Ikuti Kami

Muslimah Talk

Review Film “Finding Ola”: Kisah Penemuan Jati Diri Pasca Perceraian

finding ola jati diri
credit: photo from Netflix.com

BincangMuslimah.Com“Kau dan dunia sudah cukup mengajariku. Aku tak butuh ibu yang membuatku takut, tapi yang bisa menjadi temanku.”

Serial TV Arab Mesir berjudul “Finding Ola” berjumlah 6 episode. Diperankan oleh Hend Sabri sebagai Ola Abdel Sabour yang menjadi pemeran utama dalam serial ini. “Finding Ola” adalah kisah perjalanan penemuan jati diri pasca perceraian yang ia alami, peristiwa yang tak pernah ia sangka dalam hidupnya.

Mesir melahirkan banyak tokoh feminis, seperti Nawal el-Sadawy yang menentang nilai patriarki melalui karya sastranya baik fiksi maupun non fiksi. Tapi ia lebih dikenal sebagai penulis novel selain berprofesi sebagai seorang dokter. Selain menggambarkan kehidupan pribadi Ola yang menemukan dirinya pasca bercerai, serial ini juga menggambarkan realita yang terjadi di Mesir.

Ola diperankan sebagai sosok perempuan yang menjalankan aktivitas ibu rumah tangga penuh yang merawat suami dan anak-anaknya. Sebelumnya, ia merupakan lulusan farmasi di sebuah universitas dan pernah bekerja. Pasca menikah, ia diminta untuk melepas pekerjaannya dan menyimpan mimpinya.

Ternyata perjalanan rumah tangganya justru membuat ia tidak menjadi dirinya sendiri. Ola kerap diremehkan oleh mertuanya, ibu dari Hisham, suaminya yang berprofesi sebagai seorang Psikiater. Dan Hisham tak bisa mempertahankan harga diri istrinya di depan ibunya sendiri.

Kisah ini dimulai dari perceraiannya dengan suaminya. Pasca perayaan ulang tahun Salim, anak laki-lakinya, Hisham menjatuhkan talak dengan alasan yang tak bisa diterima oleh Ola. Alasan yang sulit dicerna olehnya. Kejadian itu begitu cepat bagi Ola. Hisham pergi ke rumah ibunya dan tak bisa dihubungi selama satu minggu.

Ola terus mencerna peristiwa yang terjadi pada malam itu. Ia tak bisa menerimanya hanya karena alasan bahwa Hisham ingin memperbaiki hidupnya dan tidak tahan dengan perilaku Ola yang banyak menentang dan sulit mengerti. Ola membalas bahwa selama ini ia menyerahkan seluruh hidupnya untuk suami dan anak-anaknya. Pada saat Hisham terkena serangan jantung, Ola yang merawatnya sebagai istrinya justru dituduh sebagai penyebab penyakitnya.

Baca Juga:  Aisyah al-Qurthubiyyah, Perempuan Cerdas Kordoba

Peristiwa perceraian ini akhirnya diketahui oleh ibunya sendiri. Ibunya merasa malu dan beranggapan bahwa perceraian adalah aib. Ia menuding bahwa Ola tak bisa menjadi istri yang ideal bagi Hisham, sosok suami yang dianggap sempurna karena pekerjaannya yang mapan, tampan, dan finansial yang bagus.

Scene ini menggambarkan realitas yang masih mendominasi pikiran masyarakat, yang tidak hanya di Mesir, bahwa perceraian adalah aib dan penyebab utamanya adalah perilaku istri yang tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Ketimpangan relasi gender dalam rumah tangga begitu merugikan perempuan, karena ia hanya dianggap objek dan tidak memiliki peran. Tapi saat pernikahan harus berakhir dengan perceraian, perempuan dituding sebagai pelaku utamanya.

Ola segera bangkit, ia harus berpikir mengenai kehidupannya untuk tetap menghidupi kedua anaknya, Nadia dan Salim. Ia menolak untuk dibayar penuh oleh Hisham atau disewakan pembantu. Reaksi ini menunjukkan bahwa Ola, sebagai perempuan, bisa berdikari untuk hidupnya sendiri dan kedua anaknya.

Meski beberapa kali ia berpikir bahwa Hisham akan membatalkan gugatannya dalam proses perceraiannya itu, pada kenyataannya, Hisham tetap meneruskan gugatannya. Kehidupan baru dimulai. Ia kemudian kembali menengok mimpi-mimpinya yang selama ini dipendam karena harus sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga.

Ola yang merupakan lulusan ilmu Farmasi kemudian berpikir untuk membuka bisnis produk kecantikan dan kesehatan herbal. Produknya ia formulasi sendiri berdasarkan keilmuan yang ia miliki. Dalam proses itu, Ola juga mengalami keraguan karena beberapa kali diremehkan oleh Hisham dan saudara-suadaranya. Tapi ia terus berjalan.

Karakter yang digambarkan sebagai sosok yang bimbang, tergesa-gesa, dan mudah panik dibentuk dari pendidikannya di rumah. Tapi pada kemudian hari, proses dalam perjalanan hidupnya pasca bercerai dalam serial “Finding Ola” ini justru membawanya pada fase menemukan jati diri dan dirinya yang sebenarnya.

