Ikuti Kami

Kajian

Pemaknaan dan Konsep Self-Healing dalam Perspektif Psikologi Sufistik

konsep self-healing psikologi sufistik
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Modern ini, self-healing dikenal sebagai salah satu metode untuk mengapresiasi atau menyenangkan diri sendiri. Dengan adanya self-healing  diyakini berkaitan dengan kerja keras otak, akibatnya hal tersebut menjadi faktor atau motivasi kepada diri sendiri untuk melakukan hal lain dengan lebih semangat. Namun sayangnya adanya self-healing  kerap kali disandingkan dengan hal-hal yang kurang baik seperti, pemborosan, berfoya-foya, dsb, yang sebenarnya hanya menuruti kepuasan nafsu semata. Lalu apa konsep dan cara implementasi self-healing sebenarnya terutama dalam kajian psikologi sufistik?

Sebagai seorang muslim, pada dasarnya dalam menjalani kehidupan ujian adalah sebuah keniscayaan. Bahkan ujian merupakan sesuatu yang selalu jalan berdampingan pada tiap-tiap individu di dunia hingga masa ia kembali ke kehidupan yang sebenarnya, yakni akhirat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an  surat Al-Baqarah ayat 155:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: “ Dan sungguh kami akan memberikan ujian kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”

Dalam jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, Ilham Akhsanu Ridlo, dengan mengacu pada riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018, disebutkan bahwa terdapat 14% keluarga melakukan kurungan, 31, 5% di antaranya dilakukan dalam tiga bulan terakhir. Sedangkan pada tahun 2017, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan persentase jumlah pasien psikiater 0,31, perawat kesehatan mental 2,52, dan pekerja sosial 0,17 (seluruh data per 100.000 populasi) mengkonfirmasi minimnya sumber daya kesehatan mental di Indonesia. Disability Adjusted Life Years (DALY)  mencapai 2.463,29 per 100.000 populasi dan tingkat kematian bunuh diri 3,4% tanpa menyebutkan strategi mengenai pencegahan bunuh diri ditemukan. Prevalensi nasional depresi diantara orang-orang 15 tahun mencapai 6,1 % dengan hanya 9 % di antaranya yang menerima perawatan dari pakar (Kementrian Kesehatan RI, 2019). Dengan adanya data persentase peningkatan masalah kesehatan jiwa tersebut membuktikan betapa sangat diperlukan perhatian khusus terhadap kesehatan mental masyarakat khususnya di Indonesia sendiri.

Baca Juga:  YouCast: Kajian Hadis Misoginis, Upaya Meluruskan Pemahaman yang Menyudutkan Perempuan

Terdapat salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan yakni menggunakan metode self-healing. Adapun yang dimaksud self-healing secara etimologi yakni berasal dari kata  self  dan healing yang bermakna penyembuhan diri. Kata healing dapat diartikan jua  a process of cure yakni sebuah proses penyembuhan atau pengobatan. Maka dapat disimpulkan pula bahwa self-healing ialah suatu proses penyembuhan oleh diri sendiri yang didukung oleh  keyakinan sendiri, lingkungan sekitar, maupun faktor penunjang lainnya. 

Pada perspektif tasawuf, istilah self-healing  pada bagian self dan healing memiliki pembahasaan khusus. kata heal tidak hanya terbatas pada sebuah penyakit fisik atau biologis yang kasat mata saja, tapi juga mengenai sisi psikis yang di dalamnya terdapat proses pengalaman panjang untuk mendapat kesempurnaan sehingga dapat kembali sebagaimana sebelumnya. Sedangkan  kata self merupakan satu dari tiga konsep utama dalam psikologi yang dicetuskan oleh seorang sufi bernama Robert Frager, ketiga konsep tersebut yakni heart, self, dan soul yang memiliki arti hati, diri, dan ruh. Pada penerapan aspek spiritual diri, meskipun terdapat cara Self-Healing  yang berbeda pada tiap-tiap orang, tetap dapat menjadi pembuktian bahwa Self-Healing dianggap berhasil berkontribusi untuk mengurangi ambisi seseorang. Selain itu, Self-Healing juga efektif sebagai pengendali dan pengontrol emosi. 

