Ikuti Kami

Khazanah

Zainab Fawwaz, Penggerak Pembebasan Perempuan Mesir

Zainab Fawwaz Penggerak Pembebasan
Zainab Fawwaz Penggerak Pembebasan

BincangMuslimah.Com – Zainab Fawwaz, seorang sastrawan perempuan Mesir yang lahir di sebuah desa Tebnin, Libanon tahun 1850 M. Zainab lahir dari kalangan keluarga miskin. Tapi ia tumbuh menjadi perempuan yang cerdas bahkan sejak usianya masih belia. Maka Sayyidah Fathimah al-Khalil, istri dari Ali al-As’ad yang merupakan seorang hakim di negaranya pada saat itu, mengambil Zainab dan mengasuhnya. Isa Futuh menuliskan biografinya lengkap dalam Adiibat ‘Arabiyyat.

Di bawah pengasuhan Sayyidah Fathimah dan suaminya, Zainab belajar ilmu baca-tulis. Ia juga menghapalkan Alquran dan mengkaji isinya. Zainab beruntung, sebab pada masa itu ia hidup di zaman akses ilmu pengetahuan belum luas. Juga masih banyak yang belum memiliki kemampuan baca-tulis, terutama di kalangan penduduk Lebanon bagian selatan. Di masa berikutnya, Zainab terbentuk menjadi seorang orator, penulis, dan penyair.

Zainab lalu menikah dengan Khalil As’ad, saudara laki-laki Fathimah. Namun sayangnya, pernikahan keduanya tak bertahan lama sebab tak menemukan keserasian antara keduanya. Selepas perpisahan dengan suaminya, Zainab bertolak ke Beirut. Di sana ia mengabdi di salah satu keluarga bangsawan berkebangsaan Mesir, keluarga Yusuf Hamdi. Akhirnya Zainab pun turut dibawa ke Iskandariyah.

Di Iskandariyah, Zainab menarik perhatian Ustaz Hasan Husni at-Tuwayrani yang merupakan sahabat dari Yusuf Hamdi dan juga seorang penyair Mesir. Ustaz Hasan juga merupakan redaktur koran an-Nail. Maka darinya, Zainab belajar ilmu linguistik Arab (sharf, bayan, ‘arudh) dan sejarah. Zainab juga belajar secara praksis ilmu menulis dengan Syekh Muhyiddin an-Nabhani.

Proses belajarnya selama di Mesir membentuk Zainab sebagai seorang yang cakap dalam bidang sastra dan literasi. Namanya populer saat ia mengisi beberapa kolom di koran dengan karyanya, seperti koran an-Nail, Lisanul Hal, al-Mu`ayyad, al-Ittihad al-Mishriyy, Anis al-Jalis. Biasanya Zainab menulis bertemakan sosial dan feminisme. Tulisannya berkarakter dan kuat.

Baca Juga:  Bolehkah Perempuan Menjadi Seorang Mufti?

Karirnya sebagai pengisi kolom mengantarkan namanya pada seorang penulis dan sastrawan Damaskus. Ia mengagumi gaya penulisan Zainab lalu mengirimkan surat kepadanya. Sampai akhirnya mereka saling berkirim surat bahkan gambar. Rupanya, hubungan keduanya semakin dekat dan akhirnya menikah. Setelah menikah, keduanya tinggal bersama di Iskandariyah. Namun ternyata kehidupannya tak berjalan baik, hingga akhirnya keduanya memutuskan pindah ke tanah kelahiran sang suami, Damaskus. Kehidupan rumah tangganya ternyata tidak seberuntung nasib karirnya. Untuk kedua kalinya, Zainab bercerai dengan suaminya setelah tiga tahun membina rumah tangga. Zainab pun kembali ke Mesir.

Selain Zainab, pada masanya juga tumbuh penulis-penulis perempuan yang mumpuni dan berbakat, seperti Aisyah Attaymuriyah dan Wardah al-Baziji. Mereka adalah perempuan-perempuan hebat yang tumbuh menjadi seorang penulis tanpa menempuh sekolah formal. Mereka dianggap sebagai sosok yang langka, sebuah keajaiban sebab lahir di peradaban yang terbelakang.

