BincangMuslimah.Com – Serial “The Silent Sea” menampilkan gambaran yang menarik tentang peran perempuan di masa depan yang penuh tantangan. Para astronot wanita, terutama Song Ji-an dan Dr. Hong, digambarkan sebagai individu yang cerdas, cakap, dan pemberani.
Kemungkinan-kemungkinan di masa depan tak bisa dihitung. Itulah kenapa, menerka-nerka kemungkinan tak terbatas di masa depan adalah hal yang sangat mengasyikkan. Banyak kemungkinan terbuka, membawa kita pada imajinasi super luas, tanpa batasan.
Mungkinkah di masa depan proses melahirkan bisa digantikan oleh robot? Akankah di masa depan tak ada lagi batasan gender? Jangan-jangan, semua manusia akan menjadi cyborg dan hanya memiliki satu jenis kelamin di masa depan, bukan lagi menjadi bagian dari dikotomi perempuan dan laki-laki?
Pengandaian-pengandaian itu bisa jadi kenyataan di masa depan. Tapi ingat, selain menjanjikan kemungkinan yang tak pernah kita pikirkan sebelumnya, masa depan juga memunculkan banyak ancaman. Saat ini, kita sudah mulai mencicipi berbagai ancaman tersebut.
Kualitas udara yang super kotor dan kelangkaan air bersih, banyaknya pekerjaan manusia digantikan robot dan normalnya pertemuan virtual adalah sedikit dari sekian banyak “permulaan” yang dilewati umat manusia untuk menghadapi masa depan yang berada di luar kendali kita.
Air yang Langka
Bila ingin menyiapkan diri untuk menghadapi masa depan, kita bisa mulai dengan berkenalan dengan isu air dan lingkungan. Menonton serial Netflix Korea, The Silent Sea (2021) yang mengangkat kelangkaan air bisa jadi alternatif asik buat lebih dekat dengan isu ini.
Saya percaya, film adalah pintu gerbang yang tepat untuk membuka mata kita terhadap satu hal. Karena itu, film tidak bisa dijadikan sebagai hiburan semata. Film juga bisa jadi referensi untuk refleksi.
Sayang banget kan jika kita hanya nonton film sebagai hiburan semata, tanpa mengambil hal berharga atau sesuatu yang positif dan bermanfaat untuk kita dari setiap film yang kita tonton?
Saran saya, sebelum salfok karena akting dan ketampanan Gong Yoo yang mendekati sempurna, mending siapkan mental dulu sebelum nonton serial ini. Karena, selain akting Gong Yoo dan Bae Doo-Na yang memukau, banyak adegan dan peristiwa dalam serial ini yang membuat kita gigit jari karena merasa ngeri saat membayangkan masa depan kita sendiri.
Berlatar waktu di masa depan, saat bumi kekurangan air dan makanan, prajurit untuk badan antariksa Han Yun-Jae (Gong Yoo) dipilih untuk membentuk sebuah tim, termasuk seorang ilmuwan perempuan, ahli astrobiologi bernama Song Ji-An (Bae Doo-Na), untuk melakukan perjalanan ke bulan.
Masalah kemudian muncul, tim menemukan fakta bahwa Stasiun Balhae, stasiun penelitian yang berada di bulan yang dikenal dengan nama laut sunyi atau the silent sea memiliki banyak misteri. Masalah pun mulai terjadi ketika tim tersebut mendarat di bulan.
Misi tim adalah mengambil sampel misterius dari stasiun penelitian yang sudah lama tak diurus. Misi tersebut sangat mendesak. Karena, saat itu, manusia sangat membutuhkan air. Manusia bahkan harus “menciptakan” air di luar bumi.
Bumi di tahun 2075 digambarkan berada dalam kondisi kekurangan makanan dan air yang kronis. Dalam series ini, elemen air bisa berlipat ganda saat bersentuhan dengan manusia atau organisme hidup lainnya. Air yang bisa berlipat ganda tersebut dinamai sebagai air bulan.
Masalah bertambah, tim peneliti menemukan seorang gadis remaja yang ternyata merupakan hibrida ikan manusia. Gadis itu memiliki kondisi spesial. Ia kebal terhadap air bulan. Kehadiran gadis hibrida memberikan harapan untuk umat manusia.
Hal menarik dari The Silent Sea adalah tak banyak film atau drama Korea Selatan yang mengambil latar waktu dan tema cerita tentang masa depan dan kehidupan luar angkasa. Selain belajar tentang isu air dan lingkungan, kita juga dimanjakan oleh visual yang keren.
Dari sekian banyak kemungkinan di masa depan, pengandaian tentang air bulan yang bisa dilipatgandakan adalah pengandaian yang sangat seksi. Serial ini jelas ingin menghajar kita, mengingatkan kita agar mengelola air dengan sebaik mungkin.