Dalam penelitian yang berjudul “Metode Self Healing dalam Kitab Minhajul ‘Abidin Imam al-Ghazali” oleh Andri Yulian Christyanto, menyebutkan bahwa berdasarkan telaah kitab Minhajul ‘Abidin, apabila dikaji secara mendalam maka akan mendapatkan hasil bahwa terdapat metode self-healing  yang lengkap, rinci, dan terstruktur. Adapun metode tersebut tidak disebutkan secara spesifik sebagai tahapan self-healing, tetapi pengkaji penelitian tersebut meyakini bahwa tahapan tersebut dapat digunakan sebagai alat terapi terhadap gangguan jiwa seperti stress, resah, dsb yang sering ditemukan pada masyarakat sekitar. Tahapan dan metode tersebut antara lain: 

Baca Juga:  4 Tanda Mencintai Rasulullah, Kamu Termasuk?

Tahapan ilmu, yakni terdapat tiga ilmu yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai kesempurnaan ibadah ialah; ilmu tauhid, ilmu syariat, dan ilmu tasawuf.

Tahapan tobat, terdapat dua dasar utama alasan seseorang harur bartaubat yaitu agar mendapat pertolongan Allah SWT dan supaya amal ibadah diterima olehNYA.

Mawas diri. Setelah tahapan taubat yakni proses mawas diri atau disebut ‘awaiq, ialah kesadaran seseorang bahwa terhadapat banyak godaan disekitarnya yang dapat mempengaruhi kelalaian beribadah kepada Allah SWT.

Kesadaran. Setelah berhasil menyelamatkan diri dari pikiran maupun dorongan yang mempengaruhinya, seseorang akan sampai pada tahap ‘awarid, yaitu kesadaran harus melalui beragam rintangan,

Motivasi diri. Selanjutnya yakni tahap bawa’ts atau memotivasi maksudnya memiliki pengemudi dan pencegah pada dirinya.

Refleksi. Tahap selanjutnya Al-Ghazali memperingatkan kepada seseorang yang beribadah untuk berhati-hati kepada riya dan ujub. Tahapan ini disebut qawadih atau dikenal juga merefleksikan

Bersyukur. Kemudian sampailah pada tahap terakhir, yakni tahap bersyukur sebab Allah SWT telam memberikan kemampuan beribadah hingga sampai pada kenikmatan yang hakiki.

Psikologi sufistik, menyebutkan sebagaimana selaras dengan wilayah objek kajiannya yakni dengan menggunakan metode ilmiah agar individu mampu mengenali diri, memahami realitas secara utuh sebagai manusia baik lahir maupun batin, sebagai individu maupun dalam sosial, dan segala yang berhubungan dengan dunia dan akhirat.  Kemudian psikologi sufistik juga meyakini bahwa dalam self-healing selain diiringi dengan semangat spiritual, tetapi juga harus diiringi berpikir dan berdzikir, karena keduanya saling dibutuhkan sebagai pendukung dalam memahami manusia, serta hubungan manusia baik dengan alam semesta maupun dengan Tuhannya.

Rekomendasi

perempuan dan hijab tafsir ummu salamah perempuan dan hijab tafsir ummu salamah

Mengenal Sosok Sufi Perempuan pada Masa Awal Islam

Aishah al-Ba’uniyyah, Guru Sufi Asal Mesir yang Pandai Menulis

Perempuan: Perspektif Filsafat-Tasawuf Perempuan: Perspektif Filsafat-Tasawuf

Perempuan: Perspektif Filsafat dan Tasawuf

Membincang Self-Awareness Dalam Al-Qur’an Membincang Self-Awareness Dalam Al-Qur’an

Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technical) untuk Mengatasi Gangguan Emosi Sesuai Nilai Islam

Ditulis oleh

Redaktur Bincang Muslimah, Alumni Magister Pengkajian Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pegiat Sastra Arab dan Gender

4 Komentar

4 Comments

Komentari

Terbaru

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Diari

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect