BincangMuslimah.Com – Penembakan terhadap wartawan perempuan Palestina, Shireen Abu Akleh dari media al-Jazeera terjadi pada Rabu, 11 Mei 2022. Shireen merupakan wartawan lapangan yang berkiprah sejak tahun 1997. Ia sering melakukan aksi lapangan untuk meliputi pendudukan warga Palestina oleh Israel.
Dilansir dari laman al-Jazeera, seorang tentara Israel melemparkan tembakan dari jarak 190 meter. Pelaku, pada saat itu, berada di dalam mobil jip. Shireen yang saat itu sedang melakukan liputan di wilayah Jenin, sebuah perkampungan pengungsian warga Palestina, mendapat tembakan di kepalanya.
Meskipun pelaku mengaku tidak melihat Shireen saat di lokasi di sesi interogasi, tapi pihak pimpinan tentara Israel mengaku akan mengungkap dan menyelidiki kasus ini.
Beberapa perwakilan negara seperti Menteri Luar Negeri Amerika terus mendesak pihak Israel untuk melakukan penyidikan terkait kasus ini. Begitu juga Kerajaan Yordania mengecam tindakan ini sebagai tindakan kejahatan dan pelanggaran terhadap kebebasan pers.
Hampir seluruh warga Palestina berkabung atas kepergian Shireen dan mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh tentara Israel. Penyerangan kepada para pengungsi di Jenin pada saat itupun uga merupakan tindakan kejahatan yang berkali-kali dilakukan oleh tentara Israel. Seluruh dunia, atas nama kemanusiaan mengutuknya.
Saat proses pengantaran jenazah ke pemakaman pun, ribuan warga mengiringi kepergiannya. Mereka menaburkan bunga di sepanjang jalan atas ungkapan duka cita atas wafatnya wartawan perempuan Palestina yang mengungkap kebengisan tentara Israel selama ini. Ia dikenang sebagai pejuang HAM warga Palestina yang selama ini terus mendapat serangan dari tentara Israel.
Meskipun pihak Pimpinan Tentara Israel berjanji akan mengusut kasus ini, banyak pihak yang tidak menaruh rasa percaya. Pasalnya, sejak tahun 2000, ada 739 kasus pembunuhan warga Palestina yang diserahkan kepada mereka, namun tidak sampai separuhnya kasus itu diungkap sampai tahun 2016. Bahkan, hampir separuh kasusnya ditutup begitu saja tanpa menghasilkan apapun.
Kasus penembakan ini merupakan kasus pelanggaran kemanusiaan tanpa memandang latar belakang agama. Terbukti dari latar belakang Shireen yang meskipun ia merupakan penganut Katolik, ia tetap berjuang bagi penduduk Palestina yang memperjuangkan tanahnya.
3 Comments