Baca Juga:  Perempuan, Filsafat, dan Posthumanisme

Serial ini, dalam beberapa scene memang seperti sedikit rumpang. Terlebih saat beberapa tokoh yang dihadirkan dalam kehidupan Ola tiba-tiba saja dihilangkan dengan peristiwa yang ganjil. Misal, kehadiran Tarek Zohni sebagai pelatih teknik pemasaran yang membantunya memulai bisnisnya dan mempertumkan Ola dengan beberapa pemasok dan menemukan bahan alami untuk produknya.

Setelah Ola berhasil memulai bisnisnya, Tarek tidak dihadirkan lagi tanpa melalui peristiwa yang jelas. Terlepas dari itu, serial ini tetap menyampaikan banyak nilai. Kemudian, Ola berhasil menemukan nama untuk brand-nya dengan nama Second Change yang berarti kesempatan kedua. Ia berpikir, kehidupannya pasca berpisah dengan suaminya adalah kesempatan kedua bagi dirinya untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.

Bisnisnya mulai mengalami kemajuan. Ia kembali dikenal sebagai apoteker dan pengusaha. Di sisi lain, perjalanan asmaranya seringkali berjalan tidak mulus. Ola menjadi sosok yang semakin ragu untuk kembali membuka hati. Beberapa lelaki yang datang ke kehidupannya cukup memberinya pandangan baru sebagai perempuan.

Beberapa hal yang tidak pernah ia lakukan dalam hidupnya ia wujudkan, seperti belajar naik sepeda atau bermalam di gurun sahara. Cuplikan ini menggambarkan bahwa tidak ada yang terlambat untuk mewujudkan mimpi dalam rangka menikmati hidup di dunia.

Ola menjadi perempuan yang begitu sibuk. Tapi beberapa kali, ibunya merasa bahwa Ola berlebihan dalam menjalani kehidupannya. Terutama saat seseorang datang melamarnya dan Ola menumpahkan perasaan yang selama ini disimpan. Ia merasa bahwa selama ini, ia tak diberi kebebasan untuk memilih dan menjadi dirinya sendiri.

“Ini sudah berakhir, Bu. Permainan ini sudah selesai. Selama 40 tahun aku berusaha menjadi putrimu. Aku berusaha menjadi sepertimu, menjadi boneka kecilmu. Tapi tak bisa, lihat aku! Wanita dewasa ini takut padamu. Aku takut menjadi diriku sendiri.”

Dialog tersebut terjadi saat ibunya mengatakan bahwa Ola telah melakukan peristiwa yang memalukan karena menolak sosok pria yang hendak ia kenalkan. Ola merasa lelah sekali karena selama hidupnya ia seringkali tak diberi pilihan atau kebebasan untuk mengambil jalan hidupnya sendiri hanya karena ia anak perempuan.

Baca Juga:  Butet Manurung, Dari Sokola Rimba Hingga Global Role Model Barbie

Adalah bagian paling menarik, menurut penulis, saat Ola menggantikan Hisham untuk berkemah dengan anak-anaknya yang sebenarnya kemah ini dikhususkan untuk ayah dan anak-anaknya. Namun karena Hisham jatuh sakit, Ola diminta menggantikannya. Ia awalnya sempat ditentang karena melanggar aturan pokok, tapi ia terus meyakinkan ketua pelaksana bahwa kesempatan ini boleh ia ambil karena ia juga orang tua dari anak-anaknya.

Beberapa cuplikan seperti berbicara jujur pada anak-anak dan mendengarkan anak lebih dekat mengajarkan kita pentingnya membangun ikatan yang baik dengan anak-anak. Ola merasa lebih dekat dengan kedua anaknya.

Film “Finding Ola” yang menggambarkan proses penemuan jati diri ini layak ditonton oleh siapapun. Meski bahasa yang dituturkan adalah bahasa Arab informal (Amiyah), tersedia juga terjemahan bahasa Indonesia dan Inggris untuk mudah memahami isinya. Semoga bermanfaat!

Rekomendasi

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Hua Mulan: Mendobrak Stigma yang Mengungkung Perempuan

hukum islam perjalanan perempuan hukum islam perjalanan perempuan

Hukum Islam Terkait Mahram pada Perjalanan Perempuan: Kehadiran Negara Pun Diperlukan

Pray the Devil Back Pray the Devil Back

Pray the Devil Back to Hell, Cerita Powerfull Perempuan Mengusung Perdamaian

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Hari Keluarga Internasional: Bagaimana Konsep Keluarga Ideal dalam Al-Quran? Hari Keluarga Internasional: Bagaimana Konsep Keluarga Ideal dalam Al-Quran?

Hari Keluarga Internasional: Bagaimana Konsep Keluarga Ideal dalam Al-Quran?

Keluarga

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Muslimah Talk

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Khazanah

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Muslimah Daily

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Kajian

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri? Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Kajian

Parenting Islami : Ini Enam Keunggulan Mendidik Anak dengan Dongeng dan Cerita

Keluarga

Trending

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Ibadah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Diari

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Diari

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Benarkah Rasulullah Menikahi Maimunah saat Peristiwa Umratul Qadha?

Kajian

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Connect