Ikuti Kami

Khazanah

Lies Marcoes, Antropolog Gender Muhammadiyah

lies marcoes antropolog gender
credit: photo from Twitter Lies Marcoes

BincangMuslimah.ComLies Marcoes lahir di Ciamis, Jawa Barat pada tanggal 17 Februari 1958 merupakan seorang antropolog dan ahli dalam kajian Islam dan gender. Ia merupakan lulusan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta di program studi Perbandingan Agama yang meneruskan studi dan memperoleh gelar Masternya pada bidang Antropologi Kesehatan dari Universitas Amsterdam (Belanda) . Perempuan asal Ciamis ini merupakan aktivis feminis muslim Indonesia dan penekum bidang antropologi medis. 

Lies Marcoes menghabiskan masa kecilnya di sebuah kota di pedesaan Jawa Barat. Ia merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara. Ibunya adalah anggota Aisyiyah, perempuan dari organisasi Muslim modernis Muhammadiyah. Ibunya adalah seorang tulang punggung keluarga. Ayah Lies berasal dari latar belakang Muslim tradisionalis, namun mendukung Muhammadiyah dan kegiatan keagamaan ibu Lies. Ia  mengatakan bahwa tidak tertarik dengan hal-hal yang menarik minat anak-anak dari keluarga kelas menengah Muhammadiyah seperti sains dan kedokteran. Ia hobi dengan kegiatan pramuka, berkemah dan bermain di tepi sungai.

Pada tahun 1978, Lies memutuskan merantau ke Jakarta untuk kuliah di Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Filsafat dan Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ia belajar dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia banyak belajar dari Profesor Harun Nasution, yang memiliki pengaruh besar baginya. Ia menyebutkan dia mengajarkan “bagaimana berpikir bebas dan (melihat) bahwa kita dapat memahami Islam dari berbagai perspektif.”

Lies kemudian melanjutkan studi magisternya di bidang Antropologi Kesehatan di University of Amsterdam. Selama itu, ia  berteman dengan peneliti dan aktivis yang turut mendorongnya belajar lebih jauh tentang gender dan feminisme. Sosok-sosok tersebut adalah Martin van Bruinessen (peneliti Indonesia dari Belanda) dan aktivis perempuan seperti Saskia Wieringa, Mies Grijns, dan Julia Suryakusuma.

Baca Juga:  Melihat Perbedaan Gender dan Feminisme Secara Lebih Dekat

Pada tahun 1982, Lies Marcoes menjadi asisten peneliti Martin seorang sarjana Indonesia dari Belanda. Ia mulai mengikuti kehidupan pekerja seks di masyarakat perkotaan. Dari sinilah ia memulia karirnya sebagai antropolog. ia mulai dengan penelitiannya  bagaimana para wanita ini hidup sehingga dia menghabiskan berjam-jam di rumah mereka. Ia ingat bahwa pada suatu waktu dia berpikir dia mungkin harus menghentikan penelitian. Ia  berkata, ‘sebagai seorang gadis berusia 24 tahun dari Universitas Islam’ dia merasa terkejut melihat laki-laki keluar masuk rumah pekerja seks.

Dari penelitian ia belajar mengenai teori feminis. Pada tahun 1980-an menjadi titik peran perempuan menjadi alat politik dalam ideologi yang sangat patriarki dari rezim Orde Baru Soeharto. Ideologi itu menempatkan perempuan pada posisi bawahan dalam masyarakat. Hal ini menyiratkan sebuah perdebatan  dan analisa yang sesat dan mengilustrasikan masalah perempuan dengan salah pemahaman mengenai term Genderisme. Kemudian dari sini Lies aktif berkegiatan di Rumah Kita Bersama (Rumah KitaB), lembaga penelitian yang digagas oleh para santri dan tokoh pesantren Cirebon. Organisasi tersebut memiliki sejumlah agenda kegiatan yang berbasiskan pada visinya memproduksi pemikiran kritis tentang keislaman Indonesia dan perubahan sosial yang berpihak pada kaum marjinal.

Saat ini, ia  menjadi direktur eksekutif Rumah KitaB. Menurut Neng Dara Affiah dalam Potret Perempuan Muslim Progresif Indonesia (2017), Lies Marcoes Natsir termasuk aktor penggerak organisasi Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M). Hal ini dikarenakan Lies menjadi pencetus lahirnya program fiqh-an-Nisa di LSM yang aktif mempromosikan kesehatan reproduksi perempuan dan wacana Hak Asasi Manusia pada komunitas muslim tersebut. Fiqh-an-Nisa fokus membahas teologi perempuan dengan mengembangkan isu kesehatan dan hak-hak reproduksi perempuan dalam Islam. Neng Dara menjelaskan advokasi hak-hak perempuan dikembangkan melalui fiqh-an-Nisa dengan target kelompok yang disasar meliputi juru dakwah (muballigh), guru agama (ustadzah), pengasuh pondok pesantren, dan organisasi perempuan Islam. 

Rekomendasi

fatimah ahli fikih uzbekistan fatimah ahli fikih uzbekistan

Haruskah Laki-Laki Memberikan Kursi pada Perempuan di dalam Transportasi Umum?

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

muslimah posthuman Pascamanusia Pascaperempuan perspektif feminis muslimah posthuman Pascamanusia Pascaperempuan perspektif feminis

Menjadi Cyberfeminis dengan Memaksimalkan Media Sosial

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Ditulis oleh

Mahasiswi UIN Jakarta dan volunter di Lapor Covid

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

Memaknai Maulid Nabi Muhammad Sebagai Perayaan Memuliakan Perempuan Memaknai Maulid Nabi Muhammad Sebagai Perayaan Memuliakan Perempuan

Memaknai Maulid Nabi Muhammad Sebagai Perayaan Memuliakan Perempuan

Kajian

Mengenali Dampak Kekerasan dan Upaya Membersamai Korban Mengenali Dampak Kekerasan dan Upaya Membersamai Korban

Mengenali Dampak Kekerasan dan Upaya Membersamai Korban

Muslimah Talk

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Putusan Cerai Verstek, Sahkah Secara Agama? Putusan Cerai Verstek, Sahkah Secara Agama?

Putusan Cerai Verstek, Sahkah Secara Agama?

Kajian

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari

Kajian

GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua

GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua

Berita

Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan

Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan

Berita

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Berita

Trending

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Muslimah Talk

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

Khazanah

Connect