Ikuti Kami

Kajian

Pentingnya Memilih Pasangan yang Baik dalam Mendidik Anak

memilih pasangan baik mendidik
credit: photo from Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Dr. Sa’id bin Ali dalam kitabnya yang berjudul Al-Hadyu An-Nabi fi Tarbiyah Al-Aulad fi Dhau’ Al-Kitab wa As-Sunnah menyebutkan bahwa salah satu faktor penting dalam mendidik anak adalah memilih istri yang baik. Hal ini disebabkan karena istri yang baik itu akan mampu mendidik anak-anaknya menjadi anak yang baik juga. 

Berdasarkan konsep qiraah mubadalah (pembacaan teks yang mengusung relasi, yaitu mencakup laki-laki dan perempuan sebagai subjek yang sama), pernyataan Dr. Sa’id menurut kami kurang tepat, karena belum mewakili pihak perempuan. Sehingga, pernyataan yang tepat adalah memilih pasangan yang baik demi mencapai tujuan bersama termasuk dalam mendidik anak. Karena mendidik anak itu tugas bersama baik bagi laki-laki, yakni seorang ayah maupun perempuan atau seorang ibu. Dari keduanya lah anak itu bisa lahir dan merupakan anugerah dari Allah swt. 

وَاللّٰهُ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّجَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَزْوَاجِكُمْ بَنِيْنَ وَحَفَدَةً وَّرَزَقَكُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِۗ اَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُوْنَ وَبِنِعْمَتِ اللّٰهِ هُمْ يَكْفُرُوْنَۙ

Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah? (Q.S. An-Nahl/72)

Pasangan yang baik menurut Rasulullah saw. adalah yang bagus agamanya. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ (رواه البخاري)

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., beliau bersabda, “Perempuan dinikahi karena empat hal, karena hartanya, keturunannya, parasnya, dan karena agamanya, maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (H.R. Al-Bukhari)

Baca Juga:  Dua Cara Membaca Hukum Kepemimpinan Perempuan Menurut Masdar Farid Mas’udi

Hadis tersebut juga dapat dimaknai dengan prespektif qiraah mubadalah, yaitu berlaku bagi perempuan ketika hendak memilih laki-laki sebagai suaminya. Imam An-Nawawi sebagaimana dikutip dalam kitab Ad-Dibaj Ala Muslim mengatakan bahwa Rasulullah saw. pada hadis di atas mengabarkan tentang kebiasaan orang-orang yang hendak menikah itu didasari empat faktor. 

Ada yang menikah karena melihat calonnya itu kaya raya, ada yang karena calonnya dari keturunan ningrat, dan ada yang karena cantik atau tampannya. Namun, Rasulullah saw. memberikan arahan kepada umatnya agar lebih mementingkan calon yang bagus agamanya. Maka, bagi perempuan, carilah laki-laki yang bagus agamanya, bagi laki-laki, carilah perempuan yang bagus agamanya. Bahasa lainnya adalah yang shalih atau shalihah. Calon yang memiliki akhlak yang bagus lisan, perilaku, dan sifatnya. 

Selain memilih calon pasangan yang baik agamanya, faktor terpenting dalam upaya mendidik anak yang shalih dan shalihah adalah menjadi pribadi yang baik. Sehingga bukan hanya memiliki pasangan yang baik saja, melainkan juga diri kita sebagai bagian dari orang tua memiliki perangai yang baik. 

Ketika kedua orang tua berasal dari orang yang baik, maka insya Allah akan melahirkan generasi yang baik pula. Hal ini seperti yang ditegaskan oleh hadis Nabi saw. “Tidak ada seorang anak dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah (suci dan bersih). Kedua orang tuanyalah yang membuatnya beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (H.R. Al-Bukhari)

Dalam teks hadis tersebut, tersurat secara jelas bahwa kedua orang tua berperan aktif dalam mentransformasikan identitas agama kepada seorang anak. Begitu pun dalam konteks pengasuhan dan pendidikan Islam, kedua orang tua dianjurkan berpartisipasi dan aktif. 

Dalam jurnal buah hati, sebuah artikel berjudul faktor hereditas dalam mempengaruhi perkembangan intelegensi anak usia dini karya Nur Amini dan Naimah memberikan kesimpulan sebagaimana berikut. Faktor hereditas sebagai faktor bawaan yang diwariskan orang tua pada anak sejak masa konsepsi (pembuahan) memiliki pengaruh besar terhadap inteligensi (kecerdasan) anak. Hal tersebut sejalan dengan pendapat J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak yang cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas.

Baca Juga:  Tafsir at-Taghabun ayat 15: Anak Bisa Menjadi Fitnah bagi Orangtua, Apa Maksudnya?

Berdasarkan penelitian tersebut, maka memilih pasangan yang baik sangat penting sekali dalam mendidik anak-anak. Pasangan kita itulah yang nantinya akan bersama-sama membangun keluarga. Sementara keluarga adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anak kita. Di samping berusaha mencari pasangan yang baik agamanya, hendaknya juga diiringi dengan berdoa kepada Allah swt. agar diberikan rizqi berupa pasangan yang baik. 

Salah satu doa yang dianjurkan oleh Dr. Sa’id bin Ali dalam kitabnya Al-Hadyu An-Nabi fi Tarbiyah Al-Aulad fi Dhau’ Al-Kitab wa As-Sunnah adalah doa sapu jagad yang terdapat dalam Al-Qur’an. Rabbana Atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina adzaban nar. 

Sebagian ulama tafsir, yang di antaranya adalah Imam Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa kebaikan di dunia meliputi semua perkara dunia. Baik kesehatan, kendaraan, pasangan yang baik, rezeki, ilmu yang bermanfaat, dan lain sebagainya. Semoga kita menjadi orang yang baik, mendapatkan pasangan yang baik dan menjadi orang tua yang baik agar bisa mendidik anak keturunan dengan baik.

Wa Allahu a’lam bis shawab.

 

Rekomendasi

Cara Mendidik Anak Islam Cara Mendidik Anak Islam

Enam Cara Mendidik Anak dalam Islam

Keterampilan sosial dimiliki anak Keterampilan sosial dimiliki anak

4 Keterampilan Sosial yang Harus Dimiliki Oleh Anak

mom war persaingan ibu mom war persaingan ibu

Fenomena Mom War, Persaingan antar Ibu yang Harus Dihentikan

membayarkan zakat anak tirinya membayarkan zakat anak tirinya

Mengkritik Anak di Depan Umum Adalah Bentuk Kekerasan

Ditulis oleh

Redaktur Pelaksana BincangMuslimah.Com, Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pondok Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah

8 Komentar

8 Comments

Komentari

Terbaru

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

panduan melaksanakan puasa syawal panduan melaksanakan puasa syawal

Panduan Melaksanakan Puasa Syawal

Ibadah

beberapa ibadah bulan syawal beberapa ibadah bulan syawal

Berikut Beberapa Ibadah yang Bisa Dilakukan di Bulan Syawal

Ibadah

kartini sikap kritis beragama kartini sikap kritis beragama

Raden Ajeng Kartini dan Sikap Kritis dalam Beragama

Khazanah

jiwa kartini setiap perempuan jiwa kartini setiap perempuan

Jiwa Kartini Ada di Setiap Diri Perempuan

Muslimah Talk

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Silaturahmi dalam Momen Lebaran Silaturahmi dalam Momen Lebaran

Menjalin Silaturahmi dalam Momen Lebaran

Kajian

Macam Manusia Imam Al-Ghazali Macam Manusia Imam Al-Ghazali

Empat Macam Manusia Menurut Imam Al-Ghazali

Kajian

Trending

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa yang Diajarkan Rasulullah kepada Aisyah agar Terhindar Keburukan

Ibadah

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Hukum Sulam Alis dalam Islam

Muslimah Daily

Doa Setelah Shalat Witir

Ibadah

kisah yahudi maulid nabi kisah yahudi maulid nabi

Enam Hal Penting yang Perlu Digarisbawahi tentang Poligami Rasulullah

Kajian

Connect