Ikuti Kami

Muslimah Daily

Istri Menafkahi Suami, Dapatkah Pahala?

Young woman wearing a hijab working in a research laboratory. Kuala Lumpur, Malaysia

BincangMuslimah.Com – Kehidupan rumah tangga itu bermacam-macam. Cobaan tiap rumah tangga pun berbeda-beda. Ada cobaan dari segi keluarga, cobaan dari segi pasangan, maupun cobaan dari segi finansial.

Banyak korban PHK, pengangguran, buka usaha juga tidak mudah karena daya beli masyarakat menurun seiring dengan menurunnya pendapatan. Apabila istri yang bekerja untuk menafkahi suami, apakah ia mendapat pahala?

Karena semua orang bertahan dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terlebih jika kamu telah mempunyai kewajiban keluarga yang harus dinafkahi.

Siapakah yang Seharusnya Bekerja dalam Keluarga?

Tidak ada jaminan bahwa finasial keluarga akan selalu dalam kondisi baik. Bekerjasama antara suami dan istri adalah jalan keluar terbaik agar masalah lebih mudah terselesaikan. Beberapa kondisi yang menimpa suami seperti PHK dini, pensiun ataupun suatu hal lain yang menjadikan suami tidak lagi bisa bekerja. Sehingga terkadang istri harus bekerja untuk menafkahi suami dan menjadikan pendapatan istri sebagai tumpuan keuangan keluarga.

Anggapan bahwa istri hanya menunggu pemberian suami itu tidak benar. Banyak perempuan di antara kita yang membantu ekonomi keluarga, bahkan menafkahi suami hanya saja tidak terekspos. Misalnya ada istri yang bekerja dari rumah, entah itu jualan online, freelancer, penulis artikel dan lain sebagainya.

Banyak hal bisa dilakukan meskipun tidak keluar rumah tapi menghasilkan uang. Istri selalu punya cara masing-masing untuk menjadikan keluarganya lebih baik. Seperti, mengelola pendapatan, mengatur pengeluaran serta perencanaan finansial. Istri dan suami memang selayaknya saling bekerjasama dalam membangun rumah tangga.

Ada anggapan seperti ini;

Laki-laki kok gak bekerja, malu dong sama istrimu yang nafkahin

Perempuan kok bekerja, kamu bikin malu suamimu, dikira nanti gak mampu nafkahi

Jika memang kondisi suami tidak mampu untuk bekerja atau pendapatan suami belum mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Istri juga harus memaklumi kondisi tersebut. Begitupun kepada suami, jika istri ingin bekerja untuk menafkahi suami, selama hal tersebut mempunyai banyak manfaat maka izinkanlah. Karena bekerja tidak hanya sebatas tentang uang. Dengan bekerja akan menjadikan seseorang lebih produktif, manfaat, dan tidak bosan karena bertemu dengan banyak orang baru, serta untuk mengembangkan diri.

Baca Juga:  Memasuki New Normal: Inilah Daftar Barang Yang Wajib Dibawa Oleh Perempuan

Pahasa bagi Istri yang Mencari Nafkah

Karena dalam prinsip kesalingan, memenuhi kebutuhan keluarga adalah tugas bersama, tugas domestik juga menjadi tanggung jawab bersama. Maka suami dan istri memang harus bekerjasama, saling tolong menolong untuk kemaslahatan keluarga. Rasulullah Saw tidak melarang perempuan untuk bekerja. Bahkan istri Rasulullah Saw, Siti Khadijah Ra adalah pebisnis sukses, ahli dalam berdagang dan bernegosiasi. Ada pula Ritah bint Abdullah istri Abdullah bbin Mas’ud, yang mengelola industri kecil di rumahnya.

Dari Ritah, istri Abdullah bin Mas’ud ra. Ia pernah mendatangi Nabi Saw dan bertutur: “Wahai Rasul, saya perempuan pekerja, saya jual hasil pekerjaan saya. Saya melakukan ini semua, karena saya, suami saya, maupun anak saya, tidak memiliki harta apapun.” Ia juga bertanya mengenai nafkah yang saya berikan kepada mereka (suami dan anak). “Kamu memperoleh pahala dari apa yang kamu nafkahkan pada mereka”, sabda Nabi Saw. (HR. Ibn Sa’d)

Dari Zainab, istri Abdullah ra: saya pernah berada di masjid mendengar Rasulullah memberi nasihat: “Bersedekahlah walaupun dengan perhiasan yang kamu pakai.” Zainab sendiri yang justru memberi nafkah kepada suaminya, yaitu Abdullah dan anak-anak yatim di pangkuannya. Ia meminta suaminya, Abdullah: “Tanyakan kepada Rasulullah, apakah ketika saya memberi nafkah untukmu dan untuk anak-anak yatim dipangkuan ku dapat dianggap sebagai sedekah”. “Kamu saja yang tanya sendiri ke Rasulullah”, jawab suaminya. Akhirnya datang sendiri ke menemui Rasulullah Saw.

Di pintu saya bertemu perempuan yang memiliki kebutuhan sama. Kami bertemu bertemu dengan Bilal dan memintanya untuk menanyakan ke Rasulullah: “Apakah saya cukup berzakat atau bersedekah, dengan menafkahkan harta saya untuk suami saya dan anak-anak yatim dipangkuan saya?”. Kami berpesan kepada Bilal tidak membuka identitas kami ke Rasulullah Saw. Bilal masuk dan mengutarakan persoalan kami. “Siapa yang bertanya”, kata Rasulullah. “Zainab”, jawab Bilal, “Zainab yang mana”, “Zainab istri Abdullah”, terakhir Bilal berujar. Nabi Saw kemudian bersabda: “Ya ia memperoleh dua pahala, pahala kekerabatan dan pahala zakat”. (HR. Bukhari)

Baca Juga:  Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain dan Pesan Menjaga Bumi dalam Islam

Pentingnya Prinsip Kesalingan

Kyai Faqihuddin dalam buku 60 Hadis Hak-hak Perempuan dalam Islam, menjelaskan jika hadis-hadis di atas adalah bukti tentang adanya perempuan yang memberi nafkah kepada suami pada zaman Rasulullah Saw. Hal ini menunjukkan adanya tanggung-jawab ekonomi perempuan kepada keluarga, maka seharusnya tanggung jawab domestik juga menjadi kewajiban bersama antara suami dan istri.

Mencari nafkah memang diwajibkan kepada laki-laki dalam Islam, karena dalam budaya masa lalu laki-laki lebih mudah memperoleh pekerjaan. Selain itu secara fisik laki-laki lebih mudah untuk bekerja secara terus-menerus, tidak ada pembatasan kegiatan fisik seperti perempuan ketika mengalami menstruasi, hamil serta menyusui.

Tetapi ketika kesempatan bekerja terbuka untuk laki-laki dan perempuan seperti saat ini, maka kewajiban nafkah menjadi tanggung jawab bersama. Perempuan yang menafkahi keluargapun diapresiasi oleh Rasulullah Saw dan mendapatkan pahala.

Rekomendasi

perempuan pada masa jahiliyah perempuan pada masa jahiliyah

Perempuan, Cita-cita, dan Stigma

Kisah Ummu Syuraik; Pebisnis Perempuan yang Sukses di Zaman Nabi

pendidikan perempuan pendidikan perempuan

Profesi-profesi Perempuan di Masa Nabi Saw

hadis larangan istri keluar hadis larangan istri keluar

Affirmative Action: Membela atau Mengkritik Kebijakan Pro-Perempuan?

Ditulis oleh

Penulis buku "Melacak Jejak Keadilan Perempuan", aktif di komunitas Perempuan Bergerak, Alumni pascasarjana UIN Malang dan anggota dari Womens Writer Asian Muslim Action Network Chapter Malang

3 Komentar

3 Comments

Komentari

Terbaru

Aishah al-Ba’uniyyah, Guru Sufi Asal Mesir yang Pandai Menulis

Muslimah Talk

Mengenal Zero Waste Lifestyle Sebagai Gaya Hidup Islami  Mengenal Zero Waste Lifestyle Sebagai Gaya Hidup Islami 

Mengenal Zero Waste Lifestyle Sebagai Gaya Hidup Islami 

Muslimah Daily

sikap rasulullah perempuan yahudi sikap rasulullah perempuan yahudi

Mengenal Nyai Hj Chamnah; Tokoh Sufi Perempuan Tarekat Tijaniyah

Muslimah Talk

Uang Donasi, Milik Siapa dalam Islam? Uang Donasi, Milik Siapa dalam Islam?

Uang Donasi, Milik Siapa dalam Islam?

Kajian

Muslimah, Yuk Kenali Pentingnya Kesehatan Reproduksi dan Konsen! Muslimah, Yuk Kenali Pentingnya Kesehatan Reproduksi dan Konsen!

Muslimah, Yuk Kenali Pentingnya Kesehatan Reproduksi dan Konsen!

Muslimah Daily

Dua Alasan Kenapa Jangan Mempertahankan Fenomena ‘Laki-Laki Tidak Bercerita’ Dua Alasan Kenapa Jangan Mempertahankan Fenomena ‘Laki-Laki Tidak Bercerita’

Dua Alasan Kenapa Jangan Mempertahankan Fenomena ‘Laki-Laki Tidak Bercerita’

Kajian

Praktik Sewa Rahim dalam Pandangan Islam

Kajian

Kerentanan Berlapis Bagi Perempuan Disabilitas Kerentanan Berlapis Bagi Perempuan Disabilitas

Kerentanan Berlapis Bagi Perempuan Disabilitas

Muslimah Talk

Trending

Berapa Kali Sehari Rasulullah Mengucapkan Istighfar?

Ibadah

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Bolehkah Menyetubuhi Istri dari Jalan Belakang?

Kajian

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Lima Keutamaan Asiyah Istri Firaun yang Disebut Dalam Hadis dan al-Qur’an

Kajian

Penyakit hati Penyakit hati

Hati-Hati, Ini Ciri Kalau Kamu Punya Penyakit Hati

Kajian

https://www.idntimes.com/ https://www.idntimes.com/

Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Memiliki Pasukan Armada Laut Terbesar di Nusantara

Muslimah Talk

Tata Cara Mengurus Bayi yang Meninggal

Kajian

Menunggu Jodoh dengan Elegan; Cerita dari Jomblo untuk Jomblo

Diari

Doa keguguran Doa keguguran

Suami Meninggal, Apa yang Mesti Dilakukan agar Istri Mampu Bertahan?

Diari

Connect