Ikuti Kami

Khazanah

Raden Siti Jenab, Pendiri Sekolah Pertama di Cianjur

raden siti jenab cianjur

BincangMuslimah.Com – Raden Siti Jenab lahir pada tahun 1890 di Cianjur. Siti Jenab adalah perempuan bangsawan. Ayahnya bernama Raden Martadilaga, keturunan langsung Dalem Cikondang melalui garis keturunan Dalem Aria Martayuda, Raden Krijawadana, Raden Krijajuda, Raden Dipajuda, Raden Raden Dipamanggala (Patih Purwakarta) dan R Martadilaga. Ibunya bernama Raden Siti Mariah mempunyai kekerabatan dengan priyayi Brebes. Ia menjalani pendidikan di Sekolah Raden Dewi Sartika atas rekomendasi RA Cicih Wiarsih (Juag Cicih), anak semata wayang Bupati Cianjur RAA Prawiradireja II.

Meskipun pada masa itu, Pemerintah Hindia Belanda memperkenalkan sistem pendidikan Barat untuk masyarakat pribumi dengan tujuan memperoleh tenaga terdidik bergaji murah. Hanya kaum pria yang bisa menikmati pendidikan tersebut. Kaum perempuan dikonstruksi mengurus area domestik yakni sumur, dapur, dan kasur. Di Bandung, Siti Jenab mendapat bimbingan langsung dari Dewi Sartika, pendiri  Sakola  Istri. Setelah menyelesaikan pendidikan, Siti Jenab kembali ke Cianjur dan merasa prihatin melihat kaum perempuan yang dianggap warga kelas dua. Sehingga timbul tekad dalam diri Siti Jenab untuk meningkatkan status kaumnya melalui jalur pendidikan.

Awalnya Siti Jenab memberikan pendidikan secara berkeliling, Door to Door, dari tempat ke tempat lain. Mendatangi rumah-rumah, antar kampung dan antar desa. tak lama perjuangan Siti Jenab sampai ke telinga Juag Cicih, istri Bupati R Muharam Wiranatakusumah. Sebagai sosok yang merekomendasikan Siti jenab yang bersekolah di Bandung ini, Siti Jenab akhirnya mendapat dukungan dari Juag Cicih atas Sebidang tanah warisan dari Ayahnya RAA Prawiradireja II, dan membangun sekolah berbahan kayu dan Bilik pada tahun 1906. Sekolah yang dibangun Siti Jenab Merupakan Perpaduan dari Sekolah Istri Dewi Sartika dan Sekolah Kautamaan Sitri Ayu Lasminingrat.  Sekolah ini diber nama Sekolah Jenab atau Meisjes Vervolg School.

Baca Juga:  Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari; dari Muktazilah Hingga Kemunculan Mazhab Asy’ari

Meskipun memiliki darah ningrat, ia tak gengsi mengajak kalangan perempuan yang berada di garis kemiskinan untuk maju bersama mengenyam pendidikan sehingga menghilangkan ketergantungan. Saat itu Jenab merasa sadar, jika kaum perempuan yang baru lulus sekolah dasar banyak yang tak bisa bergerak akibat sistem pendidikan dan sosial yang dibuat oleh Belanda. Keadaan itu yang kemudian membuat para perempuan dan ibu rumah tangga hanya berkutat di ranah domestik (dapur, sumur dan kasur). Ketika awal mendirikan sekolah, Jenab mendapat cemoohan dari kalangan ningrat di sana. Hal ini dirasa wajar, karena statusnya yang tinggi, namun banyak merangkul kalangan perempuan tidak mampu di sudut-sudut Kabupaten Cianjur.

Mata pelajaran yang diberikan sama seperti Sekolah Keutamaan Istri lainnya yakni membaca, menulis, berhitung, Bahasa Belanda, Bahasa Melayu, Bahasa Sunda, budi pekerti, agama dan keterampilan perempuan seperti membatik dan merenda. Kala itu ia banyak mendapat murid anak-anak gadis yang telah tamat Sekolah Dasar tiga tahun dan langsung masuk di kelas IV dengan murid awal sebanyak 27 orang.  

Siti Jenab sebagai guru sekaligus pimpinan. Biasanya, para siswanya itu banyak yang melanjutkan pendidikannya ke Van Deventer School di Bandung. Gerilya pendidikannya pun terus ia kembangkan hingga menjadi salah satu sekolah terkenal di Parahyangan. Keberadaannya terus berlanjut hingga masuk zaman penjajahan Jepang. Saat itu, sekolah milik Jenab berganti nama menjadi Sekolah Rakyat Gadis. Kemudian setelah proklamasi kemerdekaan namanya kembali diubah menjadi Sekolah Rakyat, dan lagi-lagi diganti menjadi Sekolah Dasar St. Jenab.

Pada 14 Februari 2018, pakar sejarah Jawa Barat Profesor Nina Herlina Lubis bersama Lutfi Yondri dari Dewan Cagar Budaya Jabar mengusulkan Raden Siti Jenab Djatradidjaja atau Raden Siti Jenab (Ibu Jenab) sebagai pahlawan nasional. Menurut Nina, Ibu Jenab layak mendapat gelar tersebut lantaran usahanya memajukan kaum perempuan melalui pendidikan dan sekolah gratis. Usul ini kemudian diterima baik oleh Bupati (saat itu Wabup) Cianjur Herman Suherman dan sejumlah tokoh sejarah, budaya dan kesenian Cianjur

Baca Juga:  Zainab Fawwaz, Penggerak Pembebasan Perempuan Mesir

 

Rekomendasi

Pray the Devil Back Pray the Devil Back

Pray the Devil Back to Hell, Cerita Powerfull Perempuan Mengusung Perdamaian

Ning Khilma Anis Ning Khilma Anis

Ning Khilma Anis; Bu Nyai Muda yang Berdakwah Melalui Karya Sastra

Biografi Siti Suryani Thahir Biografi Siti Suryani Thahir

Biografi Siti Suryani Thahir: Perintis Majelis Taklim Jakarta

Perempuan Bekerja saat Iddah Perempuan Bekerja saat Iddah

Bolehkah Perempuan Bekerja saat Masa Iddah?

Ditulis oleh

Mahasiswi UIN Jakarta dan volunter di Lapor Covid

Komentari

Komentari

Terbaru

konsep keluarga konsep keluarga

Tips Mendidik Anak dengan Bahagia

Keluarga

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Hukum Menggunakan Mahar Sebagai Modal Usaha

Keluarga

Apakah Meninggalkan Shalat Jumat 3 kali Dihukumi Kafir?

Ibadah

Apa yang Harus Dilakukan Apabila Merasa Keluar Angin Saat Shalat?

Kajian

Pandangan Michael Hart Terhadap Nabi Muhammad

buku

doa baru masuk islam doa baru masuk islam

Pemahaman Fase Menopause Bagi Perempuan Berusia 40an dan Cara Mengatasinya

Diari

Apakah Alasan Islam Memperbolehkan Perceraian?

Keluarga

Trending

Hukum Masturbasi dalam Islam Hukum Masturbasi dalam Islam

Hukum Menghisap Kemaluan Suami

Kajian

Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Kajian

Murtadha Muthahhari: Perempuan Butuh Kesetaraan, Bukan Keseragaman

Kajian

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar   pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar  

Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam

Kajian

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Rimpu, Tradisi dan Ekspresi Perempuan Islam di Bima

Kajian

Ummu Sulaim Ummu Sulaim

Ibu Sempurna dalam Pandangan Masyarakat

Diari

Connect