Ikuti Kami

Kajian

Kriteria Takwa dan Balasan bagi Mereka dalam Alquran

kriteria takwa balasan alquran
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Takwa adalah alah satu karakter yang sangat penting dalam Islam karena banyaknya perintah dari Allah dan Rasul-Nya yang menyeru umat manusia untuk selalu bertakwa. Ada beberapa tingkatan takwa yang disebut dalam Alquran sejalan dengan berat dan banyaknya ketaatan yang dijalani. Semakin banyak ketaatan yang dilakukan maka akan semakin berat pula halangan dan rintangan yang dihadapi.

Salah satu ayat yang menjelaskan ketakwaan adalah ayat 2-5 pada surat al-Baqarah. Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa ada kriteria takwa dan balasan bagi mereka yang dijelaskan dalam Alquran. Berbeda dengan ayat lain yang menjelaskan spesifikasi yang lebih detail tentang ketakwaan, seperti al-Baqarah ayat 177 dan Ali ‘Imran ayat 133. Oleh karena itu ayat 2-5 pada surah surah al-Baqarah disebut dengan tingkatan takwa bagi para pemula. Ayat tersebut berbunyi,

ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2)

Artinya: Inilah Kitab (Al-Quran) yang tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.

Ayat ke-2 pada surat ini menjelaskan bahwasanya Alquran merupakan petunjuk bagi orang-orang bertakwa. Imam ar-Razi mengatakan bahwa penggunaan kata al-Muttaqīn pada ayat ini merupakan bentuk pujian yang Allah arahkan kepada mereka, karena hanya merekalah yang bersedia menerima dan menjadikan Alquran sebagai petunjuk. 

Imam al-Mawardi dalam kitab tafsirnya mengatakan, “kata al-Muttaqīn pada ayat itu memiliki 3 takwilan yaitu, (1) al-Muttaqīn adalah orang-orang yang menjauhi perkara-perkara yang haram dan menunaikan kewajiban yang telah Allah tetapkan kepada mereka, (2) al-Muttaqīn adalah orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan menghindari setiap perbuatan yang menyebabkan mereka akan mendapatkan siksa-Nya, dan (3) al-Muttaqīn adalah orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dan tidak tertanam sifat kemunafikan di dalam hatinya. Kemudian pada ayat berikutnya, Allah menjelaskan kriteria-kriteria orang bertakwa pada ayat 2 dengan:

Baca Juga:  Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) 

Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

Pada ayat ini, Allah menjelaskan bahwa al-Muttaqīn adalah orang-orang beriman kepada yang ghaib, seperti Allah, Malaikat, hari kebangkitan dan lain-lain. Imam ar-Razi juga mengatakan bahwa iman kepada yang ghaib adalah percaya kepada Allah baik ketika sendirian maupun ketika berada di keramaian, karena itulah salah satu karakter yang membedakan orang mukmin dan munafik. 

Karakter al-Muttaqīn berikutnya adalah ketekunan dalam mendirikan sholat dan menggunakan sebagian rizki yang diberikan Allah di jalan yang diridhai-Nya, seperti infaq, zakat, sedekah, bantuan sosial dan lainnya. Dua hal tersebut merupakan dua asas pokok dalam kehidupan, karena shalat adalah ritual untuk menjalin hubungan yang dilakukan oleh seorang hamba kepada Tuhannya. Sedangkan zakat, sedekah, dan infaq adalah perbuatan untuk menjalin hubungan yang erat antar sesama makhluk sosial. 

Dan pada ayat berikutnya,

وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4)

Artinya: dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

Beriman kepada Alquran dengan artian percaya dengan isi kandungannya dan mempercayai dengan seyakin-yakinnya akan adanya hari kiamat, juga merupakan karakter yang harus dimiliki oleh yang ingin mendapat predikat  al-Muttaqīn, karena sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwasanya hanya mereka yang bertakwalah yang menjadikan Alquran sebagai pedoman yang harus mereka ikuti.

 أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5) 

“Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”

Baca Juga:  Bunuh Diri Dilarang dalam Islam, Ini Alasannya

Pada ayat ini, Allah memberikan reward kepada orang-orang yang memenuhi kriteria al-Muttaqīn di atas yaitu, berupa pujian bahwasanya mereka adalah orang-orang yang mendapatkan hidayah dari Allah. Mereka juga mendapatkan janji yang akan diberikan oleh Allah kelak di hari kiamat berupa kesuksesan atas usaha yang telah mereka lakukan ketika di dunia. Di hari kiamat, mereka juga akan berbahagia atas apa yang telah mereka lakukan itu.

Demikianlah penjelasan mengenai kriteria takwa dan balasan bagi mereka dalam Alquran agar menjadi motivasi bagi kita semua. Semoga bermanfaat.

Editor: Zahrotun Nafisah

Rekomendasi

Tafsir Penciptaan Perempuan menurut Muhammad Abduh

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

Tafsir Surah al-Jatsiyah ayat 30: Bekerja Sebagai Bentuk Keimanan

meletakkan al-Qur'an di lantai, Mengenal Hermeneutika Feminisme: Metode Penafsiran Al-Qur’an Berbasis Feminisme meletakkan al-Qur'an di lantai, Mengenal Hermeneutika Feminisme: Metode Penafsiran Al-Qur’an Berbasis Feminisme

Langkah-langkah dalam Memahami Alquran

Ditulis oleh

Mahasantri Ma'had Aly Salafiyah Syafi'iyah Situbondo (Pegiat kajian Qashashul Quran dan Gender)

Komentari

Komentari

Terbaru

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Diari

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect