja maupun tidak, ada atau tidaknya penyebab seperti syahwat, berhubungan badan (penetrasi atau jima’) dan lain sebagainya. Karena dalam hadits tersebut, poin yang digarisbawahi hanya “keluar mani”, maka tetaplah wajib mandi besar.

Rekomendasi

orang tua rasulullah neraka orang tua rasulullah neraka

Benarkah Orang Tua Rasulullah Saw. Masuk Neraka?

hukum menonton film action hukum menonton film action

Hukum Menonton Film Action dalam Islam

Menolak Ajakan Istri Berhubungan Menolak Ajakan Istri Berhubungan

Beberapa Ciri Toxic Relationship dan Ajaran Relasi Sehat ala Islam

Pro Kontra Feminisme dalam Islam Pro Kontra Feminisme dalam Islam

Pro Kontra Feminisme dalam Islam

Ditulis oleh

Mahasiwi Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Mahasantriwati Pesantren Luhur Sabilussalam.

2 Komentar

2 Comments

    Komentari

    Terbaru

    Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak

    Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak

    Berita

    Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga

    Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga

    Ibadah

    Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari

    Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari

    Kajian

    Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat

    Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat

    Kajian

    Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi

    Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi

    Kajian

    Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik

    Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik

    Muslimah Talk

    Jangan Khawatir, Hukum Jual Beli Centang Biru Boleh Jangan Khawatir, Hukum Jual Beli Centang Biru Boleh

    Jangan Khawatir, Hukum Jual Beli Centang Biru Boleh

    Kajian

    Mau Menikah? Ini Rukun dan Syarat Menikah yang Harus Kamu Tahu Mau Menikah? Ini Rukun dan Syarat Menikah yang Harus Kamu Tahu

    Mau Menikah? Ini Rukun dan Syarat Menikah yang Harus Kamu Tahu

    Ibadah

    Trending

    Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

    Lima Nasihat Pernikahan Gus Mus untuk Pengantin Baru

    Keluarga

    Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

    Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

    Kajian

    Keistimewaan Sayyidah khadijah Keistimewaan Sayyidah khadijah

    Tujuh Keistimewaan Sayyidah Khadijah yang Tak Banyak Orang Tahu

    Muslimah Talk

    Bekas darah haid Bekas darah haid

    Apakah Bekas Darah Haid yang Susah Dibersihkan Najis?

    Kajian

    Mengapa perempuan mudah menangis Mengapa perempuan mudah menangis

    Mengapa Perempuan Mudah Menangis?

    Muslimah Daily

    Biografi Ummu Hani Biografi Ummu Hani

    Biografi Ummu Hani; Sepupu Perempuan Rasulullah

    Muslimah Talk

    3 Cara Mensyukuri Nikmat 3 Cara Mensyukuri Nikmat

    3 Cara Mensyukuri Nikmat Allah  

    Ibadah

    menolak dijodohkan menolak dijodohkan

    Kisah Pertemuan Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah

    Keluarga

    Connect