Hubungan antar manusia seperti kedekatan antara kakak-adik, ayah-anak, dan rekan kerja mungkin jadi misi kemanusiaan yang turut disertakan juga untuk menghajar kita lagi. Secanggih apa pun teknologi, tetap tak bisa mengikis kemanusiaan.
Tiga Tokoh Perempuan
Selain mengangkat isu tentang kelangkaan air di masa depan, serial ini juga menceritakan bagaimana perempuan mampu merumuskan masalah yang terjadi dan mencoba menyelesaikannya dengan baik.
Tiga tokoh perempuan dalam The Silent Sea memiliki peran penting. Mereka dominan dalam adegan. Tokoh utamanya, Dokter Song Ji-an, bertekad untuk mengungkap kebenaran di balik kecelakaan di stasiun penelitian Balhae yang ditinggalkan.
Ada juga seorang dokter perempuan bernama Dr. Hong Ga Young yang ikut dalam misi. Luna 073, satu-satunya yang selamat dari kecelakaan di Stasiun Balhae juga merupakan seorang perempuan muda.
Song Ji-an muncul sebagai tokoh yang sama sekali tidak lemah. Ia berdiri menyelesaikan masalah. Bahkan, ia mampu menyibak apa yang sebenarnya terjadi. Ia berhasil mengungkap misteri.
Kemampuan memecahkan masalah tersebut ditandai dengan kepekaan dan rasa curiga yang begitu besar. Karakter Song Ji-an sangat kuat. Ia rasional dan terukur, juga teliti. Sebelum ke Stasiun Balhae, ia membuat investigasi mandiri terlebih dahulu. Sehingga, setibanya di bulan, ia tinggal melaksanakan rencananya.
Ji-an dan Young yang digambarkan cerdas dalam serial ini satu napas dengan penggambaran perempuan dalam tradisi pemikiran filsafat Islam. Eksistensi perempuan sebagai manusia tidak dibedakan dengan laki-laki.
Perempuan justru disetarakan, sebab perempuan dipandang memiliki kemampuan lebih. Titik utama eksistensi manusia dalam filsafat Islam adalah kemampuan intelektual, bukan jenis kelamin.
Dalam buku Filsafat Perempuan dalam Islam: Hak Perempuan dan Relevansi Etika Sosial (2012) karya Murtadha Muthahhari misalnya, tidak ada pertanyaan tentang kedudukan perempuan dan laki-laki sebab dalam Islam, perempuan dan laki-laki sudah memiliki kedudukan masing-masing di mana keduanya tidak berbeda.
Masih dalam buku yang sama, Muthahhari juga mencatat bahwa menurut Islam, perempuan dan laki-laki adalah sama-sama manusia dan keduanya mendapatkan hak-hak yang sama, tidak berbeda, atau dalam kata lain bisa disebut sebagai makhluk yang sebanding.
Tiga tokoh perempuan mendapatkan peran yang sama penting. Ketiganya dominan dan memiliki konflik utama dalam aur cerita. Kisah ini merupakan penggambaran bahwa di masa depan, peran perempuan amatlah penting.
Peran perempuan di masa depan justru kian terbuka. Ji-an menjadi doktor di usianya yang baru 22 tahun dan Young yang menjadi dokter luar angkasa merupakan dua misal dari kemungkinan karir perempuan di masa depan yang semakin luas.
Di sisi lain, perubahan iklim memang mengancam kehidupan manusia. Tapi, di sisi lain, perubahan iklim juga membuat orang-orang terus berjuang menciptakan solusi dan inovasi baru.
Kedua cara tersebut membuka kesempatan baru, lapangan pekerjaan baru, karir baru, dan segala kebaruan yang belum pernah terjadi dalam peradaban umat manusia. Dalam irisan inilah, perempuan mesti mengambil peran.
Tiga tokoh perempuan dalam The Silent Sea berhasil memanfaatkan kesempatan tersebut. Sebuah penggambaran optimis tentang bagaimana perempuan merebut perannya di masa depan.
Sedikit Catatan
Series ini akan mengasyikkan bila dinikmati para pencinta science fiction. Tapi, mungkin, akan membosankan jika ditonton oleh penonton yang tidak menyukai atau terbiasa dengan genre ini. Alur cerita yang lambat pasti membuat penonton greget.
Banyak ulasan yang menyatakan bahwa eksekusi adegan di serial ini terlalu lama padahal tidak terlalu penting. Di awal-awal, serial ini memang amat membosankan. Tapi, jika kita jeli dengan dialog-dialognya, serial ini tidak akan se-membosankan itu.
Banyak adegan yang membuat takjub. Dua diantaranya: saat Han Yun Jae terjebak di lift luar angkasa dan hampir mati, kening penonton juga pasti mengkerut di adegan-adegan “muntah air”.
2 Comments