Ikuti Kami

Keluarga

Waktu Tepat Menyelipkan Nilai Moral saat Storytelling

BincangMuslimah.Com – Dalam tulisan sebelumnya (Langkah-langkah mempersiapkan cerita / dongeng untuk anak 2) orangtua hendaknya melakukan beberapa hal dalam mempersiapkan dongeng dan cerita untuk anaknya. Dalam pembahasan tersebut Rona Mentari, aktifis pendongeng Indonesia meminta kita untuk menghindari pemberian pesan moral di akhir cerita.

Bagi sebagian kita akan bertanya, mengapa demikian ? Bukankah justru pemberian nilai moral di akhir storytelling bagus agar anak benar-benar menangkap pesan dari cerita tersebut? Kalau kita diminta untuk menghindari, lantas bagaimana cara kita memastikan anak menangkap pesannya?

Pendidikan Pada Anak Dengan Cara Menyenangkan

Sebelumnya, coba kita ingat-ingat kembali kalimat yang biasanya kita gunakan dalam memberikan pesan moral kepada anak setelah bercerita. Misalnya “Nah nak, jadi kamu nggak boleh takut lagi ya, kamu harus berani”.

Kita perlu mengganti kalimat tersebut karena bercerita pada dasarnya memberikan pendidikan pada anak dengan cara yang menyenangkan. Sehingga anak tidak sadar bahwa sebenarnya orang tuanya menanamkan nilai-nilai dalam diri mereka melalui cerita tersebut.

Pemberian nilai moral di akhir storytelling akan menurunkan keajaiban dari sebuah cerita atau dongengg, kecuali jika pesan moral itu muncul dari anak. Jadi, sebenarnya dalam keadaan semacam ini, orang tua diharuskan menjadi fasilitator yang mampu memancing anak untuk memberikan ‘pesan moral’ dalam versi anak sendiri.

Jika kita sudah terlanjur memberikan pesan moral di akhir cerita, maka anak pasti akan bertanya, “jadi pesan moralnya apa Ayah/Bunda?” Kita bisa menjawab, menurut kamu apa nak? Dengan begitu anak akan tetap terangsang untuk mengungkapkan nilai moral dalam versinya berdasarkan cerita yang telah orang tuanya ceritakan.

Kuis Setelah Bercerita

Bagiamana jika ternyata anak tidak bertanya? Bagaimana kita tahu mereka paham dengan cerita yang kita bawakan? Jawabannya, orang tua diharapkan untuk tidak memaksa anaknya untuk bertanya. Kita bisa menggunakan alternatif lain dengan memberikan ‘Kuis setelah bercerita’ misalnya.

Baca Juga:  Rasulullah Juga Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga

Kuis ini kita lakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang telah kita bawakan. Dari jawaban yang anak-anak berikan kita akan mengetahui dan mampu mengukur sejauh mana pemahaman anak terhadap cerita.

Bagaimana kalau kita meminta anak mengulang cerita kembali? Apakah itu baik?

Sebenarnya hal ini sangat baik apalagi kalau anaknya memiliki antusias yang tinggi terhadap cerita yang kita bawakan. Hanya saja tidak semua anak memiliki antusias dan mood yang sama untuk mau melakukannya, mengingat waktu fokus anak juga sebentar hanya dalam hitungan menit.

Namun hal ini bisa kita atasi dengan dengan role play, kita memainkan drama dengan anak sesuai cerita yang secara tidak langsung membuat anak akan mengulang dan mampu mengambil nilai dari peran yang dia mainkan.

Bagaimana kalau anak cenderung pasif, hanya mendengarkan dan belum terbiasa bercerita? Bagaimana kita tahu sejauh mana pemahaman dan nilai yang dapat mereka dapatkan dari cerita? Kita bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana dulu dan tetap hindari pertanyaan yang menanyakan pesan moral seperti “Apa pesan moral cerita ini?”.

Selanjutnya sebagai orang tua apakah kita bisa melakukan semua ini? Pasti bisa kalau kita mau berusaha. Kita sudah harus mulai berlatih langsung mendongeng kepada anak, semakim banyak kita masuk dalam aktifitas ini maka kita akan semakin belajar dan menemukan ‘cara’ terbaik sesuai dengan diri kita. Ingat, practice make perfect!

Pemanfaatan Teknologi dalam Mencari Ide

Bagaimana memulai kalau ternyata kita merasa tidak punya bakat dan ide dalam bercerita? Kecanggihan teknologi bisa menjadi alternatif bantuan bagi kita untuk menjawab persoalan ini.

Kita bisa melihat banyak contoh pendongeng profesional di Youtube atau dengan mendengarkan podcast audio yang tersedia dalam beebrapa aplikasi yang bisa kita temukan di Play Store. Bisa juga dengan banyak membaca buku cerita fiksi (tanpa gambar) agar secara otomatis kita mampu mengimajinasikan audio atau cerita yang kita baca. Sebelum menjadi pendongeng yang baik, kita juga harus mampu menjadi pembaca dan pendengar yang baik dulu.

Baca Juga:  Istri Patuh pada Suami; Adakah Batasnya?

Setelah semua kemudahan yang telah Allah berikan, tidak fair bagi kita kalau kita tidak memanfaatkannya. Semoga dengan langkah-langkah di atas nilai moral yang ingin kita sampaikan kepada anak dapat tersampaikan dengan baik tanpa menganggu perkembangan daya imajinasi dan kreatifitas mereka serta mengajarkan suatu nilai kepada anak tanpa menggurui mereka.

Sehingga nantinya anak akan menjadi pribadi yang memiliki empati, daya imajinasi dan kreatifias yang tinggi sehingga mereka mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dan menjadi generasi yang mumpuni di masa depan, Aamiin. Silakan mencoba dan semoga bermanfaat.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta, Peneliti Pendidikan Islam

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Diari

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect