Ikuti Kami

Khazanah

Hari Pahlawan: Mengenal Nyonya Abdoerrachman, Pelopor Gerakan Perempuan Indonesia

nyonya abdoerachman gerakan perempuan
Source: Wikimedia Common.

BincangMuslimah.Com – 10 November adalah Hari Pahlawan Nasional. Peringatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengenal jasa para pahlawan, tapi juga meneruskan perjuangan mereka. Saat masa kolonial, baik penjajahan Belanda dan Jepang, banyak sekali gerakan-gerakan dan organisasi yang dipelopori oleh rakyat untuk diam-diam merebut kemerdekaan. Termasuk organisasi yang memperjuangkan hak-hak perempuan yang didirikan oleh Nyonya Abdoerachman, pelopor gerakan perempuan Indonesia.

Nyonya Abdoerachman lahir pada 1885. Tidak banyak sumber yang menceritakan tentang beliau, sehingga tidak bisa dipastikan terkait bulan dan tanggal lahirnya. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa ia merupakan perempuan Sunda yang mendirikan organisasi bernama Kemadjoean Istri pada tahun 1926 di Bogor. Pada Desember 1928, Nyonya Abdoerachman mewakili organisasinya hadir dalam Kongres Perempuan Indonesia. Semangat juangnya untuk perempuan terinspirasi dari Kartini yang 6 tahun lebih tua darinya.

Surat-surat yang ditulis oleh Kartini semasa hidupnya dengan teman-teman korespondennya di Belanda diterbitkan setelah ia wafat. Surat-surat itulah yang menginspirasi Nyonya Abdoerachman untuk memperjuangkan hak-hak perempuan yang tertindas. Suaminya adalah sosok yang berperan dalam memperkenalkan Kartini padanya dengan memberikan kumpulan surat Kartini setelah diterbitkan. 

Berdasarkan keterangan Cora Vreede-De Stuers dalam bukunya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Sejarah Perempuan Indonesia: Gerakan & Pencapaian, Nyonya Abdoerachman tumbuh dan besar sebagaimana perempuan pribumi pada masa itu. Ia menghabiskan waktunya lebih banyak di rumah, belajar mengaji di rumah, diperdengarkan legenda-legenda Jawa, dan diajarkan bahasa Jawa Kuno serta aksara Jawa. 

Namun dalam catatannya, Nyonya Abdoerachman berkisah bahwa ibunya menginginkan nasib yang lebih baik untuknya. Ibunya ingin agar ia mendapatkan pendidikan yang setara dengan saudara-saudaranya yang lelaki. Penuturan ini menggambarkan bahwa sekalipun Ibunya lahir di masa adat dan budaya menekan hak-hak perempuan, namun ia memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi perempuan. Para perempuan, khususnya di Jawa memang tetap mendapatkan pendidikan di rumah. Tapi tentu tidak seleluasa dan sebanyak pengalamannya dengan laki-laki. 

Baca Juga:  Ratu Ageng, Perempuan di balik Sosok Pangeran Diponegoro

Nyonya Abdoerachman bergerak dalam isu-isu pernikahan dini dan pendidikan perempuan. Gerakannya bertujuan untuk menghentikan pernikahan dini dan memberi akses pendidikan untuk semua perempuan. Ia juga aktif menulis di berbagai majalah dan media massa yang bergerak menyuarakan pandangan perempuan.

Dalam usahanya memperjuangkan perempuan, ia mendirikan organisasi Kemadjoean Istri di Bogor. Tidak banyak informasi yang didapatkan mengenai organisasi ini. Tapi ia hidup di era yang mana pergerakan perempuan bermunculan seperti Putri Mardika yang digagas oleh organisasi Budi Utomo. 

