Ikuti Kami

Diari

Tapak Tilas Jejak Mahaguru Ulama Nusantara di Kakap Darat (Eps. 6)

Ulama Nusantara ; Kiai Sholeh Darat
Ulama Nusantara

BincangMuslimah.Com – Busway yang kunaiki melaju menuju ke Ngaliyan. Hari ini dan malam nanti aku akan menginap di sini, di kosan temanku. Hari ini akhirnya agendaku berubah menjadi reuni dengan teman-teman MA. Esok hari mungkin baru akan kumulai lagi tapak tilas ke Kakap Darat.

Keesokan harinya, tepatnya Jumat pagi, hujan deras mengguyur Semarang. Aku gelisah karena hujan tak kunjung reda hingga waktu Salat Jumat tiba. Perjalananku harus segera diselesaikan sebelum aku pulang.

Alhamdulillah, usai Salat Jumat hujan mulai reda. Setelah salat, temanku mengantarku ke halte UIN Walisongo. Dari situ, aku melanjutkan perjalanan dengan busway menuju Kakap. Di perjalanan aku tertidur dan baru bangun saat petugas busway membangunkanku dan mengatakan bahwa busway sudah sampai di halte terakhir; Semarang Tawang.

Aku kaget bercampur malu dan segera turun dari busway. Lalu aku memesan gojek untuk pergi ke Kakap Darat. Tak lama kemudian gojek pun datang. Kami melewati gang-gang perumahan yang beberapa jalannya digenangi air hujan.

Tiba-tiba aku merasa tak asing dengan jalan dan gang-gang yang kami lewati. Aku coba mengingat-ingat dan akhirnya aku mengingat sesuatu dan membatin bahwa tempo hari aku dan Rahmi sempat kesasar kesini.

Setelah menanyai beberapa orang letak Masjid Kiai Sholeh Darat, akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Haturnuhun kuucapkan untuk bapak gojek yang sedia mengantarkan.

Aku masuk ke area Masjid Kiai Sholeh Darat. Masjid ini tampak sederhana, layaknya masjid desa pada umumnya. Di sekitar masjid adalah kompleks dzurriyah beliau. Aku segera menanyai orang-orang yang tengah duduk di depan masjid untuk menunjukkan rumah dzurriyah beliau yang bisa disowani.

Setelah diberitahu, aku segera menuju rumah yang ditunjuk. Setelah uluk salam, dari dalam terdengar jawaban dan tak lama seorang ibu keluar dan mempersilakanku masuk. Beliau menanyai keperluanku. Setelah kujelaskan maksud kedatanganku, beliau masuk ke dalam.

Baca Juga:  Cara Taubat yang Benar Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani

Kemudian seorang bapak paruh baya keluar menemuiku. Aku kembali menjelaskan maksud kedatanganku kepada beliau. Setelah paham dengan apa yang kuperlukan beliau memintaku untuk menemui takmir Masjid Kiai Sholeh Darat. Bapak yang kumaksud tadi adalah Gus Lukman, cicit Kiai Sholeh Darat.

Aku pun pamit dan izin menemui takmir masjid yang dimaksud. Tak perlu berjalan jauh, aku pun sampai di rumah Pak Hasan Bashri, takmir masjid Kiai Sholeh Darat. Dari beliau, aku mendapat cukup banyak cerita tentang Kiai Sholeh Darat dan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan di Masjid Kiai Sholeh Darat.

Yang lebih menyenangkan aku juga berkesempatan melihat langsung manuskrip peninggalan Kiai Sholeh Darat yang sekarang disimpan oleh takmir masjid. Namun, perawatan terhadap manuskrip yang ada masih terbilang kurang dan tidak cukup memadai di mana naskah hanya disimpan dan dibungkus plastik saja.

Aku pun mengutarakan hajatku untuk mencari salah satu kitab beliau yang tidak aku dapatkan di toko buku Toha Putra. Beliau pun mengarahkanku untuk meminjam kitab tersebut ke Gus Lukman karena kitab yang biasa digunakan untuk pengajian pada malam Senin itu disimpan di masjid.

Aku pun kembali ke ndalem Gus Lukman. Tapi karena azan asar telah berkumandang, akupun memutuskan untuk salat terlebih dulu. Aku kembali menemui Gus Lukman dan menyampaikan apa yang tadi dikatakan oleh takmir masjid. Beliau pun menyuruh seseorang untuk mengambilkan kitab di lemari masjid.

Sembari menunggu kitab diambil, aku mengobrol sejenak dengan bapak-bapak yang tengah berkerumunan depan masjid. Salah satu bapak menunjukkan sebuah bangunan petak kecil yang ada di depan ndalem. Ya… itu adalah makam Kiai Sholeh Darat. Nah, dari sini akan sedikit membingungkan kenapa ada 2 makam Kiai Sholeh Darat.

Baca Juga:  Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Sebelumnya Pak Hasan juga menuturkan hal yang sama bahwa makam Kiai Sholeh Darat ada di dekat area masjid dan juga ada yang di Bergota yang tempo hari aku ziarahi. Untuk lebih jelasnya mungkin akan aku bahas di lain tempat hehe.

Kitab sudah datang dan aku menerima kitab tersebut dengan perasaan bungah bak menerima harta nan berharga. Aku pun meminta izin untuk berziarah dan membaca kitab tersebut di makam Kiai Sholeh Darat yang ada di depan ndalem.

Lembar demi lembar kubuka. Tiap kali membuka lembaran kitab tersebut rasanya ada ekstase yang tak mampu aku gambarkan. Aku seperti menemukan sesuatu yang sudah lama sekali aku cari. Binar-binar kebahagian dan kepuasan bisa aku rasai. Dengan mantap aku putuskan untuk memilih kitab ini sebagai menjadi objek kajianku.

Usai berziarah, aku menemui keluarga ndalem dan mengembalikan kitab yang kupinjam tadi. Aku memohon agar satu kitab bisa dilepaskan untukku. Tapi pihak ndalem keberatan karena kitab ini memang inventaris masjid dan dijadikan pegangan saat pengajian mingguan.

Bahkan mereka pun mengamini jika kitab ini sulit untuk dicari. Sebelumnya juga ada rombongan yang berniat membeli kitab yang sama. Namun ditolak dengan alasan yang sama. Akhirnya ada kecewa yang sedikit terasa. Tapi Gus Lukman memberi saran untuk mencarinya di daerah Kendal karena tempo hari rombongan tersebut juga mendapatkannya di sana.

Setelah mengobrol dengan keluarga ndalem khususnya istri Gus Lukman yang banyak berbagi cerita, aku pun pamit untuk pulang walaupun dengan berat hati karena tak mampu memboyong kitab tadi. Tak hanya itu, mengulik-ulik informasi dari Gus Lukman sendiri rasanya sangat alot sekali. Bahkan beliau memintaku untuk menanyai takmir masjid.

Baca Juga:  Apakah Ulama Hanya Dari Kaum Lelaki?

Istri beliau pun mengamini bahwa beliau memang cukup sulit untuk digali informasinya. Perlu menemukan celah yang pas. Tapi karena hari sudah semakin sore terpaksa aku harus pamit pulang walau dengan dahaga yang belum terlegakan.

Aku pulang dengan masih banyak mengantongi misteri dan pertanyaan yang masih banyak belum terjawab. Bagaimana lusa bukankah aku harus balik ke Jakarta? Ah… ini semakin mengusik pikiranku yang rasanya makin buntu.

Akhirnya saat petang datang aku baru naik angkot dari Terminal Penggaron melewati Demak dan baru sampai Gubug saat isya sudah lewat. Adapun malam ini biar kupikirkan bagaimana baiknya esok hari?

Bersambung….

 

Rekomendasi

Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura

Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

sikap rasulullah perempuan yahudi sikap rasulullah perempuan yahudi

Mengenal Nyai Hj Chamnah; Tokoh Sufi Perempuan Tarekat Tijaniyah

Hukum haul orang meninggal Hukum haul orang meninggal

Hukum Haul untuk Memperingati Orang yang Sudah Meninggal

Ditulis oleh

Tim Redaksi Bincang Muslimah. Penulis adalah alumnus Bahasa dan Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah dan Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Mengenal Dua Belas Nama Surah Al-Fatihah Mengenal Dua Belas Nama Surah Al-Fatihah

Mengenal Dua Belas Nama Surah Al-Fatihah

Kajian

Jasmin Akter: Atlet Kriket Muslimah dari Rohingya Jasmin Akter: Atlet Kriket Muslimah dari Rohingya

Jasmin Akter: Atlet Kriket Muslimah dari Rohingya

Muslimah Talk

Dua Syarat Penting saat Mengembalikan Harta Anak Yatim Dua Syarat Penting saat Mengembalikan Harta Anak Yatim

Dua Syarat Penting saat Mengembalikan Harta Anak Yatim

Kajian

Konsekuensi bagi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam Konsekuensi bagi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam

Konsekuensi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam

Kajian

Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan

Afra binti Ubayd: Ibu dari Para Pejuang Syariat Islam

Muslimah Talk

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Alasan Mengapa Kita Membela Palestina Alasan Mengapa Kita Membela Palestina

Alasan Mengapa Kita Membela Palestina

Muslimah Talk

Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain

Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain

Muslimah Talk

Trending

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Kritik Nabi kepada Laki-laki yang Suka Main Kasar pada Perempuan

Kajian

Zainab binti Khuzaimah Zainab binti Khuzaimah

Ummu Kultsum; Putri Rasulullah yang Diperistri Utsman bin Affan

Muslimah Talk

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Ibadah

Hukum Menalak Istri saat Mabuk Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Kajian

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Kajian

Beberapa Kesunahan 10 Muharram Beberapa Kesunahan 10 Muharram

Lima Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram

Ibadah

idul adha islam dunia idul adha islam dunia

Makna Idul Adha bagi Umat Islam Seluruh Dunia

Ibadah

Connect