Ikuti Kami

Kajian

Penjelasan Rukun Iman dalam Kitab I’anatu al-Mustafid

Penjelasan Rukun Iman dalam

BincangMuslimah.Com – Iman berarti percaya, dan meyakininya dalam hati disertai dengan aktualisasi dalam amal kebaikan. Adapun jumlah rukun iman ada enam berdasarkan dalil berupa hadis dari Rasulullah. Di sini, penulis akan memaparkan penjelasan rukun iman dalam kitab I’anatu al-Mustafid karya Shalih bin Fauzan al-Fauzan seorang ulama Arab Saudi yang tergabung dalam Komite Fatwa Arab Saudi.

Mengenai hadis yang menjelaskan tentang iman adalah hadis panjang yang menjelaskan sekaligus tentang Islam dan ihsan. Sebuah hadis populer tentang kehadiran Jibril saat Rasulullah dan umatnya berada di suatu majlis:

عَنْ عُمَرَ رضي الله عنه أَيضاً قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه و سلّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَم، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (الإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ، وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ إِليْهِ سَبِيْلاً. قَالَ: صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ، قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الآَخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ: صَدَقْتَ

Artinya: Dari Umar radhiyallahu ‘anhu pula dia berkata; pada suatu hari ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang laki-laki berpakaian sangat putih, dan rambutnya sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya, kemudian ia duduk di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mendekatkan lututnya lalu meletakkan kedua tangannya di atas pahanya, seraya berkata: ‘Wahai Muhammad jelaskan kepadaku tentang Islam?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ”Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah Al Haram jika engkau mampu mengadakan perjalanan ke sana.” Laki-laki tersebut berkata: ‘Engkau benar.’ Maka kami pun terheran-heran padanya, dia yang bertanya dan dia sendiri yang membenarkan jawabannya. Dia berkata lagi: “Jelaskan kepadaku tentang iman?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “(Iman itu adalah) Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir serta engkau beriman kepada takdir baik dan buruk.” Ia berkata: ‘Engkau benar.’ (HR. Muslim)

Baca Juga:  Ulama Fikih Klasik; Orang Murtad Harus Dibunuh?

Pertama, iman kepada Allah adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang pantas untuk disembah. Allah pun menciptakan jin dan manusia adalah semata-mata untuk menyembah-Nya. Tercantum dalam surat az-Zariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

Ayat ini menghendaki hamba-Nya untuk mengesakan Allah, bukan sebatas mengakui Ketuhanan-Nya. Artinya, sesembahan dan rasa bergantung hanya kepada Allah, bukan kepada makhluk. Wujud dari mengesakan Tuhan tidak sebatas pada ibadah lahiriah, tapi juga ibadah batin dan keyakinan penuh. Sebab manusia memang hanya diciptakan untuk menyembah-Nya.

Kedua, iman kepada malaikat adalah meyakini bahwa malaikat wujudnya ada dan merupakan makhluk Allah yang paling taat. Malaikat adalah makhluk yang tidak pernah bermaksiat, tidak memiliki nafsu, selalu patuh pada apa yang diperintahkan oleh kepada mereka, dan senantiasa bertasbih. Meski tak hapal secara detail nama dan tugasnya, paling tidak kita meyakini secara universal tentang eksistensinya sebagai makhluk Allah.

Ketiga, iman kepada kitab-kitab Allah. Kitab yang diimani oleh mukmin tidak sekedar kitab Alquran tapi juga kitab-kitab sebelumnya. Yaitu kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Tapi dalam konteks masa kini, kitab Taurat dan Injil tak lagi relevan dengan ketauhidan Allah. Mengimani keduanya adalah dengan mengimani bahwa kitab-kitab sebelum Alquran juga mengajarkan ketauhidan kepada Allah.

Turunnya Alquran adalah untuk penyempurna kitab-kitab sebelumnya. Tapi hanya Alquran yang hingga kini terjaga keasliannya dan menjadi bukti akan mukjizatnya.

Keempat, iman kepada rasul adalah meyakini adanya mereka sebagai utusan Tuhan untuk mengajak manusia menyembah Allah dan melakukan kebaikan. Para rasul diutus oleh Allah untuk mengajak manusia agar mengakui penciptaNya. Mereka diutus bersama dengan mukjizat untuk memberi bukti bahwa ia adalah rasul, manusia yang tetap memiliki karakter basyariah, sifat-sifat manusiawi seperti makan, minum, tidur, menikah dan lain-lain tapi memiliki kelebihan lain berupa medapatkan wahyu dari Allah dan mukjizat.

Baca Juga:  Tafsir ad-Dhuha; Allah Tidak Meninggalkan Nabi Muhammad

Kelima, iman kepada hari kiamat adalah meyakini bahwa dunia tidak kekal. Jika keyakinan itu terpatri dalam hati dengan kuat, maka itu akan mendorong kita untuk berhati-hati dalam bertindak. Kita akan memikirkan tentang hari di mana manusia akan dimintai pertanggungjawaban akan apa yang ia lakukan selama hidup.

Keenam, iman kepada takdir adalah meyakini bahwa takdir baik dan buruk berasal dariNya. Meyakini bahwa segala takdir telah tertulis dalam Lauh Mahfudz pada zaman azali. Hal ini berdasarkan hadis shahih:

قدرَّ الله المقادير قبل أن يخلق السماوات والأرض بخمسين ألف سنة

Artinya: Allah telah menentukan takdir-takdir sebelum 50 ribu tahun penciptaan langit dan bumi (HR. Tirmizi)

Meski Allah telah menuliskan takdir manusia, bukan berarti manusia diperintahkan untuk pasrah sepenuhnya tanpa berusaha. Kemampuan manusia adalah berusaha sebagai bentuk penghambaan kita kepada-Nya. Menyerah tanpa usaha adalah sikap pesimis seorang mukmin.

Keenam rukun iman ini bila dimaknai dengan baik akan terwujud dalam perbuatan-perbuatan baik, ibadah-ibadah yang penuh dan mendapat ketentraman jiwa.

 

 

Rekomendasi

Tafsir Penciptaan Perempuan menurut Muhammad Abduh

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

Tafsir Surah al-Jatsiyah ayat 30: Bekerja Sebagai Bentuk Keimanan

Kisah Annemerie Schimmel Kisah Annemerie Schimmel

Kisah Annemerie Schimmel, Orientalis yang Terpesona dengan Islam

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Anak Meninggal Sebelum Hari Ketujuh, Masihkah Diakikahi?

Ibadah

Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Surah al-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Muslimah Daily

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Ibadah

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect