Ikuti Kami

Muslimah Talk

Kampanye Merek “Rabbani” yang Victim Blaming

kampanye rabbani victim blaming
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com Victim Blaming dipopulerkan oleh William Ryan, seorang ahli Sosiologi asal Amerika. Ia menyebutkan bahwa Victim Blaming merupakan adanya pembenaran atas ketidakadilan dengan cara menemukan cacat ataupun kesalahan yang terdapat pada korban.

Belakangan ini di media sosial Instagram, sebuah kampanye dari merek Rabbani, produk pakaian muslimah, menuai kontroversi karena diklaim melakukan Victim Blaming. Melalui akun @Rabbaniprofesorkerudung, iklan itu dibuka dengan pernyataan semacam berikut,

Akhir-akhir ini sedang ramai berita tentang pelecehan seksual seolah-olah sudah menjadi pemandangan biasa.

Namun apakah ada hubungannya pakaian dengan pelecehan seksual? Ketika perempuan berpakaian serba minim jika terjadi pelecehan siapakah yang salah? Apakah wanita yang salah karena berpakaian terbuka dan mengundang seorang pria punya niat dan berpikiran jorok jika melihat wanita berpakaian terbuka?

Jadi menurut rabbaners? Apakah pria bodoh yang salah atau wanitanya yang salah?”

Karena isi narasi dan caption dari iklan tersebut, menyebabkan banyak warganet yang kontra dan menentangnya. Seperti seorang netizen dengan akun @friskikiki, ia berpendapat “pelecehan ga ada kaitannya sama pakaian. Ada surveinya jelas bahwa mayoritas pakaian korban pelecehan malah yang tertutup. Pelecehan seksual MURNI 100% karena NIAT PELAKU.

Menurut pandangan penulis, iklan tersebut mengarah pada adanya Victim Blaming kepada perempuan khususnya yang dianggap menjadi korban pelecehan seksual. Meskipun pada kenyataannya, tidak hanya perempuan yang menjadi korban, melainkan laki-laki juga. Hal tersebut dibuktikan melalui narasinya yakni: “tidak ada asap tidak ada api,wanita yang berpakaian terbuka akan mengundang seorang pria yang berniat berpikiran buruk”

Dilansir dari Magalene, Komunitas perlindungan korban kekerasan seksual dari Harvard Law School (HALT) dalam artikel “How to Avoid Victim Blaming” merujuk Victim Blaming merupakan suatu sikap atau perilaku yang menunjukkan pada korban, bukannya pelaku, yang diminta untuk lebih bertanggung jawab atas penyerangan atau kekerasan yang terjadi pada dirinya.

Baca Juga:  Sulitnya Pengesahan RUU PKS, Payung Hukum Kasus Kekerasan Seksual

Melalui unggahan akun twitternya @mardiasih, Kalis Mardiasih, seorang aktivis gender juga turut mengomentari iklan kerudung Rabbani tersebut, ia membuat sebuah utas yang berjudul: Untuk Rabbani Kerudung dan materi iklan yang Victim Blaming dan penuh stigma kepada perempuan korban KS maupun laki-laki”

Melalui utas tersebut, Kalis menjelaskan secara detail dengan melampirkan beberapa sumber terkait argumennya.

Tahukah kalian? Ternyata adanya Victim Blaming sangat berbahaya bagi kesehatan mental kekerasan seksual. Dilansir dari Hellosehat menyebutkan bahwa dampak Victim Blaming dapat membuat korban merasa seolah-olah merasa diserang secara terus menerus. Hal ini akhirnya bisa berkembang menjadi gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Oleh karena itu, meskipun unggahan tersebut telah dipenuhi komentar kontra dari warganet, penulis menyayangkan kepada pihak Rabbani belum mengambil tindakan take down. Padahal, berdasarkan Laporan Studi Kuantitatif Barometer Kesetaraan Gender, ditemukan bahwa mayoritas kasus kekerasan seksual di Indonesia tidak mendapatkan penyelesaian yang layak. 

Sebanyak 57% korban kekerasan seksual tidak mendapatkan penyelesaian terkait kasus yang dialami; 39,9% korban kekerasan seksual mendapatkan sejumlah uang sebagai solusi penyelesaian perkara; 26,2% korban kekerasan seksual dinikahkan dengan pelaku; 23,8% korban kekerasan seksual menyelesaikan perkara dengan jalur damai; dan hanya sebanyak 19,2% korban yang berhasil mendapatkan penyelesaian secara litigasi dan pelaku dapat dipenjarakan (Databoks, 2020).

Dikutip dari jurnal yang ditulis Tantimin, “VICTIM BLAMING PADA KORBAN KEKERASAN DOMESTIK DI MASA PANDEMI COVID-19: PERSPEKTIF VIKTIMOLOGI”. Korban kekerasan domestik dapat mengalami dampak yang sangat merugikan, yaitu trauma dan tekanan psikologis, rasa sakit fisik maupun psikis, serta mengalami ketakutan. Dampak yang ditimbulkan tentu dapat berimplikasi pada pembangunan nasional. Korban yang mengalami kekerasan cenderung menarik diri, kurang percaya diri, dan kekerasan yang dialami secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan fisik dan mental, sehingga mengurangi partisipasi perempuan dalam ranah ekonomi, politik, sosial, dan budaya (Abdurrachman, 2010).

Baca Juga:  Islam Mengecam Perdagangan Perempuan dan Anak

Mari lebih peduli, bijak, dan cerdas terhadap setiap konten yang kita unggah. Karena tindakan kecil bisa berdampak besar bagi seseorang. Termasuk juga kritik pada kampanye brand Rabbani yang Victim Blaming, seharusnya mereka lebih empati terhadap pengalaman perempuan.

Rekomendasi

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Kawal Terus RUU-PKS Sampai Tuntas, Kekerasan Seksual Bukan Sekedar Angka Bukan? Kawal Terus RUU-PKS Sampai Tuntas, Kekerasan Seksual Bukan Sekedar Angka Bukan?

Kawal Terus RUU-PKS Sampai Tuntas, Kekerasan Seksual Bukan Sekedar Angka Bukan?

Isu Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus dalam Film Dear Nathan: Thank You Salma Isu Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus dalam Film Dear Nathan: Thank You Salma

Isu Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus dalam Film Dear Nathan: Thank You Salma

satuharapan.com satuharapan.com

Kiprah Paus Fransiskus dalam Mengadvokasi Kasus Kekerasan Seksual

Ditulis oleh

Redaktur Bincang Muslimah, Alumni Magister Pengkajian Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pegiat Sastra Arab dan Gender

Komentari

Komentari

Terbaru

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Ramai Temuan Komunitas Facebook yang Lakukan Pelecehan di Bawah umur, Sinyal Rumah Belum jadi Ruang Aman untuk Anak

Muslimah Talk

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Khazanah

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Muslimah Daily

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Kajian

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri? Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Kajian

Parenting Islami : Ini Enam Keunggulan Mendidik Anak dengan Dongeng dan Cerita

Keluarga

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1 Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1

Muslimah Daily

Trending

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Ibadah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Diari

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Diari

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Benarkah Rasulullah Menikahi Maimunah saat Peristiwa Umratul Qadha?

Kajian

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Connect