Zainab melahirkan karya tulis salah satunya berupa esai yang menyuarakan kesetaraan gender, kebebasan perempuan Arab. Sebab merekalah, orang-orang tergerak untuk memperjuangkan hal yang sama bahkan memperluas gerakannya. Di waktu yang sama, tak sedikit juga yang melakukan penolakan dan pemberontakan terhadap ide dan gagasannya.

Karya-karya Zainab Fawwaz

Selama hidupnya, Zainab melahirkan karya sastra novel, teks drama, biografi, dan puisi klasik. Dalam bidang novel, ia telah menulis dua novel yang berjudul Husnu al-‘Awaqib aw Ghodatu az-Zahiroh yang rilis pada tahun 1895 M. Di dalamnya bercerita tentang rentetan peristiwa antara kdua tokoh bernama Syakib dan Tamir yang bertikai sebab mencintai orang yang sama bernama Farighoh.

Gaya penuturannya pun unik, di dalamnya Zainab juga menyajikan sajak-sajak puisi. Sajak puisi yang dihadirkan beraliran sajak romanse. Plot ceritanya juga sangat kompleks dan kuat. Menurut beberapa kritiku sastra, gaya penulisannya menyerupai Salim al-Bustani seorang penulis dari Lebanon.

Baca Juga:  Asma Murabith, Penafsir Pembaharu dan Feminis dari Maroko

Novel yang kedua berjudul Cyrush Malik al-Fars yang dinobatkan sebagai salah satu novel terbaik pada masa itu. Di dalamnya memuat sejarah, kisah asmara, lelucon, bahkan keburukan cara beribadah pemeluk agama majusi. Novel sejarah ini mengungkap sejarah Persia dan pamor Cyrush sebagai penguasa tahta kerajaan pada masa itu.

Sedangkan dalam karya naskah drama ia menulis al-Hawa wa al-Wafa` yang tersusun menjadi empat bab. Ini adalah satu-satunya karya Zainab yang tidak dicetak dan disebarluaskan tetapi hanya berupa manuskrip hingga saat ini.

Lalu beranjak ke karya biografi, Zainab menulis ad-Dar al-Mantsur fi Thabaqat Ribbat al-Khudur yang berisi kumpulan biografi perempuan terkenal. Di antaranya terdapa Sayyidah Fathimah al-Khalil al-As’ad, ibu asuhnya yang mengantarkan dirinya pada titik ini. Zainab menulis 40 perempuan berpengaruh dalam buku itu.

Lalu dalam karya puisi klasik, alias nazom, Zainab telah menulis banyak. Puisi-puisinya berisi tentang kisah cinta, keluarga, kritik atas pemerintahan, dan lain-lain. Salah satu contoh syiirnya mengenai pujiannya pada dunia timur dibandingkan dunia barat:

للشرق فضل في البرية أنه # يأتي الوجود بكل حسن معجب

والغرب أظلم ما يكون لأننا # نشقي بفرقة شمسنا في المغرب

Penduduk bangsa timur lebih unggul

Sebab keberadaannya selalu menghadirkan hal-hal baik dan menakjubkan

Sedangkan bangsa barat terbelakang

Sebab kami tidak bahagia atas perpisahan dengan matahari di sebelah barat

 

Menurut penulis, syiir ini bermakna peradaban dan nilai-nilai kemanusiaan jauh lebih unggul dibandingkan dunia barat. Hingga Zainab mengumpamakan matahari sebagai nilai-nilai kebaikan yang dirusak oleh bangsa barat.

Ada banyak karya Zainab yang tidak sempat dibukukan. Tidak diketahui persis apa sebabnya, tapi perang dunia I berpengaruh pada saat itu yang terjadi di tahun kematiannya pada tahun 1914 M.

Rekomendasi

Pray the Devil Back Pray the Devil Back

Pray the Devil Back to Hell, Cerita Powerfull Perempuan Mengusung Perdamaian

Ning Khilma Anis Ning Khilma Anis

Ning Khilma Anis; Bu Nyai Muda yang Berdakwah Melalui Karya Sastra

Biografi Siti Suryani Thahir Biografi Siti Suryani Thahir

Biografi Siti Suryani Thahir: Perintis Majelis Taklim Jakarta

Biografi Yenny Wahid Biografi Yenny Wahid

Biografi Alissa Wahid: Pejuang Moderasi Beragama Perempuan Indonesia

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Diari

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect