BincangMuslimah.Com – Beberapa orang memahami bahwasannya seseorang diharuskan bersuci ketika mengalami dua perkara, adanya hadas besar yang mengharuskan mandi besar, seperti haid, nifas, dan bersetubuh. Kemudian perkara kedua yaitu adanya hadas kecil, seperti kentut maupun kencing, yang mengharuskan berwudhu. Lalu, yang menjadi pertanyaan, adakah hal lain di luar hadas besar dan kecil yang mengharuskan bersuci? Apakah orang yang bertaubat juga diharuskan untuk bersuci?
Dalam buku Dar Ifta atau lembaga fatwa Mesir yang berjudul Daqiqah Fikhiyah (Memperdalam Fikih) karangan Dr. Majdi Asyur, meringkas ada tiga hal yang mengharuskan seseorang mandi besar.
Pertama, bersuci dari segala perbuatan yang mengarah pada dosa dan kemaksiatan. Artinya, ketika seseorang bertaubat, dianjurkannya baginya untuk bersuci dengan mandi. Sebagaimana dalam hadis Rasulullah,
اللَّهُمَّ لكَ الحَمْدُ مِلْءُ السَّماءِ، ومِلْءُ الأرْضِ، ومِلْءُ ما شِئْتَ مِن شيءٍ بَعْدُ اللَّهُمَّ طَهِّرْنِي بالثَّلْجِ والْبَرَدِ، والْماءِ البارِدِ اللَّهُمَّ طَهِّرْنِي مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطايا، كما يُنَقَّى الثَّوْبُ الأبْيَضُ مِنَ الوَسَخِ
Artinya: Demi Allah segala puji yang menguasai langit, bumi dan segala hal yang dikehendaki. Maka dari itu, Allah mensucikanku dengan salju dan air dingin. Demi Allah, sucikanlah aku dari segala dosa dan segalah kesalahan, sebagaimana membersihkan pakaian putih dari kotoran. (H.R. Imam Muslim dalam Shahihnya no. 476).
Kedua, bersuci dari najis yang bisa diketahui oleh panca indra, seperti kencing, kentut, terkena darah dan masih banyak lainnya. Maka dari itu, mengharuskan muslim untuk mensucikan diri dengan air yang suci juga. Bagi Imam Majdi, cara menghilangkan hadas ini dengan menghilangkan penyebab dari najis tersebut. Seperti menghilangkan najis dari kencing dengan air yang mengalir.
Ketiga, ada dua hadas yang mengharuskan bersuci. Hadas kecil seperti kencing, buang air besar dan kentut, di mana cukup berwudhu dalam menghilangkan najisnya. Sebagaimana firman Allah,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱطَّهَّرُوا۟
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah.
Sedangkan hadas besar seperti haid, nifas dan bersetubuh yang mengharuskan mandi besar untuk menghilangkan najis tersebut.
Maka dari itu, ketika seseorang yang sedang bertaubat dari kemaksiatan sudah seharusnya untuk bersuci dengan mandi. Sebagaimana yang terkadung dalam Alquran dan Sunnah di atas. Akan tetapi, Imam Majdi menggaris bawahi bahwa ketika seseorang bertaubat yang paling diutamakan adalah kebersihan hatinya, artinya seseorag tersebut berjanji kepada dirinya sendiri dan kepada Allah untuk benar-benar menyesali kemaksiatan yang telah diperbuat. Ketika seseorang yang belum bersih hatinya, menutup kemungkinan untuk bertaubat.
1 Comment