Pada dasarnya, perjuangan perempuan dalam memperjuangkan hak perempuan lainnya disokong oleh pihak lain, tidak sendirian. Seperti Kartini yang didukung oleh Ayah dan suaminya, Dewi Sartika oleh suaminya, begitu juga Nyonya Abdoerachman oleh suaminya. Karena pada masa itu, perempuan masih belum memiliki akses yang sama seperti laki-laki untuk bernegosiasi atau ke ruang publik. Justru kerja sama seperti itulah yang menunjukkan perjuangan yang adil dan setara karena melibatkan pihak laki-laki. 

Semoga apa yang dicatat oleh sejarah tentang pahlawan-pahlawan Indonesia mampu menginspirasi kita semua untuk meneruskan perjuangan mereka, termasuk Nyonya Abdoerachman yang menjadi pelopor gerakan perempuan Indonesia.

Rekomendasi

hukum islam perjalanan perempuan hukum islam perjalanan perempuan

Hukum Islam Terkait Mahram pada Perjalanan Perempuan: Kehadiran Negara Pun Diperlukan

sikap rasulullah perempuan yahudi sikap rasulullah perempuan yahudi

Mengenal Nyai Hj Chamnah; Tokoh Sufi Perempuan Tarekat Tijaniyah

https://www.idntimes.com/ https://www.idntimes.com/

Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Memiliki Pasukan Armada Laut Terbesar di Nusantara

Pray the Devil Back Pray the Devil Back

Pray the Devil Back to Hell, Cerita Powerfull Perempuan Mengusung Perdamaian

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

ahmadiyah MUI rumah ibadah ahmadiyah MUI rumah ibadah

Ahmadiyah; Peneliti Usulkan MUI Keluarkan Fatwa Larangan Merusak Rumah Ibadah

Muslimah Talk

Jejak Dakwah Para Ulama Perempuan Indonesia  

Muslimah Talk

Shafiyah binti Huyay Shafiyah binti Huyay

Mengaburkan Wajah Muslimah, Kemunduran Emansipasi Perempuan

Diari

Peringatan Hari Kartini: Manifestasi Keadilan Gender di Indonesia Peringatan Hari Kartini: Manifestasi Keadilan Gender di Indonesia

Peringatan Hari Kartini: Manifestasi Keadilan Gender di Indonesia

Muslimah Talk

Bagaimana Urgensi Melestarikan Lingkungan Dalam Al-Quran? Bagaimana Urgensi Melestarikan Lingkungan Dalam Al-Quran?

Bagaimana Urgensi Melestarikan Lingkungan Dalam Al-Quran?

Kajian

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Muslimah Talk

Baim-Paula: Yuk Kenali Istilah Nafkah Mut'ah, Nafkah Iddah, dan Nafkah Madhiyah! Baim-Paula: Yuk Kenali Istilah Nafkah Mut'ah, Nafkah Iddah, dan Nafkah Madhiyah!

Baim-Paula: Yuk Kenali Istilah Nafkah Mut’ah, Nafkah Iddah, dan Nafkah Madhiyah!

Kajian

Cara Membentuk Barisan Shalat Jama’ah Bagi Perempuan

Ibadah

Trending

kedudukan perempuan kedudukan perempuan

Kajian Rumahan; Lima Pilar Rumah Tangga yang Harus Dijaga agar Pernikahan Selalu Harmonis

Keluarga

Cara Membentuk Barisan Shalat Jama’ah Bagi Perempuan

Ibadah

Fiqih Perempuan; Mengapa Perempuan sedang Haid Cenderung Lebih Sensi?

Video

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Muslimah Talk

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Hukum Jual Beli dan Syarat Barang yang Sah Diperjual Belikan Hukum Jual Beli dan Syarat Barang yang Sah Diperjual Belikan

Hukum Jual Beli dan Syarat Barang yang Sah Diperjual Belikan

Kajian

Shafiyah binti Huyay Shafiyah binti Huyay

Mengaburkan Wajah Muslimah, Kemunduran Emansipasi Perempuan

Diari

Connect