BincangMuslimah.Com – Sayyidah Umamah binti Abul Ash merupakan salah satu cucu perempuan kesayangan Nabi Muhammad saw. yang terlahir dari putrinya, Sayyidah Zainab. Nabi saw. pernah menunjukkan rasa kasih sayangnya terhadap Umamah kecil dengan menghadiahkan dan memasangkan kalung kepadanya.
Masa Kecil Sayyidah UmamahÂ
Diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah bahwa Nabi Muhammad pernah mendapatkan hadiah perhiasan dari Raja Najasyi. Beliau pun menerima hadiah tersebut dengan niatan akan memberikannya pada perempuan kesayangannya. Beliau berkata, âAku akan memberikan kalung ini pada seseorang yang paling kucintai di antara keluargaku.â
Para istri Nabi Muhammad awalnya saling berbisik dan menduga bahwa putri Abu Bakar-lah yang akan menerimanya. Namun, ternyata kalung itu diberikan pada cucunya, Sayyidah Umamah yang masih kecil kala itu. Nabi pun memakaikannya di leher mungilnya.Â
âBerhiaslah dengan kalung ini, wahai cucuku,â kata Nabi Muhammad yang kemudian mengusap kotoran di hidung cucunya tersebut. (Sunan Abu Dawud 2/493)
Sayyidah Umamah pun mengenakannya dan menikmati kasih sayang dan perhatian dari kakeknya. Perlakuan Nabi Muhammad terhadap cucunya tersebut sejatinya tidak biasa terjadi pada orang-orang Arab. Hubungan antara kakek dan cucu saat itu cenderung kaku dan keras. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad memberikan teladan kepada kita tentang bagaimana cara memperlakukan cucu dan anak kecil dengan penuh kasih sayang.
Tetapi tidak hanya itu, kecintaan Nabi Muhammad kepada cucu perempuannya juga terlihat ketika beliau sedang mendirikan shalat berjamaah dengan para sahabat, Nabi saw. seringkali mengajak Umamah kecil ke masjid.Â
Sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Harits dan Abu Qatadah, Nabi Muhammad pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Abu al-Ash di pundak beliau. Apabila rukuk dan sujud beliau meletakkannya, kemudian mengangkatnya kembali saat berdiri.Â
Momen inilah yang kemudian menjadi panduan bagi seorang muslim terkait hukum menggendong anak ketika shalat. Boleh-boleh saja menggendong anak jika memang dirasa lebih baik.Â
Pernikahan Sayyidah Umamah
Ketika menginjak usia dewasa, Sayyidah Umamah kemudian dinikahi oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib atas wasiat istrinya, Sayyidah Fatimah. Agar sepeninggal Fatimah, Ali menikahi putri dari saudari perempuannya.Â
Pada saat itu, Zubair bin Awwam-lah yang menikahkan keduanya. Sebab, Sayyidah telah yatim piatu sejak kecil ketika ibunya meninggal dunia pada awal tahun ke-8 Hijriah. Lalu disusul kematian Abul Ash bin Rabi’. Sebelum meninggal, ayahnya mewasiatkan Umamah agar dirawat oleh Zubair bin Awwam, sehingga Umamah tumbuh sampai dewasa di bawah perawatan keluarga Zubair.
Hingga suatu hari, suaminya berpesan kepada Sayyidah Umamah agar bersedia menikah lagi jika ia meninggal dunia. Sayyidina Ali pun telah meminta secara khusus kepada Mughirah bin Naufal yang masih menjadi bagian keluarga Nabi Muhammad, Bani Hasyim, untuk menikahi Umamah jika dirinya meninggal dunia.
Maka sepeninggal Ali bin Abi Thalib, Umamah dinikahi al-Mughirah bin Naufal. Dari pernikahan tersebut lahir cicit Nabi Muhammad, Yahya bin Al Mughirah. Namun tak lama kemudian, Sayyidah Umamah menghembuskan nafasnya yang terakhir, yakni di masa pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan. Wallah a’lam.[]
3 Comments