BincangMuslimah.Com –Hampir semua perempuan di dunia tentu ingin memiliki suami yang saleh. Saleh yang dimaksud di sini adalah laki-laki yang menikah untuk meraih ridha Allah SWT, dengan selalu menjadikan Al-Qur’an dan as-sunnah sebagai panduan utama dalam kehidupan pribadi dan keluarganya, serta selalu berusaha mencontoh akhlaknya Rasulullah.
Semua perempuan pasti berharap dipertemukan dengan laki-laki yang saleh, namun kenyataannya tidak semua perempuan benar-benar menemukan suami yang saleh sebagai pasangan hidupnya. Kenapa demikian? Karena laki-laki saleh tentu juga akan memilih perempuan salehah sebagai pasangan hidupnya. Sederhananya, jika kita berharap mendapatkan suami yang saleh, maka pastikan dulu diri kita menjadi perempuan yang salehah.
Nah, berikut ini Agus Ariwibowo dan Fidayani dalam buku wonderful muslimah memberikan gambaran berbagai keindahan saat Allah menganugerahi suami yang saleh. Hal ini, tentu sebagai motivasi diri bagi muslimah agar terus memperbaiki diri. Yakni, di antaranya:
Bertanggung jawab penuh atas keluarganya
Dari Abdullah bin Amr ra, ia berkata: “Rasulullah SAW, telah bersabda: “Seseorang telah cukup dikatakan berbuat dosa karena menelantarkan orang yang menjadi tanggungannya” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, dan Hakim)
Saat laki-laki telah memutuskan untuk menikahi seorang perempuan, maka saat itulah ia sadar kalau keputusannya tersebut harus disertai dengan komitmen serta tanggung jawab atas perempuan yang dinikahinya. Saat sah menjadi suami istri, semua tanggung jawab orang tua atas anak gadisnya pindah menjadi tanggung jawab laki-laki yang sudah berkomitmen menikahinya.
Laki-laki yang saleh tentu akan sangat paham akan tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Ia tidak akan mengecewakan istrinya, akan menjaga kepercayaan mertua yang telah memercayakan anak gadisnya pada dirinya, dan akan selalu menjaga amanah Allah SWT. Karena dia sadar semuanya akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Menafkahi istrinya dengan yang halal dan baik
Rasulullah SAW, bersadba, “…Adapun tiga golongan yang mula-mula akan masuk surga yaitu orang yang mati syahid, budak yang menjalankan ibadah kepada Tuhannya dengan baik dan jujur pada tuannya, dan kepala keluarga yang menjaga kehormatannya dengan baik dalam menanggung beban keluarganya…” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Tirmidzi)
Suami yang saleh tentu tidak akan pernah menghinakan keluarganya dengan memberikan nafkah yang didapat dengan cara yang tidak Allah ridhai. Ia akan selalu memastikan kalau sebutir nasi dan seteguk air yang dinikmati oleh anak dan istrinya adalah makanan dan minuman yang diperoleh dengan cara yang halal dan terhormat.
Saat surga terasa semakin dekat ketika bersamanya
Pemimpin keluarga yang saleh tentu memiliki visi yang jauh ke depan. Tidak hanya memikirkan bagaimana sukses dan bahagia bersama keluarga di dunia, melainkan juga memikirkan bagaimana bisa masuk surga sekeluarga. Saat bersama suami yang saleh, ketaatan istri akan semakin meningkat, keimanan akan semakin bertambah dan surga terasa semakin dekat.
Melindungi diri dan keluarganya dari perilaku maksiat
“Tiga golongan yang Allah haramkan masuk surga yaitu peminum minuman keras, anak yang durhaka pada ibu dan bapaknya, dan ‘dayyuts’ yaitu orang-orang yang membiarkan perbuatan maksiat pada keluarganya.” (HR. Ahmad)
Suami yang saleh pasti akan selalu berusaha menjaga serta melindungi anak-anaknya dan juga istrinya dari perbuatan maksiat, dengan cara memberikan pemahaman agama yang baik, memberikan pendampingan serta kontrol pada setiap anggota keluarga, dan tidak pernah lelah untuk terus mengingatkan agar segera memohon ampunan jika ada anggota keluarganya yang melakukan maksiat.
Suami yang saleh juga akan selalu berusaha untuk membimbing istri dan anak-anaknya agar menjadi pribadi-pribadi yang saleh dan salehah. Ia ingin menjadikan rumah tangganya seperti surga di dunia hingga ke akhirat kelak, selalu tenang, dan bahagia di bawah ketaatan serta ketakwaan kepada Allah SWT.