Ikuti Kami

Khazanah

Buya Ahmad Syafii Maarif, Pejuang Keadilan Gender

buya syafii keadilan gender
wikipedia.org

BincangMuslimah.Com – Ahmad Syafii Maarif atau yang dikenal dengan sebutan Buya Syafii merupakan salah satu tokoh yang dimiliki oleh bangsa ini. Meski dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah, kiprahnya tak hanya untuk ormas tersebut. Beliau lahir pada 31 Mei 1935 di Minangkabau di masa pemerintahan Hindia Belanda.

Buya Syafii menempuh pendidikan sekolah dasar di Sekolah Rakyat (SR) dan belajar agama di sore hari. Masa pendidikannya dihabiskan di lembaga pendidikan Muhammadiyyah yaitu, Madrasah Muallimin. Kemudian menempuh pendidikan perguruan tinggi strata satu di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Perjalanan hidupnya tidak mudah. Beliau sempat menunda untuk meneruskan pendidikan karena permasalahan biaya.

Masa pendidikan doktoralnya ditempuh di Universitas Chicago bersama Amien Rais dan Nurcholis Madjid. Sepulangnya ke Indonesia, beliau berkiprah di ranah pendidikan, dakwah, dan politik. Sempat menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah lalu mendirikan komunitas Maarif Institute. Beliau sangat aktif menyampaikan gagasannya juga lewat tulisan. Menerbitkan artikel, opini, dan buku. Pada aksi-aksinya beliau lantas disumpah sebagai guru besar UNY.

Buya Syafii juga sempat menuai pro-kontra atas pernyataannya yang mengatakan bahwa Ahok tidaklah menistakan agama. Buya menyayangkan fatwa MUI yang menetapkan bahwa Ahok melakukan penistaan agama. Lalu Buya menjelaskan bahwa apa yang disampaikan Ahok bukanlah sebuah tindakan penistaan seperti yang didemokan secara besar-besaran dan difatwakan oleh MUI. Ahok hanya mengkritisi orang-orang yang punya kepentingan politik dan menjadika surat al-Maidah ayat 51 sebagai legitimasi.

Pada usianya yang ke-86, Penerbit Buku Langgar menerbitkan buku yang berisi kumpulan catatan para perempuan mengenai gagasan, aksi, dan pertemuan dengan Buya Syafii. Para perempuan tersebut sepakat bahwa Buya Syafii merupakan sosok yang memiliki rasa kemanusiaan dan memperjuangkan keadilan termasuk keadilan gender melalui aksi nyata.

Baca Juga:  Moment Saat Nabi Perhatian kepada Shafiyyah

Seperti pada catatan dari Eny Yaqut Cholil Qoumas, penasihat Dharma Wanita (DWP) Kemenag RI, menuliskan bahwa Buya Syafii pernah meraih Ramon Magsaysay Award  kategori Perdamaian dan Pemahaman Internasional pada tahun 2008.  Eny juga setuju bahwa Buya Syafii dianggap sebaga sosok yang memperjuangkan kedudukan perempuan. Eny mengutip pernyataan Buya Syafii dalam bukunya Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan,

“adalah sebuah kecelakaan sejarah, selama berabad-abad kaum perempuan dalam komunitas muslim tidak dihargai dan dihormati sebagaimana mestinya sesuai dengan martabatnya sebagai manusia penuh.”

Tambahnya, Buya Syafii juga berkiblat pada Mohammad Iqbal, dan Hj. Rahmah El Yunusuiyyah tentang gagasan keadilan gender. Pandangannya soal kiprah perempuan di ranah publik tidak menampik realitas sosial yang ada. Beliau mengatakan bahwa perempuan timur tetap berperan di ranah domestik dengan berbagi peran bersama pasangan atau individu lain di rumah. Tidak seperti ajaran perempua Barat yang memiliki gerakan Women Liberation MovementI yang melepaskan diri dari tanggung jawab dan kewajiban rumah tangga.

Tidak hanya Eny, Sita Aripurnami, Direktur Eksekutif Research Institute yang juga aktifis gender ini menceritakan mengenai sosok Buya Syafii yang memiliki kiprah dalam membangun gagasan tentan perempuan dalam Islam. Menurut Sita, Buya sangat lugas menerangkan dalam setiap seminar, tulisan, dan aksinya bahwa laki-laki dan perempuan merupakan mitra yang setara dalam mengurus kepentingan publik dan masalah-masalah sosial kemanusiaan lainnya.

Buya Syafii juga menegaskan bahwa Islam mengajarkan nilai-nilai demokratis yang artinya melibatkan perempuan dalam pembangunan publik. Selain Muhammad Iqbal dan Hj. Rahmah El Yunusiyyah, Buya Syafii juga mengutip pandangan Fatimah Mernissi. Salah satunya tentang kritik prouduktifitas karya Keislaman yang kebanyakan dari kaum laki-laki yang melahirkan pemahaman bahwa tradisi Islam berpusat pada kaum laki-laki.

Baca Juga:  Kabinet Baru di Indonesia: Bagaimana Relasi Ideal Pemerintah dan Rakyat dalam al-Quran?

Demikian beberapa catatan mengenai Buya Syafii Maarif yang turut andil dalam perjuangan keadilan gender. Keterbukannya pada kritik kerapkali melahirkan gagasan yang segar terutama mengenai gender dan perempuan.

 

Rekomendasi

fatimah ahli fikih uzbekistan fatimah ahli fikih uzbekistan

Haruskah Laki-Laki Memberikan Kursi pada Perempuan di dalam Transportasi Umum?

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

muslimah posthuman Pascamanusia Pascaperempuan perspektif feminis muslimah posthuman Pascamanusia Pascaperempuan perspektif feminis

Menjadi Cyberfeminis dengan Memaksimalkan Media Sosial

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Hj. Maria Ulfa; Qari’ah Terbaik Indonesia yang Konsisten Syiar Tilawah Alquran Hingga Usia Senja Hj. Maria Ulfa; Qari’ah Terbaik Indonesia yang Konsisten Syiar Tilawah Alquran Hingga Usia Senja

Hj. Maria Ulfa; Qari’ah Terbaik Indonesia yang Konsisten Syiar Tilawah Alquran Hingga Usia Senja

Khazanah

kesehatan reproduksi remaja kesehatan reproduksi remaja

Parenting Islami : Empat Bentuk Psikologis yang Dibutuhkan Anak dalam Sorotan Islam

Keluarga

Faizah Ali Syibromalisi: Ulama Perempuan dalam Jajaran Majelis Ulama Indonesia Faizah Ali Syibromalisi: Ulama Perempuan dalam Jajaran Majelis Ulama Indonesia

Faizah Ali Syibromalisi: Ulama Perempuan dalam Jajaran Majelis Ulama Indonesia

Muslimah Talk

Membangun Generasi Tangguh: Prof. Maila Dinia Husni Rahiem Bicara tentang Resiliensi dan Growth Mindset Membangun Generasi Tangguh: Prof. Maila Dinia Husni Rahiem Bicara tentang Resiliensi dan Growth Mindset

Bicara Pola Pikir Berkembang Bersama Prof. Maila Dinia Husni Rahiem

Muslimah Talk

Prof. Amelia Fauzia: Filantropi di Indonesia Masih Minim Riset dan Pengembangan Prof. Amelia Fauzia: Filantropi di Indonesia Masih Minim Riset dan Pengembangan

Prof. Amelia Fauzia: Filantropi di Indonesia Masih Minim Riset dan Pengembangan

Muslimah Talk

Next Class: Podcast Inspiratif dari LP2M UIN Jakarta Bersama Para Guru Besar Perempuan Next Class: Podcast Inspiratif dari LP2M UIN Jakarta Bersama Para Guru Besar Perempuan

Next Class: Podcast Inspiratif dari LP2M UIN Jakarta Bersama Para Guru Besar Perempuan

Berita

Jika Semua Bersandar Padaku, Maka Aku Bersandar Pada Tuhan Jika Semua Bersandar Padaku, Maka Aku Bersandar Pada Tuhan

Jika Semua Bersandar Padaku, Maka Aku Bersandar Pada Tuhan

Muslimah Daily

Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra

Ning Najhaty Sharma: Pemikiran Kritis nan Lugas dalam Balutan Karya Sastra

Muslimah Talk

Trending

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

ratu bilqis ratu bilqis

Meneladani Kisah Ratu Bilqis Sebagai Sosok Perempuan Pemberani

Muslimah Talk

Peran Perempuan di Balik Sumpah Pemuda sampai Lahirnya Kongres Perempuan

Kajian

Cerita Seru Serba-Serbi Mondok: Selamat Hari Santri!!!

Diari

kesehatan reproduksi remaja kesehatan reproduksi remaja

Parenting Islami : Empat Bentuk Psikologis yang Dibutuhkan Anak dalam Sorotan Islam

Keluarga

Suami Istri Bercerai Anak Suami Istri Bercerai Anak

Suami Istri Bercerai, Anak Harus Memilih Siapa?

Keluarga

Parenting Islami : Ini Empat Cara Mendidik Anak yang Over Aktif

Keluarga

Pengaruh Sumpah Pemuda dalam Kebangkitan Perempuan

Muslimah Daily

Connect