Ikuti Kami

Muslimah Daily

Sedikit Cerita Dian dalam Film ‘Tilik’

BincangMuslimah.Com – Film pendek ‘Tilik’ menjadi sebuah cerita yang sangat menarik menuju libur panjang akhir pekan ini. Sosok bu Tejo juga menjadi trending akhir-akhir. Semua media menyoroti cerita yang disajikan dalam film pendek tersebut. Namun, dari semua ulasan ada sosok Dian yang menjadi sosok perbincangan Bu Tejo dan ibu-ibu di truk menuju rumah sakit.

Diawal cerita, para ibu-ibu ini berpikir jika Dian berpacaran dengan Fikri, anak Bu Lurah. Lalu, cerita mulai melebar tentang Dian disepanjang cerita. Di akhir cerita, baru kita mengetahui jika Dian akan menjadi istri kedua dari Pak Lurah. Sosok pak Lurah ini tidak diperlihatkan sosoknya dengan jelas, tapi pria yang muncul diakhir ini menegaskan jika Dian harus tenang dan sabar atas keluhannya yang merasa tidak nyaman hubungannya harus disembunyikan terus dari Fikri.

”Mas, Sepertinya aku sudah tidak sanggup lagi hidup bersembunyi seperti ini. Kapan ya Mas, Fikri bisa menerima kalau bapaknya mau menikah lagi?”

Dalam film pendek ‘Tilik’ ini kita melihat bagaimana kegelisahan Dian dengan konsekuensi yang diambilnya untuk menjadi istri kedua. Hidupnya Dian pun dengan menjadi hubungan Pak Lurah pun merasa tidak nyaman. Proses penerimaan menjadi istri kedua di sebuah keluarga pun tidak mudah dilalui oleh Dian. Apalagi dalam film ‘Tilik’, Dian tergolong seorang perempuan yang modern.

Di akhir cerita, ternyata film ‘Tilik’ mempertontonkan akhir cerita yang ngambang dan itu membuat banyak prediksi bagi yang menonton. Bagaimana akhir cerita Dian dengan Pak Lurah? Bisa jadi, Dian memilih untuk tidak menjadi istri kedua dengan berbagai tekanan yang ada. Di akhir cerita Dian memang mengeluhkan atas sikap Fikri yang sulit menerima jika Bapaknya akan menikah lagi.

Baca Juga:  Tips Memilih Kosmetik dan Skincare Aman Bagi Muslimah

Akhir cerita ini menjadi sebuah refleksi bersama jika percakapan terakhir antara Dian dengan Pak Lurag menjadi sudut pandang seorang perempuan yang mau menjadi istri kedua. Selama ini, narasi poligami memang dibangun oleh kelompok laki-laki. Bahkan, secara ekstrem kelompok laki-laki ini secara tegas membuat narasi jika perempuan harus mau dipoligami karena imbalannya surga. Sedangkan narasi perempuan hanya menjadi kelompok kontra dalam narasi tersebut.

Narasi poligami yang berkembang selama ini menarik jika dipahami dengan teori Andrea Drowkin. Pada 1974, Andrea Drowkin sempat memberikan penjelasan jika modifikasi dan permak atas tubuh perempuan merupakan proyek yang terus-menerus dilakukan, berulang kali. Hal ini sangat penting untuk ekonomi, pembedaan yang terus menerus ditegaskan untuk perempuan dan laki-laki lewat realitas fisik dan psikologis.

Tren poligami yang ada selama ini sengaja dibuat untuk sejumlah kepentingan yang dimana perempuan hanya menjadi objek tanpa bisa menjadi subjek. Narasi poligami yang diambil dari kacamata laki-laki ini akan membangun dunia yang patriarki dan perempuan yang tidak bisa mengambil keputusan secara utuh atas dirinya. Hal ini akan semakin membuat perempuan berada di garis kedua terus menerus. Lalu, bagaimana jika perempuan bersuara tentang poligami?

Narasi Poligami akan sangat menarik jika perempuan mengambil peran sebagai subjek dan melepaskan dokrin keagamaan yang mereka anut, apapun latarbelakang keagamaan mereka. Jika ini terjadi, kita hanya akan melihat tinjauan psikologis dari sudut pandang perempuan. Lalu, apa yang terjadi seandainya perempuan menjadi subjek atas narasi yang ada, bukan hanya untuk narasi tentang poligami?

Joan Scott dalam Gender and Politics of History menyadari jika memang harus ada tawaran suara baru menurut suara perempuan. Suara perempuan ini bisa dikatakan sebagai HAM Perempuan. Dalam praktik kenegaraan, Perjuangan HAM perempuan ini tidak terlepas dari perjuangan hak-hak perempuan. Artinya, ketika perempuan menjadi subjek tatanan kehidupan patriarki bisa terkikis secara perlahan.

Baca Juga:  Film Nomadland: Jati Diri Perempuan di Balik Rasa Duka

Namun, tanpa kita sadari nilai-nilai budaya patriarki sangat destruktif. Kita mengalami kesulitan untuk mengubahnya seakan ada blok besar di hadapan kita. Pilihannya seandainya suara perempuan tetap menjadi objek adalah kekerasan atau kedamaian, pembelengguan dan pembebasan, hidup atau mati. Pilihan ini memang harus dilakukan agar dunia agar menjadi dunia yang aman dan adil bagi perempuan.

Rekomendasi

The Story of Moses  The Story of Moses 

Review Film Testament: The Story of Moses 

Film Ipar Adalah Maut Film Ipar Adalah Maut

Review Film Ipar Adalah Maut; Badai Besar Bermula Dari Angin yang Tak Terlihat

Peran Perempuan di Masa Depan dalam The Silent Sea Peran Perempuan di Masa Depan dalam The Silent Sea

Peran Perempuan di Masa Depan dalam The Silent Sea

Review Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa: Perjalanan Menemukan Kebenaran dan Menyembuhkan Luka Review Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa: Perjalanan Menemukan Kebenaran dan Menyembuhkan Luka

Review Film Tuhan Izinkan Aku Berdosa: Perjalanan Menemukan Kebenaran dan Menyembuhkan Luka

Ditulis oleh

Mantan jurnalis di Jabar Ekspres (Jawa Pos Grup). Saat ini bekerja di Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia.

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect